Chapter 57

1.1K 203 15
                                    

Setelah berdebat beberapa kali 'Nagato' dan Ryosuke kembali ke perannya masing-masing.

"Ingat jangan bertindak sendiri tanpa aba-aba dariku. Identitas yang mereka ketahui tentangmu adalah boneka tanpa kesadaran yang di kendalikan. Jadi jangan bergerak tanpa sepengetahuanku atau kau akan ketahuan." 'Nagato' mengingatkan sambil mengganti pakaian rumah sakitnya.

Tanpa 'Nagato' sadari Ryosuke mengernyit pada bekas luka yang sebelumnya tidak ada saat mereka bersama. Dan kerutannya semakin dalam saat 'Nagato' berbalik tanpa sengaja memperlihatkan punggungnya.

Tubuh berkulit pucat itu memiliki bekas jahitan besar di sepanjang tulang belakangnya. Seperti kelabang besar yang tumbuh merasuk ke dalam daging.

Bulu mata Ryosuke bergetar membayangkan kejadian apa lagi yang dialami anak ini hingga menimbulkan bekas yang mengerikan.

"Apa mereka juga yang membuat ini?." Ryosuke mengangkat tangannya ingin menyentuh bekas mengerikan itu tapi tiba-tiba saja tertutup pakaian.

'Nagato' menoleh dan memperhatikan garis pandang Ryosuke. "Mereka mana yang kau maksud?. Hero? atau villain?. Jika yang kau khawatirkan adalah keadaan dia selama kau mati maka tidak perlu cemas."

'Nagato' menggunakan jaket merah khas miliknya. "Bekas luka ini, dia tidak mengalaminya. Tapi aku."

Senyum kecil menghiasi wajah pucat kecil itu. Perawatan All Might selama berbulan-bulan sebenarnya tidak sia-sia. Tubuh anak itu tidak lagi kurus kering. Wajahnya tajam tapi berisi terlihat normal. Meskipun kulitnya masih pucat dan tidak sebulat wajah anak-anak tapi membuat Nagato terlihat lebih dewasa.

Tidak seperti Nagato. Pemilik tubuh asli yaitu 'Nagato' sebenarnya adalah anak yang ceria, hiperaktif, berisik, dan mudah bahagia dengan hal-hal kecil. Ryosuke tidak perlu waktu lama untuk menyimpulkan sifat-sifat anak ini.

'Nagato' adalah kebalikan dari sifat Nagato. Benar-benar terlihat mirip dengan Ryosuke sendiri. Jika saja dia punya adik, apakah akan terlihat seperti 'Nagato'?.

Tapi dibalik keceriaannya, anak ini sebenarnya telah mengalami hal yang lebih buruk dari orang dewasa. Bekas-bekas luka itu adalah saksi dari kejadian-kejadian mengerikan yang pernah dialaminya. Tapi anak ini masih bisa tersenyum cerah memandang matahari. Seakan tidak pernah mengalami kesulitan apapun.

Hati siapapun akan sakit jika melihat tingkah ceria 'Nagato' setelah mengetahui kesulitan yang telah dialaminya.

Andai saja 'Nagato' terlahir di keluarga normal. Tidak, jika mereka berdua terlahir di keluarga yang normal.

Sebuah keinginan absurd merayap di otak Ryosuke yang sudah lama tidak dipakai. Dia ingin merawat anak ini. Melindunginya di bawah lengannya. Membelikannya mainan dan makanan yang dia sukai. Menyekolahkannya....

"'Nagato', jika saja dia memang tidak bisa kembali. Bisakah kau dan aku tinggal bersama. Berdua, bahu-membahu saling membantu."

Mendengar hal itu tiba-tiba saja 'Nagato' tertawa keras. Bahunya berguncang keras seakan apa yang dikatakan Ryosuke merupakan lelucon. Tapi sebenarnya juga tidak salah.

'Nagato' mengusap sudut matanya. "Apa aku terlihat menyedihkan?. Kau bahkan belum tahu cerita masa laluku. Ryosuke..., Kau sudah mati. Tidakkah kau ingat akan kenyataan ini?." Jari kecil yang panjang menunjuk dada Ryosuke tanpa hati.

"Kau bukan lagi milik dunia ini. Kau hanya menumpang disini." 'Nagato' menunjuk Ryosuke lagi dan lagi di setiap kalimatnya.

"Kau bisa melihat matahari lagi karena bantuan ku. Quirkku melawan hukum alam. Aku bisa membawamu kesini bukan tanpa resiko yang bisa aku tanggung. Jangan kira kau bisa bergerak bebas diatas bumi kemudian kau lupa jika pernah tinggal di alam bawah sebelumnya. Kau bilang ingin tinggal bersamaku jika dia tidak kembali?. Haha." 'Nagato' mengusap matanya sekali lagi.

Kesasar (MHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang