Chapter 31

2.8K 439 17
                                    

Nagato menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk latihan. Jika dia lelah maka Nagato akan bersantai diruang musik sambil melakukan hobinya atau bercengkrama dengan Recovery Girl di UKS.

Nezu dan para guru lainnya termasuk Aizawa-sensei maupun All Might sama sekali tidak mengusik Nagato.

Seperti itulah jadwal rutin Nagato selama satu minggu. Dia bahkan benar-benar tidak ingat lagi dengan insiden Hosu yang akan segera terjadi.

Di tempat lain, setiap para tokoh dunia ini melakukan hal yang sama seperti jalan cerita aslinya.

Bakugo mengalami masalah dengan Best Jeanist dalam memperbaiki karakternya yang keras.

Midoriya berusaha membiasakan dirinya untuk berlatih one for all di bawah bimbingan Grand Torino.

Dan Todoroki magang di bawah agensi ayahnya sendiri, Endeavor. Semenjak pertarungannya dengan Midoriya telah membuatnya sadar, jika terus menghindari Endeavor maupun bagian kirinya merupakan sikap yang sangat kekanak-kanakan.

Tapi teror Hero Killer masih berlangsung di Kota Hosu. Iida yang juga magang di Kota Hosu secara diam-diam terus berusaha menemukan villain  yang telah membuat kakaknya pensiun.

Berita tentang teror Hero Killer telah menyebar luas. Banyak hero yang mulai tertarik dan menuju Kota Hosu untuk menyelidiki kasus tersebut.

Sementara disisi lain, para villain juga telah mulai merencanakan masalah lagi.

Kurogiri telah pergi untuk menjemput Hero Killers karena Shigaraki menginginkan kerja sama dengan villain yang telah menyebarkan teror tersebut.

Sampai di sini jalan cerita masih belum memiliki perubahan. Tapi Nagato jelas tidak mengetahui semua ini.

....

"Kau pimpinannya?." Seorang pria dengan penampilan berantakan dan membawa pedang serta kain yang menutupi wajahnya. Orang yang akhir-akhir ini telah menyebarkan teror, Hero Killer.

"Kau bisa menyebutnya begitu, Hero Killer. Namaku Shigaraki Tomura, aku pemimpin League of villain." Shigaraki Tomura yang selama ini telah bersembunyi dan menyusun rencana baru, telah menampakan diri sekali lagi.

"Aku tidak menanyakan namamu. Apa maumu membawaku kesini?. Aku masih punya hal yang harus aku lakukan." Dengan dingin Hero Killer bertanya.

"Melakukan apa?. Berburu pahlawan lagi?." Shigaraki duduk di kursi bar. Dan Kurogiri menuangkan minuman keras dari botol untuk Hero Killer.

"Bisakah kau duduk sebentar?. Aku punya sesuatu untuk didiskusikan denganmu."

"Jika diskusi yang kau maksud itu untuk mengundangku masuk kelompokmu, aku tidak tertarik. Villain rendah seperti kelompokmu tidak lebih dari sampah masyarakat. Tidak ada bedanya dengan para Hero yang telah aku habisi. Lagipula komplotanmu tidak bisa disebut kelompok jika hanya ada kau dan dia." Hero Killer mengeluarkan pedangnya. Bilah besi tua memantulkan cahaya lampu yang redup.

"Aku sudah memperkirakannya, jika kau akan mengatakan itu. Tapi sayangnya aku membawamu kesini bukan untuk tujuan itu." Meskipun Hero Killer telah mengancam dengan pedang tapi Shigaraki maupun Kurogiri sama sekali tidak bergerak maupun panik. Mereka berdua masih tenang.

"Lalu apa maumu?." Hero Killer masih tidak menurunkan pedangnya.

"Aku hanya ingin titip pesan."

"... Pesan?." Hero Killer jelas tidak memahami maksud Shigaraki. "Apa hubungannya denganku?."

"Begini, aku yakin kau sudah melupakannya. Tapi sekitar beberapa hari yang lalu kau telah melukai seorang Hero, yaitu ingenium." Shigaraki melihat ekspresi Hero Killer yang kosong. Jelas pria itu tidak sekalipun mengingat salah satu korban yang telah dia serang.

Kesasar (MHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang