"Kacchan, bisa aku bertanya?." Pagi hari saat sebelum berangkat sekolah.
"Tidak."
Keesokan harinya, "Kacchan, aku hanya ingin bertanya,"
"Tidak."
Pagi selanjutnya. "Kacchan,"
"Tidak."
Hari berikutnya. "Kacchan pagi, aku ingin-"
"Tidak."
Anak-anak 1A mulai memperhatikan ritual pagi Midoriya untuk terus menyapa Bakugo dengan pertanyaan. Dan yang unik adalah Bakugo masih tetap bersabar selama berhari-hari tanpa membuat satu ledakan pun.
"Kacchan kau bahkan belum mendengar pertanyaanku." Midoriya mengikuti Bakugo dari keluar kamar hingga pintu lift.
"Bisakah ini ditulis sebagai rekor?." Sero, Koda, Ojiro, serta Tokoyami duduk satu meja saat sarapan.
"Mn, aku belum mendengar satu ledakan pun." Tokoyami memakan salad.
"Bakugo memang terasa berubah sejak 'insiden' kemarin." Ojiro menyela.
"Hm." Keempat orang di meja itu mengangguk secara bersamaan. Tak lama setelah itu terdengar suara klik kecil.
"A-aku pikir tidak lama lagi kesabaran Bakugo akan habis." Koda dengan gugup menunjuk meja dimana Bakugo yang sedang sarapan. Sumpit sekali pakai di tangan Bakugo patah di tengah jalan saat akan di belah.
Kirishima dan Midoriya yang berada di meja yang sama dengan Bakugo langsung berdiri dengan takut. "Ah, Um. Itu Kacchan, sumpitmu rusak."
Tidak perlu seseorang untuk memberitahunya jika sumpit di tangannya rusak karena dia sendiri yang telah merusaknya.
Bakugo mengangkat matanya tajam pada Midoriya yang tiba-tiba berkeringat dingin.
Midoriya tersenyum kaku saat mengutarakan pertanyaannya. "I-itu, sebenarnya aku hanya ingin bertanya tentang keadaan Nagato-kun. Kau tahu, jika kita tidak pernah mendengar kabarnya semenjak camp musim panas. Aku mencoba bertanya dengan yang lain tapi mereka juga tidak mendapat berita apapun."
Bakugo merupakan satu-satunya orang yang tidak berhasil di selamatkan saat camp musim panas. Jika menggunakan logika normal, seharusnya Bakugo akan menjawab tidak tahu pada pertanyaan itu.
Tidak sedikit murid yang masih sadar saat penyelamatan dam mereka melihat Nagato di bawa ke rumah sakit pusat Tokyo dengan pengawalan polisi. Dengan identitas Nagato saat itu yang masih dalam tahap pengawasan, tidak sedikit yang berpikir jika itu hal wajar.
Meskipun tingkat cedera Nagato saat itu juga cukup parah. Tapi membawanya langsung ke Tokyo sebelum pertolongan pertama di rumah sakit terdekat akan beresiko pada cederanya. Dan terlebih lagi, berita beberapa hari yang lalu. Rumah sakit pusat Tokyo yang dihancurkan secara tiba-tiba tapi tidak memakan korban jiwa. Itu sehari sebelum mereka menjalankan rencana nekat untuk menemukan Bakugo.
Midoriya hanya khawatir jika berita itu sebenarnya berhubungan dengan Nagato yang mungkin saat itu sedang di rawat disana.
Jawaban Bakugo adalah tolak ukur benar tidaknya intuisi yang dipikirkan Midoriya sejak beberapa hari belakangan ini.
Tidak banyak orang yang mengerti mengapa Midoriya bertanya pada Bakugo, padahal Aizawa-sensei telah menjelaskannya kemarin. Tapi tidak sedikit orang yang diam-diam mendengarkan jawaban apa yang akan di katakan Bakugo.
Bakugo menatap Midoriya selama dua detik sebelum mengambil sumpit baru. "Aku memang pernah bertemu dengan bocah itu."
Jawaban Bakugo membuat mata banyak orang yang mendengarnya melebar. Terutama Midoriya yang berada di depannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kesasar (MHA)
Hayran KurguSeorang dari dunia nyata masuk ke dalam serial anime boku no hero academia. Wat de hel?! terdengar klise tapi begitulah kejadiannya. Terbangun dalam tubuh seorang anak kecil di dunia yang penuh dengan hero membuatnya terdiam. Hanya satu kata yang...