Jihyo memakai hoodie berwarna pink miliknya, wanita itu tak mau repot berdandan hanya untuk membuat Jungkook terkesan.
"Akan lebih mengerikan kalau aku memakai pakaian terbuka saat berkencan dengannya. Hmm, pas sekali! Sial, sudah jam segini."
Jihyo mempercepat langkahnya, dia hampir berlari menuju rumah Jungkook hingga dia melihat pria itu sudah berdiri di depan rumahnya untuk menunggu Jihyo.
"Serius? Apa kamu selalu begini kalau sedang berkencan?"
"Untuk apa aku berdandan? Lagi pula aku hanya dibayar untuk menjadi editor anda bukan teman kencan."
Jungkook segera memasukkan wanita itu ke dalam mobilnya, kali ini dia menuju sebuah salon dan untuk langganannya untuk membuat Jihyo tampil berbeda.
"Cantik," Jungkook bergumam
Jihyo kini terlihat berbeda dari tampilan sehari-harinya. Wanita yang biasanya berkacamata kini memakai lensa kontak, wajahnya yang kelihatan suram kini terlihat lebih merona dan hidup, jangan lupakan rambut Jihyo yang kini dipotong pendek menambah kesan segar pada tampilannya saat ini.
Baru saja Jihyo akan melontarkan protes, tiba-tiba ponsel Jungkook berbunyi. Raut wajah Jungkook berubah setelah menerima sebuah panggilan.
"Datanglah ke hotel tempat kita biasa bertemu!"
"Aku sedang sibuk hari ini," Jungkook berusaha menolak ajakan seorang wanita cantik yang dulu biasa menghangatkan tempat tidurnya.
"Aku ...."
"Aku lelah, kita sudahi saja permainan di antara kita," Jungkook menutup panggilan secara sepihak.
Jujur Jungkook lelah dan merasa dipermainkan oleh Eunseo, hampir seluruh hatinya dia berikan pada wanita itu tapi pada akhirnya wanita itu menghancurkan hatinya dan memutuskan untuk menikahi pria lain.
Jihyo hanya diam, seharian ini Jungkook tidak banyak bicara bahkan pria yang biasanya ceria dan jahil itu mendadak menjadi pria yang membosankan.
"Mau tahu kenapa aku mengajakmu berkencan?" Jungkook menjeda kalimatnya kemudian berkata,
"Aku hanya bisa menulis cerita romantis saat aku sedang bahagia. Aku biasa mengajak orang berkencan sebelum aku menulis ceritaku.""Mantan ya? Yang tadi menelponmu."
Jungkook menatap Jihyo lamat, entah bagaimana caranya wanita itu bisa tahu kalau...
"Setahuku wajah seorang pria akan berubah total saat orang yang menyakitinya dan masih dia cinta menghubunginya, apa aku salah?" Lanjut Jihyo
Jungkook masih diam, dia terlalu malas untuk menjawab, dan lagi wanita di sampingnya hanyalah wanita asing baginya bukan wanita yang dekat dengannya.
"Apa kamu biasa mencampuri masalah orang seperti ini?" Jungkook melontarkan sindiran saat merasa harus membuat batasan dengan Jihyo.
Jihyo mengeluarkan headset bluetooth miliknya dan memberikan salah satunya pada Jungkook.
"Apa maksudnya ini?" Jungkook mengangkat headset berwarna hitam di tangannya.
"Pakailah, aku tahu lagu yang enak untuk di dengar saat ini!"
Jungkook memakai headset milik Jihyo, lagu yang Jihyo putar membuat Jungkook tertawa. Entah kenapa wanita di jaman modern seperti Jihyo malah merekomendasikan lagu lama.
"Mau berdansa?" Jungkook mengulurkan tangannya ke arah Jihyo dan disambut begitu saja tanpa kata.
.
.
.
Malam itu Jihyo tidak langsung pulang, dia menerima ajakan Jungkook untuk minum bersama di rumah si pria. Jihyo yang mabuk mulai mengumpat di depan Jungkook, wanita itu juga tiba-tiba menari dan mempermalukan dirinya sebelum akhirnya dia tumbang.
Jihyo terbangun, tubuhnya terasa sedikit berat. Dia memutar posisi tubuhnya hingga akhirnya dia membulatkan kedua matanya saat melihat Jungkook tertidur di sampingnya tanpa atasan.
"Gila, apa yang aku lakukan?" Dia segera mengangkat selimut yang menutupi tubuh mereka kemudian bernapas lega.
Siang itu Jihyo menyiapkan sarapan untuk mereka berdua, dia memasak makanan paling sederhana, roti lapis.
Jungkook masih memegang kepalanya yang terasa sakit, dia berjalan dengan mata setengah tertutup menuju dapur.
"Selamat siang," Jihyo menyapa Jungkook yang baru saja duduk dan meletakkan kepalanya di atas meja.
"Kenapa kamu belum pulang?"
"Aku mau mengisi perutku dulu." Jawaban Jihyo sama persis dengan perkataan Eunseo beberapa tahun yang lalu.
Jungkook meletakkan kembali roti lapis yang baru saja dipegangnya, dia segera mendorong tubuh Jihyo keluar dari rumahnya. Kenangan tentang Eunseo hanya membuat dirinya goyah, apalagi saat pria itu mengingat kenangan lamanya saat wanita cantik itu masih menjadi kekasihnya.
"Jungkook-ssi, jangan lupa makan!" Teriak Jihyo sebelum akhirnya pergi.
Hari itu sama sekali tak ada notifikasi pesan masuk di ponsel Jungkook, berkali-kali dia menyalakan layar ponselnya namun berkali-kali juga dia tidak mendapatkan apa-apa. Tring! Mendadak sebuah notifikasi membuatnya hampir menjatuhkan ponselnya ke lantai.
Park Jihyo
Mau keluar bersamaku?
Jungkook tersenyum, itu sebelum dia tahu kemana Jihyo membawanya pergi. Jungkook mendudukkan dirinya karena lelah, dia benar-benar tidak menyangka kalau editor wanitanya itu mengajaknya melakukan kerja sosial di salah satu panti asuhan.
"Kenapa?" Jihyo bertanya tanpa rasa bersalah saat Jungkook menatapnya dengan tatapan marah.
"Aku sengaja mengajakmu karena tahu kamu menganggur di rumah, sekalian berolahraga," lanjutnya
Malam itu hujan turun sangat deras saat mereka akan pulang, bahkan ada berita di televisi kalau tanah longsor menutup jalan pulang mereka.
"Gara-gara kamu kita terjebak di sini!" Jungkook menatap keluar di mana suara hujan meredam suaranya.
"Apa kamu masih perlu adegan untuk di masukkan ke dalam novel?" Jihyo bertanya pada Jungkook yang enggan berbicara dengannya.
"Aku pernah mendengarkan cerita seorang pria yang menunggu istrinya yang sudah meninggal. Di malam hujan seperti ini, dia akan duduk di sofa sambil membayangkan istrinya duduk di sampingnya dan memeluknya," Jihyo menghentikan kata-katanya, dia mengambil napas panjang sebelum kembali melanjutkan,
"Cerita cinta tidak perlu adegan baru dalam ceritanya, dia hanya perlu adegan yang menggambarkan perasaan si penulisnya. Bahagia, sedih, jatuh cinta dan patah hati, semua perasaan itu yang akan menjadi bagian cerita itu asal kamu menulisnya dengan sepenuh hatimu."
"Sejak kapan kamu jadi sebijak ini?" Jungkook tersenyum menatap Jihyo, dia merasa lucu mendengar perkataan Jihyo yang seperti wanita paruh baya.
"Hya, aku kan memang ...."
"Mau tahu bagaimana adegan di awal ceritaku?" Potong Jungkook
Jungkook menggeser posisi duduknya, dia mendekati Jihyo, menyentuh tangan wanita itu lembut dan membuat Jihyo tertawa sebelum akhirnya sebuah ciuman membuat Jihyo terdiam.
Hujan... kadang membawa suasana tersendiri bagi dua orang yang merasa kesepian. Terkadang Hujan juga bisa mendekatkan perasaan dua orang yang tidak saling mengenal, melebur dalam keheningan dan dinginnya malam dalam satu kehangatan.
🤣 Ya ampun aku nulis apa ini. Malu woi malu🙈 ini gara2 ada yg suruh ngelanjut kan, mendadak jadi halu mode halus😅
KAMU SEDANG MEMBACA
Vhyokook Short Story
FanfictionKumpulan cerita pendek dengan main cast Jihyo, Jungkook, Taehyung.