Jungkook memeluk Jihyo didalam bathub besar miliknya, sekarang mereka sedang mandi bersama setelah melepaskan yang selama ini mereka tahan. Sementara itu di dalam kamar, Eunha tidak bisa memejamkan kedua matanya. Air matanya mulai jatuh, sesekali dia menutup mulutnya agar tangisnya tidak terdengar oleh Jungkook yang baru saja membuka pintu kamar mandi.
"Seminggu lagi aku akan kembali ke Jepang."
Jungkook berhenti mengunyah mie instan yang sudah dingin setelah mendengarkan kata-kata Jihyo. Kali ini dia mulai menatap Jihyo dengan pandangan yang lebih serius.
"Berhenti melihatku seperti itu! Aku sudah pernah bilang, 'kan kalau aku sudah bertunangan. Tidak mudah bagiku untuk melepaskan seseorang yang sudah aku sayang." Jihyo menatap Jungkook sambil menyembunyikan perasaannya rapat-rapat. "Berapa lama kamu mengenal Eunha? Aku penasaran bagaimana kalian bisa pacaran?" lanjutnya sambil menahan matanya yang mulai sedikit basah.
"Kamu yakin mau mendengarnya?" Jungkook berhenti bicara selama beberapa detik sebelum akhirnya melanjutkan kata-katanya. "Masih ingat pertengkaran terakhir kita? Saat itu aku sudah mengenalnya, dia sedang bermasalah dengan kekasihnya yang suka memukulinya. Malam itu dia menelponku, dia bilang dia sedang berada di rumah sakit. Saat itu kamu melihat nama kontaknya dan langsung marah saat aku akan meninggalkanmu di dirumahku sendirian. Tepat setahun kemudian aku berpacaran dengannya."
Sekarang Jihyo menatap Jungkook dalam-dalam. Sebuah pertanyaan mulai menganggu otaknya, bagaimana jika saat itu Jihyo kembali ke rumah Jungkook dan memeluknya? Akankah semuanya masih sama?
"Kamu kenapa? Habiskan mie mu, aku akan mengambilkan air minum untukmu." Jungkook mulai berdiri dari tempatnya dan meninggalkan Jihyo setelah menepuk pelan bahunya.
Jihyo menghembuskan napasnya panjang sebelum akhirnya melanjutkan mengunyah makanan di dalam mulutnya. Eunha segera menghapus air matanya saat mendengarkan samar percakapan Jihyo dan Jungkook di luar kamarnya.
"Ya sudah, tidurlah! Kamu pasti lelah ,'kan?" Jungkook mengusap kepala Jihyo lembut
"Hmm." Jihyo tersenyum sambil menatap Jungkook sebelum akhirnya dia menutup pintu kamarnya.
.
.
.Pagi datang, Eunha yang tidak bisa tidur nyenyak sudah terbangun lebih dulu. Jihyo membantunya menyiapkan sarapan untuk mereka makan bersama. Eunha menatap tajam kearah Jihyo sebelum akhirnya bertanya sambil menahan rasa marahnya.
"Semalam aku mencium bau makanan, apa kamu makan sesuatu saat tengah malam?"
"Maaf, kalau kebiasaanku membuatmu terganggu. Aku biasa makan tengah malam." Jihyo menjawab sambil memotong sayuran yang sedang dia tahan di atas balok pemotong.
"Apa kamu punya hubungan khusus dengan Jungkook sebelumnya?" Nada bicara Eunha mulai berubah.
"Aku ... maaf karena tidak mengatakan hal ini sebelumnya, ...."
Brak!! Eunha memukul meja dapur dengan kedua tangannya dan mulai menatap Jihyo dengan tatapan menantang.
"Pergi dari rumahku!" Eunha memotong perkataan Jihyo, entah kenapa dia merasa jijik dengan kata-kata yang akan keluar dari mulut Jihyo.
"Baiklah, aku rasa kamu sudah tahu siapa aku sebenarnya." Jihyo sengaja berhenti untuk menghela napas. "Asal kamu tahu saja, kami putus gara-gara kamu. Paling tidak sekarang kamu tahu 'kan bagaimana perasaanku dulu?"
Jihyo segera berjalan menjauh dari Eunha hingga tiba-tiba wanita itu melemparkan balok untuk memotong sayuran ke arah Jihyo. Jihyo memegang kepalanya dan kaget saat merasakan ada cairan yang membasahi kepalanya. Jungkook berlari ke arah Jihyo tepat sebelum Jihyo terjatuh.
"Apa yang kamu lakukan? Kamu sudah gila ya!" Jungkook langsung mengangkat tubuh Jihyo yang hampir hilang kesadaran.
"Hyo!" Panggilan Jungkook membuat Jihyo tersadar dari skenario liar yang berputar di otaknya.
"Aku ambil tasku dulu di dalam kamar." Jihyo buru-buru masuk.
Di dalam dapur, Eunha menghindar saat Jungkook akan menciumnya, tapi dia langsung menarik tubuh Jungkook mendekat dan mencium pria itu saat melihat Jihyo datang mendekat.
"Maaf, aku pergi duluan saja!" Jihyo menatap canggung ke arah keduanya sebelum akhirnya pergi meninggalkan mereka.
Dia menangis setelah duduk diatas bangku taman tidak jauh dari rumah Jungkook.
"Kamu ada hubungan apa dengannya?" Eunha menatap Jungkook penuh selidik.
"Siapa maksudmu?" tanya Jungkook memakan buah tomat di atas meja tanpa rasa bersalah saat Eunha menatapnya.
"Wanita bernama Jihyo itu?" Eunha berpura-pura melanjutkan kegiatannya sambil menahan air matanya yang terus mendesak keluar.
Setelah berpikir dengan kepala dingin, dia akhirnya memutuskan untuk memberikan pelajaran pada Jihyo. Dia sengaja memamerkan kemesraan hubungannya dengan Jungkook di hadapan Jihyo, dia ingin membuat Jihyo terluka sebelum mengusirnya.
"Dia, ...."
"Sudah berangkat saja, kamu bisa telat nanti!" Eunha mendorong tubuh Jungkook keluar dari rumah dan segera mengunci pintu rumah mereka saat dia tidak lagi kuat menahan tangisnya.
.
.
.Ponsel Jihyo berdering, dia langsung menghapus sisa air matanya begitu tahu kekasihnya yang menelponnya.
"Bagaimana liburanmu di Korea?" Senyuman di wajah Jaehyun langsung hilang begitu dia melihat mata bengkak Jihyo. "Kamu kenapa?" Pria itu kembali bertanya.
"Tidak apa, aku hanya ingin segera pulang ke Jepang." Jihyo menundukkan kepalanya untuk menghindari pandangan Jaehyun.
"Bukankah kamu tinggal memesan tiket pulang ke Jepang. Mau aku pesankan?"
"Aku akan menunggumu menjemputku." Lagi-lagi Jihyo menghindari tatapan Jaehyun.
"Kamu masih marah denganku?"
"Jae, apa kamu benar menyukaiku?"
"Tentu saja!" Jaehyun tersenyum manis di hadapan wanitanya.
"Apa kamu akan memaafkan aku kalau aku membuat kesalahan?"
Sekarang wajah Jaehyun mendadak serius, tatapan lembutnya kini berubah menjadi tatapan tajam.
"Aku ...." Jihyo berniat melanjutkan apa yang ingin dia katakan
"Hyo, aku sibuk!" Jaehyun langsung mematikan panggilannya secara sepihak.
Jihyo menatap ke arah langit yang mendadak gelap. Dia segera berlari untuk mencari tempat berlindung hingga dia menabrak seorang pria yang kini berdiri di hadapannya. Pria itu langsung memeluk erat tubuh Jihyo, Jihyo memberontak dan terus memukul pria itu hingga dia melihat siapa pria yang kini memeluknya.
"Maaf, aku selalu membuatmu sakit." Jihyo menatap Jungkook dan terdiam selama beberapa detik sebelum akhirnya dia menarik kemeja milik Jungkook dan menenggelamkan kepalanya pada tubuh Jungkook saat tangisnya mulai pecah.
Andai saja Jihyo bisa memutar kembali waktu yang dia lalui bersama Jungkook, andai saja dia tidak langsung pergi meninggalkan Korea saat hubungannya memburuk, andai saja Jihyo masih menjadi milik Jungkook ... Tapi semua sudah terlambat, tak ada lagi kata "kita" diantara mereka.
Jungkook menghapus air mata yang tersisa di pipi Jihyo, dia mengusap lembut kepala Jihyo bahkan menciumnya lembut. Saat ini dia benar-benar tidak ingin melepaskan Jungkook, hingga suara yang dia dengar membuat pelukannya melemah.
"Hyo, ...."
Jihyo langsung beralih memeluk kekasihnya. Sakit ... itulah yang Jungkook rasakan saat ini, apalagi saat dia melihat Jaehyun memeluk erat tubuh wanita yang hingga kini masih menguasai hatinya.
"Terima kasih sudah menjaga Jihyo ku." Jungkook hanya bisa tersenyum getir menatap punggung Jihyo yang kian menjauh.
"Aku masih merindukanmu." kata Jungkook lemah yang hingga kini masih berdiri pada tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vhyokook Short Story
FanfictionKumpulan cerita pendek dengan main cast Jihyo, Jungkook, Taehyung.