83. Hidden Game

1.9K 195 163
                                    

Bila kau terus pandangi langit tinggi di angkasa
Tak kan ada habisnya s'gala hasrat di dunia
Renungkan sejenak arti hadirmu di sini
Jangan pernah ingkari dirimu adalah wanita
Walaupun kadang diriku bertekuk lutut di hadapmu.
Hawa tercipta di dunia untuk menemani sang Adam
Begitu juga dirimu tercipta tuk temani aku
🎶Dua Sedjoli🎶

—————————————————————
UP next chapter = 200 VOTES buat chapter ini + 27.700 VOTES buat overall chapters.

-🖤🖤🖤-

"Kamu tau... kamu sisi perempuan, kan? Yang paling banyak rugi?" tanya Wifo hati-hati. "Cowok selalu bisa pergi meski udah ambil perawan ceweknya. Nggak ada bekasnya di kita dan kebanyakan cewek nggak permasalahin masa lalu cowok."

Ocean nyaris tersenyum sinis. Tahu sekali bejatnya laki-laki seperti apa. Dia juga tahu Wifo pun bisa punya pikiran sejahat itu. Tahu juga perempuan berada di posisi yang lemah. Sejak awal juga Ocean ber-potensi mengalami lebih banyak risiko ketimbang Wifo. Karena itulah dia akan sampaikan poinnya secara tepat.

Tapi, sebelum Ocean berbalik menghadap Wifo, Wifo sudah lebih dulu menambahkan cepat-cepat "Not that I want to leave you."

Ocean tersenyum, lalu melanjutkan makannya, sudah cukup tenang kalaupun Wifo bilang begitu hanya agar Ocean tidak bunuh diri lagi.

"It's just...." Wifo menghela napas berat.

Mengetahui rahasia besar itu tidak membuat Wifo tenang. Ocean sungguh yang memula. Sejak awal, Ocean yang membuat kesalahan. Tahu Ocean melakukan itu dengan sengaja membuat Wifo sebenarnya sangat marah, tapi dia tak bisa melampiaskan amarahnya saat Ocean sekarat. Ocean memilih waktu yang tepat untuk mengungkapkan itu sehingga mau tidak mau Wifo terpaksa menerima kenyataan.

"Don't you think it's a cheap move? Get into sex to trap me?

"You should thank me," kata Ocean santai. "Banyak malah cewek yang jebak cowoknya dengan hamil biar cowok itu nikahin dia. Yang aku lakuin, kan, keuntungan buat kamu. Kamu dapet enaknya juga. Ruginya malah di aku."

Wifo nyaris mendengus. "Well, it affects me in a way I don't want it," katanya, kesal setelah menyadari seks sialan itulah yang rupanya mengenalkannya pada perasaan asing dan kuat yang sulit dia kendalikan. Perasaan kompleks yang selalu bertabrakan dengan kepribadiannya dan menciptakan kekacauan dalam dirinya.

"Not affects. It attaches us," ralat Ocean. "Emotionally," tambahnya. "Lagian, ya, kalo bicara murahan..., yang kamu lakuin ke aku—ngancem pake porn video—emangnya nggak murahan?"

"Yea, tapi kita juga nggak harus sampe sejauh itu kalo kita nggak terlalu attached," kata Wifo sinis.

"I did want us to be this far, tho. Atau aku nggak akan pernah dapetin hati kamu sepenuhnya," tukas Ocean, tapi bahkan setelah berusaha menerima, Wifo masih merasa apa yang Ocean lakukan itu sangat licik.

"We were fine before that night," kata Wifo jengah. "Kenapa kamu mau ngerusak kita?"

"Kamu anggap aku sekadar tantangan dan penghibur pas suntuk doang, it was fine?"

"Well, I didn't have cruel intentions toward you," sahut Wifo jengkel, merasa kalah dan dipermainkan tanpa menyadari caranya menyepelekan Ocean di awal juga menjadi faktor yang membuat Ocean terdorong melakukan apa saja demi mempertahankan Wifo.

"Well, I sacrificed for you. Sometimes, we have to give first and take later, love first to be loved, sacrifice to save. Itu yang aku lakuin," kata Ocean.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Guilty PleasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang