2) Trowback :)

173 18 0
                                    

Bismillah punya pembaca tetap dan setia. Amin!

Vote dulu ayo pren biar nggak lupa. Dan ramaikan kolom komentarnya ya. Makasih 💚

💚💚💚

Saat ini Anna sedang berjalan santai di lantai tiga, hendak menaiki tangga menuju rooftop, usai pergi meninggalkan gedung gor yang tadi ia kunjungi.

Di perjalanan, tiba-tiba Anna mendengar suara jeritan yang terdengar cukup jelas di gendang telinganya. Matanya melirik ke kiri, dia melihat seorang gadis berambut coklat ikal tengah berdiri menjulang tinggi sambil menginjak salah satu punggung gadis yang berimpuh di lantai, gadis itu terlihat pasrah saja dan tidak melawan sama sekali.

Lagi-lagi Anna dibuat dejavu.

Anna mengalihkan pandanganya, ia memilih tak acuh dan kembali melanjutkan langkahnya menaiki tangga demi tangga dengan begitu gesit.

Saat sampai di ujung tangga. Anna melihat pintu besi terbuka, menampilkan sedikit pemandangan langit biru. Tanpa berpikir panjang gadis itu langsung masuk.

Saat baru masuk, angin-angin menyambutnya dengan menerbangkan helai-helai rambut Anna.

Mata Anna menangkap pemandangan gedung-gedung pencakar langit dan beberapa papan iklan serta sedikit gedung kecil yang berjejeran terlihat begitu kecil dari tempatnya berdiri.

Cuaca pagi ini begitu bagus, langit biru cerah tanpa mendung.

Gadis itu mengeluarkan sebatang rokok beserta pematiknya dari kantung rok pendeknya. Ia menyelipkan rokok ke bibirnya lalu menyalakan pematik dan membakar rokoknya hingga mengeluarkan asap tipis.

Anna mengambil rokoknya dengan dikaitkan pada jari tengah dan jari telunjuk layaknya orang merokok pada umumnya.

Mulut Anna menyesap ujung rokok hingga akhirnya keluarlah gumpalan asap yang nampak tebal, hampir menyerupai seperti awan yang menghiasi langit biru pagi ini.

Anna terbatuk karena tenggorokan terasa terganggu akibat asap dari rokok. Dia memandangi langit berhias gumpalan awan putih. Bumi mulai terasa hangat oleh teriknya sinar marahari yang mulai terbit, hal itu membuat Anna teringat tentang berapa bulan lepas setelah Parangga mengulurkan tangannya untuk membantu dirinya yang sedang dirundung kala itu.

Enam orang yang merundung beserta beberapa orang lain yang menonton ikut menyoraki mereka berdua. Anna yang ketakutan, hanya bisa menundukkan kepalanya dalam-dalam, dan berjalan mengikuti sang empunya sepatu putih lusuh yang bergerak di depannya.

Entah kemana laki-laki itu akan membawanya, yang jelas saat ini Anna benar-benar merasa malu. Gadis itu sedikit mendongakkan kepalanya sekilas, ia penasaran, karena sendari tadi Parangga hanya diam membisu.

Dia tidak membalas atau berbuat sesuatu kepada orang-orang yang masih menyorakinya. Entah alasannya apa, Anna tidak tahu.

Parangga terus saja melangkah sambil menuntun Anna pergi.

Anna tidak tahu kemana laki-laki itu akan membawanya. Anna memilih pasrah saja dan tetap mengekornya dari belakang. Meskipun sebenarnya ia merasa tidak enak karena telah merepotkannya, tetapi mau bagaimana lagi? Anna tidak punya pilihan lain.

Laki-laki itu membawa Anna pergi ke salah satu roftoop yang ditumbuhi rumput-rumput liar. Anna tahu jelas ini roftoop yang berada di atas perpustakaan .Karena mereka berdua, tadi sempat menaiki tangga yang letaknya dekat dengan perpustakaan.

Dilihatnya pemandangan yang terlihat begitu asing di matanya karena Anna sendiri tidak pernah sekali pun menginjakkan kaki di lantai roftoop manapun di sekolah ini. Bisa dibilang ini adalah kali pertama gadis itu menginjakkan kaki disini.

Parangga [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang