"Berani berbuat, berarti berani mendapat konsekuensinya."
**🌻🌻**
Di luar, cuaca sedang cerah hingga menimbulkan hawa panas yang membuat tubuh gerah. Saat sedang panas-panasnya pagi, menjelang siang ini. Darrel tengah duduk santai di salah satu kedai yang berada di pinggir jalan sambil menyeruput segarnya es kelapa muda yang baru saja ia pesan.
Pemuda berambut hitam rapi tersebut tersenyum tips, merasakan segarnya air kelapa yang mengalir di organ pencernaannya, sembari memperhatikan jalan yang terus di lewati oleh kendaraan yang lalu lalang.
"Kamu ini, bolos ya?" tebak Bapak-bapak penjual kelapa muda, menghampiri Darrel dan memberinya satu buah kelapa muda yang telah di buka.
"Iya," jawab Darrel apa adanya.
Bapak-bapak penjual kelapa muda, menggelengkan kepalannya tak habis pikir.
"Jaman sekarang anak muda demen banget bolos." Bapak-bapak itu kembali ke dalam kedai untuk melayani pembelinnya.
Jika kalian berpikir Darrel akan mengajak gelud Bapak-bapak itu, maka kalian salah. Pemuda berambut rapi itu justru diam tak menanggapi omongan Bapak-bapak tersebut.
Lagipula, untuk apa masalah sekecil ini harus dibesar-besarkan hingga saling baku hantam? Kan tidak lucu kalau diberitakan seorang Bapak-bapak diamuk oleh seorang pelajar gara-gara dikatai bolos. Toh Darrel juga tidak mau mengambil konsekuensinya, dia mana mau kembali ke sel tahanan yang penuh pidana.
"Rasanya bolos itu gimana, Rel?" seorang laki-laki berkemeja kotak-kotak yang tengah menunggu pesanan dibelakang, bertanya pada teman yang ia ajak.
Merasa seperti dirinya terpanggil, Darrel lantas menoleh.
"Ntah," jawab sang lawan bicara yang masih mengenakan helm berwarna kuning di kepalanya. "Gue 'kan belum pernah nyoba."
"Ini es klamudnya beneran nggak mau dikasih rasa?" Bapak-bapak penjual es kelapa muda, menatap raut wajah pembelinya secara bergantian.
"Nggak ah, fak. Nanti kalau ditambahin rasa takutnya malah bafer, saya kan nggak mau kalau nanti disuruh tanggung jawab," jawab laki-laki berhelm kuning yang membuat Bapak-bapak penjual es kelapa muda dibuat diam dan tak mengedipkan kelopak matanya selama beberapa saat.
Laki-laki berkemeja kotak-kotak, dengan segera menoyor kepala temannya yang masih ada helmnya."Tolol!"
"Hehe," cengir laki-laki berhelm tak berdosa. " Rasa original aja fak, makasih!"
Seusai mengambil es kelapa yang di pesan, kedua laki-laki random tersebut lantas masuk kedalam sebuah mobil berwarna putih yang terparkir di pinggir jalan.
Darrel yang sendari tadi memperhatikan, matanya terus mengekori pergerakan mobil putih tersebut, hingga mobil itu melintas tepat di depannya.
"Kendaraannya mobil, kok pakai helm?" cengo Darrel, tak habis pikir.
****
Di SMA Trisatya.
Setelah para warga kelas Xl IPS D belajar dikelas selama 30 menit, ulangan dadakan pun kembali terlaksana.
Ulangan kali ini adalah mapel biologi peminataan. Karena materi semester satu sudah tuntas, maka Bu Yani memutuskan untuk ulangan tanpa memberi tahu jauh-jauh hari. Beliau pikir karena setiap kali mengajar dan ditanya sudah paham atau belum, murid-murid kelas IPS D akan mengangguk, menjawab 'iya' ataupun diam, maka dapat disimpulkan kalau mereka tidak perlu waktu banyak untuk belajar.
Anna yang masih syok dengan kejadian tadi pagi di taman, hanya menatap malas pada lembar soal yang berjumlah sepuluh butir di atas meja.
Jujur saja, ia sangat malas dan belum siap untuk mengikuti ulangan. Sungguh, ulangan adalah mimpi buruk bagi Anna!
KAMU SEDANG MEMBACA
Parangga [√]
Teen Fiction[Part Lengkap] "Parang? Kenapa sih setiap kamu dibully, bukannya nangis kamu malah senyum?" Parangga terkekeh pelan. "Itu karena aku tidak ingin menunjukkan sisi lemahku kepada mereka." "Hm?" "Jadi begini, jangan pernah menunjukkan sisi lemahmu ke...