"Kak Iqqi?" panggi Anna memastikan.Laki-laki dengan tubuh tinggi, rambut hitam legam, berseragam rapi itu membalikkan badannya dengan segera.
Rizqi tersenyum lebar menjumpai Tara datang bersama dengan seorang gadis yang terlihat familiar di matanya.
"Siapa?" tanya Rizqi meminta penjelasan.
Tara tersenyum, menanggapi. "Fans lo."
Rizqi mengerjapkan matanya, sesaat ia memandangi gadis yang mengenakan seragam kusut di samping gadis bersurai coklat yang masih terlihat ceria seperti biasanya.
Raut muka Rizqi berubah ketika melihat pipi kiri gadis itu memerah dan terlihat bengkak. Laki-laki itu berlari kecil menghampirinya. "Pipi kamu kenapa?"
Anna sadar, ia langsung memegangi pipi kirinya sambil menggeleng kukuh. "Nggak papa kok, kak."
Rizqi tersenyum sekilas. "Bengkak gitu, nggak papa, apanya?"
Tangan Rizqi terulur, mengusak pelan puncak kepala Anna dengan lembut sebelum akhirnya, laki-laki itu berlari kecil mengambil botol tupperware yang tergeletak di sudut rooftop dan membawanya berlari kembali ke arah dua gadis itu.
Rizqi menghampiri Anna. Senyum laki-laki berambut hitam legam itu masih belum luntur dari bibirnya. Hati Anna menjadi tersayat melihat hal itu, karena senyuman milik Rizqi hampir mirip seperti milik Parang.
Rizqi membuka tutup botol berwarna ungu di tangannya lalu memberikannya pada Tara setelah menuang sedikit air pada telapak tangannya. Air itu Rizqi oleskan pada pipi kiri Anna secara perlahan.
"Ini air apa, kak?" tanya Anna penasaran. Ia merasakan sedikit dingin pada pipi kirinya.
Rizqi tersenyum kecil. "Air comberan." lalu laki-laki itu dan Tara terkekeh secara bersamaan melihat wajah Anna yang tiba-tiba saja memperlihatkan ekspresi terkejutnya. "Bercanda. Ini itu air ajaib yang bisa nyembuhin pipi kamu."
"Jangan percaya, An. Air itu udah ketempelan bibir Iqqi," tawa Tara melihat ke arah Rizqi.
"Hei, jangan salah. Itu malah jadi obat yang mujarap."
"Tapi tetep aja udah kena bibir lo," cibir Tara menentang Rizqi.
Rizqi mengangkat kedua bahunya merasa bodo amat. "Lo aja minum dari botol yang sama."
"Ish, tapi bibir gue nggak nempel leher botolnya tuh."
Rizqi merorasikan bola matanya malas. "Ya, tetep aja airnya udah kesentuh bibir gue."
Tara menyengir. "Oh iya ya, lupa hehe."
"Masih lupa udah muda, dasar!" kekeh Rizqi mencubit hidung Tara.
"Kebalik itu Bapak! Masih muda udah lupa," ujar Tara membenarkan.
"Jangan tarik hidung gue Iqqi, ntar lepas!" dumel Tara gemas dengan tingkah usil Rizqi.
"Nggak papa biar hidung lo mancung," kata Rizqi enteng, yang berhasil membuatnya mendapatkan tepukan pelan di sebelah kiri lengannya oleh Tara.
Melihat kedua pasangan yang digosipkan dekat ini, membuat hati Anna merasa menghangat. Mereka berdua terlihat menggemaskan saat bercanda dan tertawa bersama. Jika Anna boleh berpendapat, maka menurutnya Tara adalah orang yang sangat bahagia dan beruntung di dunia karena bisa dekat dengan laki-laki sebaik Rizqi. Selain dikenal ramah, serta multitalenta. Rizqi juga terkensl di kalanga orang-orang berkat aktingnya di satu film berjudul perjuangan. Dimana dalam perannya itu, Rizqi berhasil membuat para penontonnya terbawa suasana. Dan berkat film itulah, sekarang Rizqi menjadi salah satu aktor yang sedang naik daun akhir-akhir ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Parangga [√]
Teen Fiction[Part Lengkap] "Parang? Kenapa sih setiap kamu dibully, bukannya nangis kamu malah senyum?" Parangga terkekeh pelan. "Itu karena aku tidak ingin menunjukkan sisi lemahku kepada mereka." "Hm?" "Jadi begini, jangan pernah menunjukkan sisi lemahmu ke...