Tcit!
Ban mobil Darrel berhenti tepat di depan pagar rumah Anna. Seusai mendapat telpon yang katanya penting dari Arya. Darrel buru-buru menegguk air putih yang disuguhkan Valdo dan langsung mengajak Anna pulang.
Satu persatu kaki Anna keluar -menginjak aspal. Kemudian ia pun berdiri, menutup pintu mobil, dan berbalik ke belakang untuk melihat Darrel.
Namun, saat dirinya berbalik. Darrel sudah melajukan mobilnya, pergi meninggalkan kawasan komplek rumah.
Entah ada hal penting apa hingga membuat wajah pemuda itu terlihat tegang. Sepanjang perjalanan pulang, Darrel nekat ngebut dan tidak berbicara sepatah kata pun.
Anna mengembuskan napas pelan, menatap ke arah kiri jalan yang sudah tidak menampakkan mobil merah sport. Padahal dia sempat berniat ingin berterimakasih.
Kan tidak lucu, kalau nanti Darrel meminta balas budi lagi.
Memilih acuh. Anna mengangkat kedua pundaknya, kemudian berbalik badan, berjalan pergi menuju gerbang rumah.
Satpam rumahnya membukakan pintu gerbang. Anna lantas masuk, dan berjalan cepat menuju rumahnya untuk segera mandi. Ia takut ketahuan ibunya, saat berpenampilan seperti sekarang.
.
Darrel menepikan mobilnya di pinggir jalan. Kemudian ia keluar dari dalam mobil, lalu menekan tombol pengaman pada kuncinya, setelah itu ia pun memasukkannya ke dalam saku.
Dengan cepat, Darrel berlari kecil memasuki gang yang tidak bisa dijangkau oleh mobil.
Ia terus berlari. Beberapa kali dirinya pun sempat berbelok. Hingga akhirnya ia memelankan laju langkahnya saat sampai di perbatasan hutan.
Matanya teredar, memperhatikan pohon-pohon yang menjulang tinggi. Sampai pada akhirnya matanya berhenti dan fokus pada sebuah bangunan di sebelah kiri.
Bangunan dengan goresan piloks acak-acakan berbagai warna itu, langsung menyita perhatiannya.
Pelan tapi pasti, kakinya pun terseret untuk mendekati bangunan itu.
Sesampainya di sana, ia mendorong gagang pintunya ke belakang.
Ngett!
Pintu terbuka, cahaya putih dari lampu LED sedikit menusuk korneanya, hingga Darrel menyipitkan matanya.
"Setelah sekian lama. Akhirnya lo kembali juga, El."
Suara itu bergema, menyambut kedatangan Darrel yang memang diundang dan dinantikan.
Darrel mengedipkan matanya untuk mulai beradaptasi dengan pencahayaan di ruangan tersebut.
Dari radius 10 meter, mata Darrel menangkap sesosok Arya yang duduk santai di sofa dekat dua orang lainnya yang sangat familiar.
"Jadi. Kemana aja lo selama ini?" seorang pemuda berheandbed hitam di kepala -berbalik badan.
Darrel tidak menyahut. pandangannya fokus pada orang berhendbed tersebut yang mulai berjalan mendekat ke arahnya.
"Welcome back to black angel's " ucapnya sesampainya di depan Darrel.
"Jadi, ada hal penting apa yang mau lo omongin, Fer?" tanya Darrel tanpa basa-basi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Parangga [√]
Teen Fiction[Part Lengkap] "Parang? Kenapa sih setiap kamu dibully, bukannya nangis kamu malah senyum?" Parangga terkekeh pelan. "Itu karena aku tidak ingin menunjukkan sisi lemahku kepada mereka." "Hm?" "Jadi begini, jangan pernah menunjukkan sisi lemahmu ke...