78) Sirna :)

17 1 0
                                    

Duar!

Alhamdulillah update lagi, hehe

🌻💚🌻

Parangga hari ini sengaja datang ke sekolahan pagi-pagi sekali. Mengunjungi kantin, berharap tempat tersebut buka, karena dia ingin mengisi perutnya.

Syukurlah, kedai mie ayam Pak Tohir sudah buka, jadi ia hanya perlu menunggu berapa menit sampai makanan itu diantar untuknya.

Sejak kejadian kedoknya terbongkar, Erika tidak menghidangkan sarapan seperti biasanya. Bahkan, di meja makan, atau pun kulkas, tidak ada mie instan dan roti sebagai pengganti.

Parangga membuang napasnya lelah. Semoga saja amarah Mamanya bisa padam secepatnya.

"Ini mie ayamnya," ucap Pak Tohir meletakkan semangkuk mie yang masih mengepul mengeluarkan asap.

Parangga tersenyum tipis menerimanya. "Makasih, Pak."

Kini, pemuda berambut hitam rapi itu sibuk meracik mie ayamnya dengan bumbu pelengkap, seperti kecap, saus dan sambal ke dalam mangkok.

"Di sini lo ternyata." Arya datang, dan duduk di depan Parangga.

Parangga menegakkan pandangannya sekilas, sembari mengulas senyum tipis. "Sarapan," tawarnya, kembali sibuk mengaduk-aduk mie, agar tercampur rata.

Arya mengangguk sekali. "Gue udah sarapan."

Seusai kalimat singkat itu terucap. Sekarang, kedua orang itu sama-sama diam dengan urusannya masing-masing.

Sudah beberapa suap mie ayam masuk ke dalam mulut Parangga, hingga rasa pedas dari sambal yang ia tambahkan kian menusuk lidahnya.

Parangga lantas bangkit. Berjalan menghampiri frezer dan mengambil dua buah minuman dingin.

Tanpa mengucapkan apa-apa. Parangga menyodorkan susu kotak rasa vanila pada Arya.

Arya mengalihkan pandangannya dari ponsel. "Lo aja."

"Ambil. Ini susu kesukaan lo," ucap Parangga yang kemudian meletakkannya di depan meja Arya.

"Gue yang teh itu aja." Arya menunjuk teh botol yang dipegang Parangga dengan matanya.

Parangga duduk. "Lo kan sukanya susu."

"Emang lo nggak suka susu?"

Parangga menggeleng. "Gue alergi
lactobacillus."

Arya menatap intens, pergerakan Parangga yang kini sedang meneguk teh botol sampai jakunnya naik turun, hingga kembali menyantap mie ayamnya.

Mata Arya beralih fokus memandangi susu kotak berwarna biru di meja yang kemasannya berembun cukup lama.

Dahinya berkerut, berusaha berpikir keras untuk mengingat-ingat sesuatu.

Seperti ada yang aneh. Tapi apa? Arya jadi bingung sendiri sekarang.

🌻💚🌻

Dada Anna naik turun, napasnya memburu dan tangannya perlahan-lahan mulai mengepal kuat. Gadis berambut hitam lurus itu, kini sedang mematung di koridor kelas dengan tatapan cemburu fokus ke depan.

Parangga [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang