"Demi kamu aku rela kehilangan jati diriku. Aku memang bukan 'dia' tapi aku akan berusaha menjadi dia."
🌼🌻🌻🌻🌼
Wah sejarah baru untuk orang mageran seperti saya hahahah. HARI INI PARANGGA UDAH SAMPAI BAB 50 WOY 😭 oke mungkin berlebihan tapi ini pencapaian terbesar aku sepanjang nyoba jadi author, dulu nulis stuck sampai BAB 29 doang pdhl update setiap hari.
Hahah sekarang malah jadi mageran.
Dahlah, happy reading 💚
🌷🌷🌷🌷🌷
"Jadi mulai besok, Ibuk mau kamu pakai semua yang udah ibuk beli ini, ya?"
Mata Anna memperhatikan satu persatu busanan yang terdiri dari celana dan jaket jeans ketat, jaket kulit dengan berbagai warna gelap, serta kaos oblong dengan berbagai sablon grafity. Astaga! Untuk apa coba ibunya menyuruh dirinya untuk memakai semua ini mulai besok?
"Emang besok ada acara apa yah B
uk? Kok aku harus pakai baju-baju modelan punck kayak gini?" tanya Anna mengusap lehernya.
"Nggak ada acara apa-apa kok sayang." Maya maju tiga langkah menghampiri putrinya, kemudian mengabil salah satu tangannya yang tertempel di leher, lalu menggenggamnya dengan erat. "Semenjak kamu beradaptasi di sini ibuk liat perubahan sikap dalam diri kamu An, ibuk nggak marah sama sekali kok, justru ibuk malah senang karena kamu melakukan itu agar tidak ditindas lagi."
"Jadi ibuk mau aku make baju-baju ini untuk menyesuaikan sama sifat aku yang sekarang?" tebak Anna yang langsung diangguki oleh Maya.
"Tapi.." Anna berbalik badan, kembali mengamati busana-busana aneh yang berjejeran di ranjangnya. "Aku nggak butuh semua ini buk."
"Terus kalau kamu nggak nyoba berubah, apa kamu mau terus-terusan ingat masa lalu kamu? Terutama Parangga?"
Mendengar kata terakhir yang diucapan oleh sang Ibu, Anna langsung menoleh dan menatapnya dengan takut.
"An? Kamu nggak boleh terus-terusan begini. Percayalah An, ibuk ngelakuin hal ini demi kebaikan kamu. Orang yang udah menyatu sama tanah nggak akan bisa kembali. Jadi mau kamu berharap sekeras apa pun, pada akhirnya semua itu akan sia-sia."
Anna menundukkan kepalanya, tak berani menatap netra ibunya. Gadis itu tau, dia memang harus melupakan 'sahabat' lamanya yang sudah berada di liang-lahat, tetapi kenapa keadaan harus memaksanya untuk tiba-tiba melupakannya? Padahal jujur saja, Anna masihlah belum siap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Parangga [√]
Teen Fiction[Part Lengkap] "Parang? Kenapa sih setiap kamu dibully, bukannya nangis kamu malah senyum?" Parangga terkekeh pelan. "Itu karena aku tidak ingin menunjukkan sisi lemahku kepada mereka." "Hm?" "Jadi begini, jangan pernah menunjukkan sisi lemahmu ke...