"Jangan pernah menunjukkan sisi lemahmu kepada musuhmu, karena itu hanya akan membuat musuhmu merasa senang karena telah berhasil menjatuhkanmu."
PARANGGA ALGUSAFA JAVINATAKA
🧡🤍🧡
Part ini akan membuat kalian senang, hingga kejang-kejang. Gtau jg si, coba baca aja 😅
🌻🌻🌻
Sepoi angin sedang, menerbangkan beberapa helai-helai rambut Anna yang mulai kering. Kini gadis itu sedang duduk bersebelahan di lantai beton rooftop bersama dengan Parangga.
Sudah sepuluh menit, mereka hanya duduk dan tidak membuka suara.
Parangga menoleh ke arah Anna. "Udah?"
Anna menoleh balik, lalu mengangguk pelan.
Kedua sudut bibir Parangga langsung terangkat ke atas, membentuk lengkungan. Tangan Parangga bergerak mengusap jejak air mata Anna.
"Kalau masih mau nangis, nggak papa nangis aja. Gue tunggu," tawar Parangga, merasakan Anna masih belum cukup tenang.
Anna menggeleng, menolak. "Masih sesak, tapi gue udah nggak mau nangis lagi."
"Kalau gitu, lo nikmati aja angin. Masalah cerita, bisa kita bicarakan nanti."
Parangga mengembalikan posisinya semula, menghadap lurus ke depan, kemudian menumpukan tubuhnya dengan kedua tangan yang menahannya.
Mata pemuda itu terpejam, rambutnya yang terlihat lebat tertiup-tiup angin.
Anna menatap wajah Parangga dari samping. Ia hampir tak percaya, hari ini dia bisa kembali menikmati angin, duduk bersama menikmati cuaca cerah di rooftop bersama Parangga.
"Parang," Panggil Anna ragu. "Lo suka angin?"
Parangga tak menyahut, ia masih asik memejamkan matanya.
Anna mengulum bibir, agak canggung dengan suasana ini.
"Iya, An."
Namun, jawaban itu membuat rasa canggung Anna mendadak sirna.
Parangga membuka kelopak matanya. Dia segera menepuk-nepuk kedua telapak tangannya untuk membersihkan pasir-pasir kecil yang menempel.
Parangga kembali menatap wajah Anna, kali ini dengan lekat. "Mau tau apa alasannya gue suka angin?"
Anna mengangguk sekali sebagai jawaban.
"Itu karena angin bisa buat gue jadi tenang, An."
Anna diam sebentar, mencoba mencerna setiap suku kata yang dilontarkan oleh Parangga.
Sejurus kemudian, gadis itu mengangguk-angguk paham. "Itu juga alasannya lo nyuruh gue nikmatin angin tadi?"
Parangga mengangguk, membenarkan ucapan Anna.
Anna mengembalikan posisi kepalanya menghadap ke depan. Ia sedikit mendongak ke atas, matanya menerawang langit biru cerah dengan hiasan gumpalan awan putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Parangga [√]
Teen Fiction[Part Lengkap] "Parang? Kenapa sih setiap kamu dibully, bukannya nangis kamu malah senyum?" Parangga terkekeh pelan. "Itu karena aku tidak ingin menunjukkan sisi lemahku kepada mereka." "Hm?" "Jadi begini, jangan pernah menunjukkan sisi lemahmu ke...