66) Persiapan Besok :)

16 4 1
                                    

Wasit berdiri di tengah-tengah antara dua regu tim yang akan bersiap menarik tali.

Anna membuang mukannya ke sembarang arah, untuk menghindari bertatapan langsung dengan Darrel.

"Lo jangan meleng anjir! Fokus ke depan," desak Davina menepuk bahu Anna dengan keras dari belakang.

Anna tersentak kaget. Sinar matahari saat pagi menjelang siang ini terasa menenyengat di kulit, ditambah harus menatap Darrel? Rasa panasnya semakin bertambah.

"Bersiap." Wasit memberi aba-aba, menatap kelompok kanan dan kiri secara bergantian.

Prit!

Seketika tarikan kuat membuat tubuh Anna maju. Untung saja dia bisa menyanggakan kakinya untuk menahannya agar tidak semakin maju.

Kedua belah tim saling menarik tambang ke belakang dengan susah payah.

Tetapi mereka tidak tahu bahwa Anna tidak terlalu menariknya dengan kuat. Situasi yang terjadi saat ini, sungguh tidak bisa membuat dirinya berkonsentrasi.

"Gue udah bilang fokus sudra! Fokus!" teriak Davina merasa jengkel dengan keleletan Anna. "Strong kek! Jangan letoy kayak banci!"

Anna mendesis sebal mendengar omelan Davina, yang terkesan sangat menyebalkan. "Iya sabar napa si, susah tau di depan," ujarnya beralasan.

"Alah alesan!"

"Lo coba yang di depan. Berisik mulu lo, kayak tau gimana rasanya di depan aja!"

"Eleh gitu doang ngamuk," cibir Davina pada Anna.

"Emang lo pikir gampang apa? Pindah sini!"

"Mana bisalah."

"Bisa."

"Nggak!"

"Lo ribet banget sih? Bis_" saat itu juga, saat belum sempat Anna menyelesaikan ucapannya, Davina langsung mendorong tubuh Anna hingga terdorong ke depan, dan membuat anggota regu dibelakangnya tertarik ke depan, hingga melewati garis.

Grep!

Anna membulatkan matanya lebar. Ia merasa seperti jatuh ke dalam pelukan seseorang. Aroma mentol yang menyeruak hidungnya semakin membuat keyakinannya menjadi kuat.

Tidak salah lagi, pasti dia sedang berada di pelukan Darrel. Mengingat pemuda itu berada di barisan paling depan.

Mampuslah Anna.

"Nanti siang ke rooftop ya? Aku mau ngasih tau sesuatu," lirih Darrel di dekat telinga Anna dengan nada lembut.

.

Sudah setengah pertandingan terselesaikan, dan bagi yang kelaparan pun pergi membeli jajanan untuk mengisi perut di kantin.

Sementara Anna sibuk meminta uang sebagai iyuran market day besok kepada teman-teman sekelasnya atas perintah dari Bu Marwa, wali kelasnya.

"Besok kita mau jualan apa?" Vera duduk diantara lingkaran orang-orang sekelas.

"Spageti gimana?"

"Eum, es kelapa muda aja, Ver?"

Valdo tiba-tiba menyerobot kerumunan sembari mengangkat tangan. "Cicak krez, cicak krez, Ver. Dijamin laku, dan berbeda dari yang lain."

Vera menatap tajam Valdo. "Terus lo yang nyari cicaknya?"

"Ya sekelaslah yang nyari, masa gue sendiri."

Parangga [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang