26) Rasa Penasaran :)

26 7 0
                                    


Surga dunia bagi para murid telah tiba. Pukul 10.30. Semua kelas telah mengeluarkan siswa-siswi yang kelaparan menuju tempat legendaris untuk mengisi perut, setelah lelah mengikuti jam pelajaran yang lumayan menguras banyak energi. Terutama kelas yang baru saja berolahraga.

Istirahat pertama, para murid dibebaskan untuk membeli makanan sesuai keinginan masing-masing dengan uang saku yang mereka bawa. Dan untuk istirahat kedua nanti, murid-murid SMA Trisatya akan diberi hidangan makan siang yang telah dimasak oleh juru masak yang dipekerjakan oleh pihak sekolah.

Bagi murid yang membayar uang makan, pasti akan mendapatkan jatah makan siang. Tetapi jika tidak membayar maka tidak akan diberi.

Di salah satu meja kantin yang tersedia terlihat 3 orang cowok tengah asik menyantap makanan yang dipesan masing-masing dengan hikmat. Siapa lagi kalau bukan Riko, Arya dan juga Valdo.

"Wih, keren juga rambut lo, Rik," puji Valdo berdecak kagum, melihat penampilan Riko.

Mendengar pujian ditujukan untuknya, Riko tersenyum miring. "Oh ya harus dong. Riko always cool."

"You don't always look cool, but you always look crazy," ledek Arya dengan muka datarnya.

"Anjing! Keren gini dibilang gila. Sirik bener lu!" cibir Riko pada Arya yang tengah menyantap mie setan di hadapannya.

Valdo terkekeh pelan melihat pertikaian kecil kedua temannya itu.

"Eh, gue boleh gabung kagak?" tanya salah seorang laki-laki yang datang menghampiri meja mereka.

"Silahkan," sahut Arya singkat.

"Thank you!"

"Eh bentar!" ucap Valdo menghentikan Fahmi yang hendak mendaratkan bokongnya di kursi. "Ntar nggak muat, anje!"

Fahmi mendesis pelan. "Pantat lo selebar apa, huh? Sampai-sampai kursi selebar ini lo bilang sempit?"

"Pelit bener lo!" decak Fahmi melanjutkan ucapannya.

Valdo memutar bola mata malas. "Bukan gitu maksud gue,oneng! Tapi masih ada Darrel."

"Iya Darrel nggak gede-gede amat! Ini_"

"Tinggal duduk aja, napa si?" sela Arya menampilkan wajah kesalnya. "Ael duduk ama gua."

Begitu Arya membuka suara, pertikaian antara Fahmi dan Valdo pun berakhir.

Keadaan hening kembali tercipta. Keempat cowok itu sibuk memakan-makanannya masing-masing, mereka sama sekali tak mempedulikan para fans Arya dan Riko yang berdominasi kaum hawa di sebrang sana tengah berteriak-teriak tidak jelas.

"Lo sebenarnya dari tadi mau nyapit apa, sih?" Fahmi menatap penasaran ke arah mangkok berukuran sedang di depan Valdo. Sendari tadi cowok itu memperhatikan Valdo yang terus saja menyumpit sesuatu dari dalam mangkuk, tetapi yang ia lihat hanya sedikit makanan yang menempel pada ujung benda kayu yang dipegang oleh teman satu sekolahnya itu.

"Bubur," jawab Valdo jujur.

Jawaban Valdo dihadiahi toyoran keras dari Riko. "Bego! Makan bubur tu pake sendok bukan sumpit!"

"Apaan yang pake sumpit?" tanya Darrel yang baru saja datang.

Darrel mengambil duduk di sebelah Arya, tangan kanan cowok itu memegang sebuah cup berukuran sedang lengkap dengan sedotan.

"Ini bubur,' jawab Fahmi mewakili. Ia mengedikkan dagunya ke arah Mangkok milik Valdo.

Darrel ber-oh paham. Sejurus kemudian matanya langsung melebar. "Kalau pake sedotan boleh?"

"Emang ada?" Riko melontarkan pertanyaan pada Darrel.

"Ada, ini gue." ujar Darrel, menujukkan cup yang ia pengang.

Parangga [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang