"Sekarang kembali ke kelas masing-masing!" titah sang guru konserling yang langsung membubarkan krumunan dalam hitungan detik.Davina dan para antek-anteknya terkejut. Masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Untung saja tadi mereka belum melakukan apa-apa pada Anna, jadi sekarang riwayat mereka masih aman-aman saja. Sial sekali, sekarang mereka akan sangat kesulitan untuk membully orang kaya baru itu.
💚💚💚
Dua jam pelajaran telah usai. Dan Anna masih terlelap di meja. Sendari tadi guru mapel ingin membangunkannya, tetapi dengan sigap Darrel mencegahnya dengan mengatakan bahwa Anna sedang sakit. Dia tahu, Anna pasti sangat kelelahan karena pesta kakaknya semalam.
Sttt!
Anna mendesis, memegangi kedua pipinya yang terasa sedingin es. Kedua matanya kontan terbuka begitu saja, dan rasa kantuknya pun langsung lenyap seketika.
"Lo ngapain disini? Ganggu aja!" grutu Anna memajukan bibirnya.
Darrel membawa 2 botol air mineral dingin di tangannya, dia meletakkan satu botol ke atas meja milik Anna. Sementara satunya lagi ia minum hingga tersisa setengah.
"Minum dulu." Darrel mengedikkan dagunya pada air mineral itu.
Karena tenggorokan Anna terasa kering, dia langsung menuruti perkataan Darrel tanpa berkompromi terlebih dahulu.
"Karena gue pindah kelas," ujar Darrel menjawab pertanyaan Anna dengan sangat santai. Kontan saja air dingin yang sedang diminum oleh Anna terasa menyengat di hidungnya.
Anna terbatuk. "Yang bener aja?! Kok bisa?"
Raut wajah Darrel tetap terlihat santai meski Anna berteriak. "Gue tukeran kelas sama si Zaki."
"Hah?"
"Abang lo datang ke sekolahan."
Anna menggerutu dalam hati. Sial sekali dirinya harus sekelas dengan kembaran Parang. Mengapa Tuhan harus mengujinya dengan ujian semacam ini? Belum juga menjalani, tapi Anna rasanya sudah ingin mengibarkan bendera putih untuk mengakhiri.
"Kenapa harus lo, sih?" tanya Anna tidak suka.
Darrel mengedikkan kedua bahunya. "Pak Herlambang yang milih."
Bukannya berlebihan, Anna tidak mensetujui keputusan dari Pak Herlambang. Hanya saja ia merasa risih jika Darrel selalu berada didekatnya. Pasalnya memori tentang Parang akan tiba-tiba melintas di benaknya.
"Jangan duduk di situ," ketus Anna tidak suka Darrel duduk di bangku sebrang kirinya.
"Lo nggak bisa ngatur gue," balas Darrel tak mau kalah.
Darrel tahu, Anna pasti masih menyimpan dendam terhadapnya, dan jika ia selalu pasrah saat mencoba memperbaiki keadaan, maka seterusnya Anna akan jutek pada dirinya. Kali ini Darrel akan mencoba mengubah caranya, dengan begitu, seiring berjalannya waktu dia akan menuai bagaimana perkembangannya. Jika ada kemajuan maka ia lanjutkan, dan jika malah semakin memperburuk, maka ia tinggalkan dan menggantinya dengan cara lain.
Anna berdecak sebal, kenapa akhir-akhir ini Darrel menjadi terkesan agak sedikit songong?
Gadis itu tidak akan menyerah begitu saja. Masih ada cara agar dia bisa mencapai tujuannya untuk mengusir Darrel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Parangga [√]
Fiksi Remaja[Part Lengkap] "Parang? Kenapa sih setiap kamu dibully, bukannya nangis kamu malah senyum?" Parangga terkekeh pelan. "Itu karena aku tidak ingin menunjukkan sisi lemahku kepada mereka." "Hm?" "Jadi begini, jangan pernah menunjukkan sisi lemahmu ke...