Apa nih judulnya begini. Hehe..🌻💚🌻
Tatapan maut antara Devan dan Darrel, menyita perhatian seluruh penghuni kelas, termasuk Bu Hargi.
"He! Kau berdua macam mana pulak malah tatap-tatapan. Kalau jatuh cinta, macam mana ha?" dumel Bu Hargi tidak suka melihat dua muridnya yang seperti akan berkelahi.
"Biarin aja Buk, toh si Darrel emang ngegay," sahut Valdo ngaco.
Darrel langsung melirik Valdo tajam.
"Diam kau Valdo! Atau mau ibuk hukum?"
Nyali Valdo seketika menciut. "Nggak Buk, makasih." kemudian, pemuda semangka itu pun memilih untuk mendaratkan bokongnya di bangkunya kembali.
Anna tidak acuh dengan keributan yang terjadi, ia jauh lebih memikirkan kondisi perutnya yang semakin sakit.
Gadis itu meringis kesakitan, sambil terus meremas perutnya, berharap sakitnya akan berkurang jika dia melakukan hal tersebut.
Mendengar ringisan Anna, Bu Hargi menjadi semakin cemas. "Salah satu dari kalian, cepat gendong Anna ke UKS! Janganlan malah tatapan terus!"
Baik Darrel maupun Devan, saling mendekati Anna. Di antara mereka tidak ada yang mau mengalah.
Lagi-lagi, tatapan mereka berdua beradu sengit saat masing-masing memegang tangan Anna yang dingin. Devan memegang satu tangan Anna yang berada di atas meja, sementara Darrel memegang satunya lagi yang berada di perut.
"Biar gue yang bawa Anna," ucap Darrel berusaha membuat Devan mengalah.
Sebelah alis Devan terangkat ke atas. "Lo siapa? Nyuruh-nyuruh gue?"
Bukannya mengalah, Devan malah memegang kedua bahu Anna bersiap untuk menyuruhnya berdiri. Namun, dengan cepat Darrel menampisnya dengan tidak suka.
"Kau berdua ini! Berantem teros! Devan, cepat kau bawak Anna ini pergi. Dan kau Darrel, cepat kau kembali ke tempat duduk kau," titah Bu Hargi muak.
"Kok ibuk malah nyuruh Devan, bukan saya?" protes Darrel tidak terima. "Ijinin saya yang bawa Anna buk."
"Kau ini kenapa memaksa sekali Darrel? Oh, kau mau cari-cari alasan biar bisa bolos lagi?"
"Saya nggak akan bolos."
"Terus, buat apa kau ngeyel begitu?"
"Karena saya pacar Anna, Buk."
Seketika, suara teriakan tidak percaya dari siswa-siswi di kelas terdengar. Jelas, Darrel berbohong supaya dirinya menang.
"Kau pikir aku ini percaya dengan omong kosong, kau itu?" Bu Hargi langsung mengalihkan pandangannya pada Devan. "Cepat Devan, kau bawa Anna ke UKS. kasian dia sudah kesakitan sekali."
Devan tersenyum kemenangan. Ia mulai kembali menyentuh bahu Anna. Tetapi, kembali dihalangi oleh Darrel.
"Darrel! Kau dengar tidak, apa yang ibuk cakap tadi?" tanya Bu Hargi semakin geram dengan sikap keras kepala muridnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Parangga [√]
Teen Fiction[Part Lengkap] "Parang? Kenapa sih setiap kamu dibully, bukannya nangis kamu malah senyum?" Parangga terkekeh pelan. "Itu karena aku tidak ingin menunjukkan sisi lemahku kepada mereka." "Hm?" "Jadi begini, jangan pernah menunjukkan sisi lemahmu ke...