75) Kesepian :)

17 2 0
                                    

"Membohongi diri, ternyata menyakitkan hati."

ANNA MISCHELLIANA

🌻💚🌻

Beribu-ribu debu terkumpul setelah sapu yang Anna pegang, menggiringnya ke tepi perbatasan pintu.

Rambut-rambut sapu itu membawanya jatuh ke dalam sorok. Anna menyeka butir-butir keringat yang ada di pelipis dengan punggung tangannya.

Kepala Anna menoleh ke kanan dan kiri melihat area sekitarnya yang sudah sepi. Tidak banyak orang yang lalu-lalang, hanya satu dua orang saja.

Tek!

Bunyi gagang sapu yang membentur lantai itu, mengalihkan atensi Anna seketika.

Alika dengan santainya, melenggang pergi meninggalkan kelas, setelah meletakkan sapu yang semula ia pegang ke sembarang tempat.

"Balikin ke tempat yang bener dong," protes Anna, namun tak dihiraukan oleh gadis berponi tipis itu.

Alika berjalan pergi, seolah tak mendengar suara Anna.

Tek!

Lagi, untuk yang kedua kalinya Anna langsung menoleh ke sumber bunyi dan menyaksikan hal sama yang dilakukan oleh Alika berapa detik yang lalu, dilakukan kembali oleh temannya yang lain.

"Jang_"

Tek!

Tek!

Tek!

Namun, belum sempat Anna menyelesaikan katanya, teman-temannya yang menemaninya piket hari ini, malah ikut-ikutan.

"Nitip," ujar salah seorang gadis memberi tahu, sekaligus mewakili yang lain.

Anna dibuat tidak bisa berkata-kata oleh kelakuan mereka.

Tidak menunggu jawaban dari Anna, mereka pun pergi, meninggalkan Anna seorang diri di halaman kelas.

Anna menatap hampa kepergian mereka dengan sedikit kekesalan. Bisa-bisanya mereka berbuat seenaknya begini. Menyebalkan!

Tapi mau bagaimana lagi? Sudah terjadi.

Anna mengembuskan napas gusar, ia berjongkok kemudian memunguti, satu persatu gagang sapu, lalu berdiri, kemudian meletakkannya pada tempat yang semestinya.

Sebelum keluar, mata Anna teredar melihat kondisi kelasnya yang sudah rapi dan bersih berkat kerja keras dia berserta temannya yang piket hari ini.

Kedua ujung bibir Anna tertarik, membentuk lengkungan. Ia mengembuskan napas lega, kemudian menutup pintu kelas dari luar.

Saat gadis itu baru dua kali melangkah, ia dibuat berhenti oleh getaran yang cukup terasa di saku jasnya.

Anna mengeluarkan ponselnya kemudian menggeser icon hijau, dan langsung mendekatkan telpon genggamnya itu ke telinga.

"Hallo sayang."

Parangga [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang