"Siapa juga yang mau nolongin lo?" ujar Darrel bertanya balik.Kali ini, ia tidak akan membantu Anna. Sebelum gadis itu melarangnya, dia bahkan tidak ada keinginan untuk menolong. Kan tidak lucu kalau Darrel harus membangunkan harimau betina saat sedang ada pesta ulang tahun begini.
Insiden kecil tersebut tentunya menyita perhatian para tamu yang hadir, namun tak seorang pun di antara mereka yang menolong Anna. Termasuk Darrel yang cuek-cuek saja dan berjalan melewatinya begitu saja.
Darrel berjalan ke arah Genta sambil menenteng plastik besar bersisi salak. Karena Anna tidak mau mendengarkannya tadi sore, sampailah Darrel berdiri di dalam rumah yang maha luas ini.
"Kado buat lo, selamat ulang tahun," ujar Darrel memberikan kantung plastik itu untuk Genta.
Anna tertegun. Ia lantas bangkit dan menetralkan ekspresinya seolah barusan tidak terjadi apa-apa, demi kehormatan keluarganya. Ulang tahun Genta rata-rata tamunya adalah teman-teman Ayah dan Ibunya yang tentu saja dari kalangan terhormat dan kaya raya. Bersikap elegan, menjaga atittude dan ramah adalah pesan dari Ibunya yang harus ia laksanakan.
"Itu gue yang beli," sinis Anna memberi tahu.
"Apaan ni?" bingung Genta bertanya pada Darrel.
Dengan muka sok datar, Darrel melipat kedua tangannya di depan dada. "Buka aja."
Genta pun menuruti ucapan Darrel. Ia membuka kantong plastik itu dan menemukan banyak sekali salak di dalamnya. Sontak, matanya langsung berbinar-binar.
"Makasih!" serunya kegirangan.
Anna mendesis. "Ish, itu gue yang beli tau. Kenapa lo ngaku-ngaku kado itu dari lo, sih?"
Darrel mengangkat sebelah alisnya. "Kan gue yang bayar."
"Ya udah, gue ganti."
"Gamau."
Anna mendesis sebal dan menatap tajam Darrel. Tangannya sangat gatal sekali ingin mencakar-cakar mukanya itu karena Anna benar-benar muak dengan tingkah Darrel yang sok cool malam ini. Ia juga kesal sebab Darrel merebut salak yang ia beli di pasar. Gara-gara cowok itu, Anna harus mendapatkan rasa nyeri di lututnya karena hukuman dari Genta.
"Udah-udah! Mending lo bawa ni salak ke dapur," perintah Genta mencoba melerai agar pertikaian di antara mereka berdua tidak kunjung membesar.
"Ck, iya-iya," decak Anna, merebut kasar plastik itu dari tangan Genta.
Sebelum pergi, Anna sempat menatap tajam pada Darrel seolah menyampaikan pesan tersirat "awas aja lo, gue bakal balas dendam atas semua ini!"
Anna pun membuang mukanya, lalu berbalik badan dan berjalan menuju ke arah dapur.
Di dapur. Anna yang baru saja ingin memasukkan salak ke dalam kulkas langsung mengurungkan niatnya karena dirinya dibuat berpikir setelah melihat salak-salak di dalam plastik.
Kalau dipikir-pikir jika dirinya tidak memberikan hadiah apa pun pada Genta maka dia akan merasa aneh, sekaligus merasa tidak enak kepada Genta. Tetapi, jika dia ingin memberikan kado, tidak ada banyak waktu untuk membelinya, dan juga membungkus kado tersebut.
Anna membuang napasnya pelan, otaknya mencoba berpikir keras, apa yang harus dilakukan dalam kondisi seperti ini? Sampai pada akhirnya ia menemukan sebuah ide cemerlang di benaknya.
"Bi Marni? Bisa minta tolong ambilin saya kertas kado sama lem kertas di kamar saya?"
Salah seorang asiseten rumah tangga Anna yang bernama Marni itu mengangguk dan pergi meninggalkan dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Parangga [√]
Teen Fiction[Part Lengkap] "Parang? Kenapa sih setiap kamu dibully, bukannya nangis kamu malah senyum?" Parangga terkekeh pelan. "Itu karena aku tidak ingin menunjukkan sisi lemahku kepada mereka." "Hm?" "Jadi begini, jangan pernah menunjukkan sisi lemahmu ke...