70) Pertunangan :)

21 5 0
                                    

Sampai part 70 masih belum kelar? Gila gila. Tanganku udah gatel pengen ngetik cerita baru.

🌻💚🌻

"Hidup emang aneh. Di satu sisi ada yang berusaha keras untuk berjuang hidup mati-matian, tapi di sisi lain juga ada yang menginginkan untuk mati."

.・゜゜・

"Eeh-eh! Jangan dibuang. Kamu sama aja bunuh diri, kalau ngebuang semua obat itu."

Darrel menoleh ke samping kirinya. Mendapati seorang gadis berpiama rumah sakit sedang menatapnya dengan sorot mata cemas.

"Duh, lemah jantung juga?" tanyanya yang membuat Darrel langsung mengangkat kedua alisnya ke atas.

"Kamu harus bersyukur masih diberi nikmat sisa hidup. Selagi, masih bisa napas, manfaatkan buat cari kebahagiaan." Mata gadis itu mulai berkaca-kaca. "Kamu nggak sayang sama diri kamu lagi?"

Darrel mengalihkan pandangannya seperti semula. Ia terdiam cukup lama untuk mengambil oksigen.

"Aku juga pengen hidup. Tapi, fungsi obat ini cuma menghabat doang." Pemuda itu mengembuskan napas berat.

Sang gadis berpiama rumah sakit itu mengulum bibir. "Walaupun cuma sebatas menghambat, tapi kamu tetap butuh itu dan belinya juga pakai uang hasil kerja keras."

Darrel kembali menolehkan kepalanya ke samping. Ia menatapnya dengan lekat untuk mendengarkan apa lagi yang akan gadis itu katakan selanjutnya.

"Kamu sadar nggak sih? Waktu kita sehat, kadang kita nggak sadar kalau kita dikasih kenikmatan yang cukup berharga?"

Darrel masih bergeming sembari menajamkan indera pendengarannya.

"Sampai, Tuhan ngasih penyakit supaya kita bisa ingat sama kesehatan kita dulu." Gadis itu tersenyum getir. "Emang, nggak semua orang bisa ngerasain sehat dari kecil. Tapi, Tuhan selalu punya alasan, supaya hambanya bisa bersyukur, dan salah satunya dengan cara ini."

"Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan kan?" Gadis itu menoleh pada Darrel, kemudian menghapus air matanya yang menempel di kedua sudut matanya.

"Kita adalah orang yang beruntung karena bisa ngerasain hikmahnya secara langsung. Mungkin, kalau kita nggak sakit, kita nggak akan tau gimana caranya mensyukuri hal-hal kecil sekali pun."

Gadis itu mengembuskan napas lelah, menahan rasa sesak yang menganjal di dada.

Sejurus kemudian, Darrel tertawa miris meresapi ucapan dari gadis berambut hitam sebahu di sampingnya.

"Kamu bener, kadang aku bingung sama diri sendiri yang kadang-kadang bersyukur dan kadang-kadang putus asa."

"Hidup juga aneh, di satu sisi ada yang berjuang hidup mati-matian dan di sisi lain, ada juga yang menginginkan untuk cepat mati." Darrel mengepalkan tangannya yang di dalamnya masih terdapat beberapa pil, kuat-kuat.

"Nyatanya harapan emang suka membingungkan. Terlalu berharap bisa kecewa, dan nggak berharap bisa putus asa pada akhirnya."

Sang gadis menengadahkan pandangannya ke bawah, melihat aktiftas orang-orang dengan senyum pedih masih melekat di bibir manisnya. "Pada intinya harapan itu penting, asal jangan berlebihan. Karena segala sesuatu yang berlebihan itu nggak baik."

Parangga [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang