ALHAMDULILLAH PREN, AKU UPDATE LAGI. YEAYTINGGALIN JEJAK DULU PREN BIAR NGGAK LUPA 😗💚
Happy Reading...
"Jika ingin melakukan sesuatu, setidaknya jangan sampai merugikan orang lain."
Revaldo.
-----------//----------
Angin malam yang begitu dingin membuat Anna terpelonjak merinding, ia menoleh dan baru menyadari kalau jendela kamarnya masih terbuka lebar.
Gara-gara sepucuk amplop berisi alamat yang ia buka, Anna jadi melupakan hal yang sebelumnya akan ia lakukan, yaitu mengelap kaca yang berembun.
Gadis berpiama putih bergambar hello kitty tersebut, meraih tisu yang terjatuh di lantai dengan cepat dan menaruhnya kembali di atas nakas. Ia berjalan menghampiri jendelanya yang masih terbuka sambil membawa kertas bertuliskan alamat di sebelah tangannya.
Ketika hendak menutup jendelanya kembali, sedikit percikan kecil air yang terbawa angin mendarat di area tangannya.
Kayaknya bakal hujan. Batin Anna, memfokuskan pandangannya pada langit hitam yang terlihat begitu suram.
Sebelah telapak tangan Anna terulur ke luar, ia merasakan angin dingin dan tetesan-tetesan air mengenai telapak tangannya.
Anna mengembuskan napasnya resah, sebelum akhirnya menutup jendela kamarnya rapat-rapat dengan tanpa mengelapnya terlebih dahulu, ia tetap membiarkan kacanya berembun dan langsung menutupinya dengan gorden.
"Di luar dingin dan bakalan hujan," cemas Anna menatap nanar kertas bertuliskan sebuah alamat di tangannya. "Kira-kira duit segepok gue bakal hangus nggak ya?"
**
Kurang lebih selama lima menit Anna telah selesai bersiap-siap dan mengganti pakaiannya dengan pakaian hangat.
Saat ini Anna sudah berada di lantai bawah, mencari-cari payung di dalam tempat payung dekat pintu utama.
"Ibuk?" panggil Anna tanpa mengalihkan pandangannya.
"Iya?" sahut Maya sekilas menoleh disela-sela kesibukannya mengelap piring. "Kenapa, An?"
"Liat payung transparan aku, nggak?
"Hah? Gimana?" teriak Maya meminta agar putrinya menjelaskan, karena Bi Marni-pembantunya, mengalirkan air keran untuk mencuci piring dengan volume cukup besar, sehingga ia tidak dapat mendengar ucapan Anna dengan jelas.
Gadis bersurai hitam bergelombang itu berjalan ke dapur menghampiri ibunya.
"Liat payung transparan aku, nggak?" ulang Anna, menanyakan.
Maya mengernyit bingung. "Payung transparan?"
"Iya."
"Eum." Maya menghentikan kegiatannya selama sesaat untuk berpikir. "Nggak liat, coba tempat payungnya kamu kasih tepung atau cat, sayang."
Payung dikasih tepung atau cat? Sekte apa ini sebenarnya, memang kedua benda tersebut bisa mengembalikan payung yang hilang?
"Ha? Tepung atau cat buat apa?" bingung Anna tak mengerti.
"Ya kata kamu kan payung kamu transparan, yang namanya transparan, setahu ibuk, kalau nggak kelihatan ya tembus pandang. Jadi gimana kamu bisa liat payung kamu kalau wujudnya aja transparan," jelas Maya dengan serius.
"Kalau dikasih tepung atau cat kan jadi kelihatan wujudnya," imbuhnya terlewat polos.
Please, tapi konsepnya tidak begini!
KAMU SEDANG MEMBACA
Parangga [√]
Teen Fiction[Part Lengkap] "Parang? Kenapa sih setiap kamu dibully, bukannya nangis kamu malah senyum?" Parangga terkekeh pelan. "Itu karena aku tidak ingin menunjukkan sisi lemahku kepada mereka." "Hm?" "Jadi begini, jangan pernah menunjukkan sisi lemahmu ke...