BAB 31 • Robert Tak Menyangka

289 47 21
                                    

Malam harinya, Evans memilih fokus menemani Flow yang sudah rebahan dan akan tidur. Evans memilih untuk tidak dulu mengurus pekerjaannya. Evans benar-benar merasa sangat bersalah pada flow karena kejadian itu yang sudah menimpa Flow.

Flow memejamkan matanya berusaha untuk segera tidur. Evans memeluk dan membelai rambut Flow. Namun, Flow seringkali masih bergerak dan tak kunjung tidur.

Evans : " Bee, kenapa?? Gak bisa tidur??".
Flow : " Iya nih Om, Bee belum bisa tidur".
Evans : " Bee laper lagi??".
Flow : " Enggak Om".
Evans : " Bee masih takut ya??".
Flow : " Bee ngeri Om, keinget jurangnya tadi, hiks".
Evans : " Rileks sayang, sekarang kan, kamu udah ada sama Om evans??".
Flow : " Bee masih aja keinget Om, trauma .. Hiks".
Evans : " Jangan diingat-ingat lagi ya Bee..??".
Flow : " Eh Om evans".
Evans : " Hemm???".
Flow : " Pasti kiranya Tante jahat itu, Bee udah mati kali ya??".
Evans : " Besok pagi, Okna bakal langsung ditahan Bee".
Flow : " Berarti, malam ini, Tante jahat itu masih bisa tidur nyenyak dikamarnya dong ya Om?? Hehe".
Evans : " Udah ya, gak usah bahas dia lagi?? Justru Om evans gedek, jengkel banget sama Okna, gak usah lagi bahas dia ya sayang??".
Flow : " Iya Om Evans, besok Bee ijinin sekolah ya Om?? Bee gak berangkat sekolah dulu ya Om??".
Evans : " Iya sayang.. Kamu harus banyak istirahat dulu".
Flow : " Iya Om evans".
Evans : " Dipejamin matanya ya sayang??".

Flow menganggukkan kepalanya. Flow kembali memejamkan matanya dan Ia terus memeluk Evans.

***

Pagi harinya setelah sarapan, Evans langsung kekantor polisi, karena Okna sudah dijemput dan ditahan disana. Orang tua Okna panik dan Beliau sempat menelepon Robert karena Beliau minta pertolongan. Tentu saja Robert terkejut karena belum tau detail apa permasalahannya yang menyeret Okna. Dan kenapa Evans tega melaporkan Okna, Wanita yang selama ini Robert tau adalah wanita kalem, anggun dan beretika.

Sampai disana, Robert bertemu dengan Evans dan Fernand. Fernand memang dihubungi oleh Evans untuk menjadi saksi disana. Okna tentu saja terkejut karena Fernand adalah orang yang membuatnya ketahuan dan menjadi harus berada di kantor polisi.

Evans sempat mengenalkan Fernand pada Robert. Evans hanya bicara, bahwa Fernand adalah orang yang membantu dan menolong Flow, tidak lebih dari itu.

Begitu tau permasalahannya, Tentu saja Robert terkejut bukan main. Robert pun murka pada Okna. Robert justru mau, Okna dihukum seberat-beratnya karena sudah berani hampir celakai Flow. Robert sedikitpun tak mau membantu dan tak mau tau, Robert justru malah mendukung Evans untuk memenjarakan Okna. Okna sendiri dia hanya bisa menangis dan menyesali perbuatannya. Bahkan berkali-kali Ia mencoba meminta maaf pada Robert juga Evans, Ia tak akan mengulangi perbuatannya itu lagi. Namun Robert tak mau memaafkan perbuatan Okna begitu saja, karena menurut Robert perbuatannya sungguh sudah keterlaluan. Bahkan jika tak ada Fernand waktu itu, sudah pasti Flow tak mungkin masih bisa hidup hingga sekarang.

Robert bersama Evans dan Fernand melangkah keluar menuju area parkiran mobil mereka karena ketiganya sudah berniat akan meninggalkan kantor polisi itu, karena memang urusan mereka sudah selesai.

Robert : " Vans, gimana keadaan Flow?? Aku jadi pengen ketemu dia".
Evans : " Masih harus banyak istirahat bang, Flow masih sedikit shock, dan ada trauma soal jurang yang Ia lihat".
Robert : " Gak nyangka aku!! Gilaaa... Okna ternyata wanita yang nekat dan gak pake otak kalo bertindak, tapi kenapa bisa Okna sebenci itu pada Flow Vans??".

Evans terdiam. Fernand melirik Evans.

Evans : " Ya seperti yang abang tau dan pernah katakan kan, karena aku sesayang itu sama Flow bang, dan.. Aku gak bisa terima Okna, ya begitu lah, mungkin Okna iri sama Flow karena Flow yang bisa deket banget sama aku bang".
Robert : " Bener-bener deh, Oh iya, Fernand ya?".
Fernand : " Iya Pak, saya Fernand".
Robert : " Nak Fernand, makasih banyak ya.. Untung ada nak Fernand.. Kalo gak ada , saya gak tau , gimana nasib anak saya Flow".
Fernand : " Sama-sama Pak Robert".
Evans : " Thanks juga ya Fer, Lo dah mau dateng jadi saksi".
Fernand : " Santai saja Vans, kapan lagi gue dibutuhin, gue akan usahain dateng".

My Uncle Evans Geraldo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang