70 • Devon dan Fernand Bertindak

137 38 14
                                    

Flow sudah berada didalam mobil yang dikemudikan oleh Fernand. Flow tak bisa menahan kesedihannya soal Jason. Mengingat Jason ada berniat baik dengan sungguh-sungguh membuatnya hampir goyah. Namun karena Ia tetap mengingat bahwa selama ingatan Jason belum ada kembali, selama itu Flow tetap tidak bisa merasakan kenyamanan seperti apa yang Ia harapkan pada Jason yang sesungguhnya.

" Flow??". Panggil Fernand pada Flow. Flow mengusap air matanya dengan cepat lalu Ia menoleh kearah Fernand.

" Kamu baik-baik saja kan??".

" Aku gak apa-apa kok Kak". Ucap Flow sambil berusaha tersenyum pada Fernand.

" Kalau udah yakin sama Evans, lanjutkan aja sama Evans Flow?? bukankah dia cinta pertamamu yang susah kamu lupakan kan??".

" Iya Kak, Flow udah niat kok, Flow akan tetap fokus sama Ko Evans, meski saat ini, Flow masih sayang sama Kak Jason, tetapi Flow juga udah mulai bisa perlahan menepis rasa sayang itu, dan fokus pada Ko Evans, apalagi Flow menyadari juga, bahwa Flow lebih membutuhkam Ko Evans yang selalu bisa membimbing dan juga mengerti Flow hingga sekarang ini".

Fernand tersenyum pada Flow dan mengusap kepala Flow sekilas. Kemudian Fernand kembali semakim fokus mengemudikan mobilmya. Tiba-tiba ponsel Fernand yang ada di dasbor tengah berbunyi.

" Mau aku bantu angkatin Kak??".

" Iya boleh Flow".

Flow meraih ponsel milik Fernand itu lalu melihat siapa nama dilayar itu yang sedang menelepon.

" Dari siapa Flow??"

" Kak Devon ini Kak".

" Oh, tolong pasangin headseatnya Flow ke ponselku".

" Baik Kak".

Flow melakukan perintah Fernand memasangkan headseat yang Ia tahu ada didasbor tengah didekat letak ponsel itu tadi. Setelah itu Flow mendekatkan headseat itu pada telinga Fernand, dan Fernand langsung meraihnya dan memasangkan sendiri di telinganya.

" Ya Dev??".

" Lagi dimana Lo".

" ini lagi dijalan, Abis makan sama Flow, ini Gue lagi nyetir, ada apaan??".

" Flow sama Lo??".

" He'em".

" Oh..".

" Kenapa??".

" Nand, gimana soal itu? gak jadi??".

" Yang mana??".

" Soal Lo mau tes dna Flow".

" Oh itu, Lo yakin bisa bantu Gue??".

" Apa sih yang Gue gak bisa buat Lo hmm??".

" Oke kalau gitu, kita lanjut bicara nanti ya, Gue ntar langsung hubungin Lo kalau udah ada waktu lenggang".

" Oke Nand".

" Thanks Dev".

" Sama-sama Bro!!?".

Telepon ditutup.

Devon meletakkam kembali ponselnya dimeja ruangan kerjanya. Devon terdiam sejenak. Ia sengaja mengingatkan itu karena kapan lalu memang Fernand sempat sudah membahas itu dengannya. Dan Devon sendiri, Ia mengingatkan kembali saat itu tentu bukan tanpa alasan. Devon yang merasa semakin jauh dengan Flow dan menyiksa hatinya membuatnya terus berfikir mencari cara untuk bisa kembali dekat dengan Flow atau bahkan bisa mendapatkan Flow. Meski sebenarnya Flow bukanlah tipe tipikal cewek yang Ia mau. Namun simap manja, ceroboh  lucu dan menggemaskan yang ada  pada diri Flow membuatnya lupa akan tipikal cewek idamannya begitu saja. Karena kini bisa dibilang Flow lah tipikal cewek yang Ia inginkan. Devon sempat ada terlintas fikiran jika Flow itu adalah Flow adik kandung Fernand. Devon sangat berharap itu terjadi. Karena dengan begitu, Devon bisa ada celah dan kesempatan untuk merebut Flow dari Evans dengan memanfaatkan perjanjian yang pernah dibuat oleh kedua orang tua nya yang bersahabatan dengan kedua orang tua Fernand. Janji itu adalah, jika Beliau menemukan anak perempuannya yang tak lain juga berna Flow itu, maka Beliau akan menjodohkan dan menikahkan anaknya itu dengan Devon anak sahabat terdekatnya jika diantara mereka memang menyetujui nya kelak.

My Uncle Evans Geraldo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang