Flow sudah siap dengan tampilan cassualnya. Ia memakai kemeja bewarna pink muda bermotif kalem dan celana jeans panjang. Rambutnya Ia gerai dan seperti biasa Ia memakai bandana warna senada dengan bajunya. Ia juga membawa tas slempang imutnya.
Evans pun sudah siap dan menunggu Flow diruang tengah dengan tampilan casualnya juga. Evans memakai kaos dan hoddie serta celana panjang jeans.
Flow : " Astagaa.. om evans ganteng bangett... Kalo pake tampilan casual gitu sumpah.. Mana ada yang tau sii kalo Om evans itu Om aku.. Halu semalem jadi pasangan Om evans boleh lhah ya?? Hihi".
Flow berkata dalam hatinya sambil menuruni anak tangga dan melihat kebawah kearah Evans.
Evans : " Cantik , imut, gemesin banget ni anak lama-lama".
Evans pun berkata dalam hatinya sambil melihat kearah Flow.
Evans : " Udah siap Bee??".
Flow : " Udah Om.. Yuk berangkat Om".
Evans : " Yuk??".Lagi-lagi Evans menggandeng tangan Flow.
Flow : " Om..".
Evans : " Hmm??".
Flow : " Ini.. Kayak mau nyebrang aja Om pake digandeng segala".
Evans : " Haha.. Maaf Bee .. Kebiasaan sejak kamu kecil dulu , kalo aku lagi sama kamu, suka gandeng kamu kemana-mana".Seketika raut muka Flow yang awal ceria menjadi berubah.
Flow : " Mamposss Lo Flow!!! Sadar... Udah.. Ketampar kan Lo.. Selama ini perlakuan Om evans cuma karena kebiasaan sejak Lo kecil selalu manjanin eLo, udah gak usah ngarep lagi.. Otak ayo kerja sama yok bisa yok".
Flow berkata dalam hatinya sambil melihat kearah lain dengan muka kesalnya. Seperti biasa saat udah didalam mobil, Evans akan memakaikan sabuk pengaman pada Flow, namun kali ini Flow menolaknya.
Evans : " Biar Om bantu Bee".
Flow : " Kalo ini Bee bisa kok Om, Om gak perlu lagi begitu ya... Bee memang manja Om, tapi tolong jangan anggap Bee masih anak kecil seperti dulu Om.. Bee udah gede".
Evans : " Kok Bee bicaranya gitu Bee?? Om evans gak ada...".
Flow : " Udah yuk Om jalan??".
Evans : " Iy.. Iyaa Bee".Evans melajukan mobilnya. Evans merasa aneh dengan kata-kata Flow barusan. Evans berfikir, seperti nya cara Evans salah pada Flow, Flow menjadi salah faham soal Evans menganggap dirinya sampai sekarang masih seperti anak kecil, dan mungkin itu karena Evans sempat bilang bahwa sikap evans itu terbawa karena kebiasaan sejak Flow masih kecil dulu. Padahal, itu hanyalah alasan Evans saja. Karena Evans tidak mungkin langsung jujur dengan apa niat dan rasa evans pada Flow. Apalagi Evans juga ingin mencoba untuk tidak menuruti terlalu jauh rasanya akhir-akhir ini karena Ia takut kelepasan dan kebablasan.
Sampai di Mall, Flow dan Evans turun dari mobil. Flow dan Evans berjalan masuk kedalam Mall. Evans menggandeng Flow. Flow akan menarik tangannya namun Evans menahannya.
Evans : " Kali ini biar gak ilang ya??".
Flow hanya diam tak menjawab ucapan Evans.
Flow : " Om..".
Evans : " ya??".
Flow : " Kelantai atas ya, Bee pengen beli accesories hp ini. Pengen beli SoftCase nya juga".
Evans : " Iya Cantik, yuk".Evans dan Flow naik ke escalator. Evans terlihat santai. Satu tangannya selalu menggenggam jemari Flow dan satu tangannya Ia masukkan kesaku celananya.
Sampai di toko accessories khusus, Flow melepas gengamannya dan langsung asik memilih accessoris-accessories yang Ia mau.
Setelah dapet beberapa, Flow langsung kekasir dan membayarnya.
" Totalnya 275.000 mbak".
Flow mengambil uang dari dompetnya, namun Evans sergap memberikan Card pada kasir itu".
KAMU SEDANG MEMBACA
My Uncle Evans Geraldo
Fiksi RemajaQueenbee Flowren Agranella William. Ia adalah Wanita bertubuh imut dan berparas cantik yang sangatlah beruntung karena begitu banyak yang sayang padanya. Flow mempunyai wajah blasteran kebule-bulean dan mempunyai lensa mata bewarna coklat kocak. Waj...