BAB 23 • Ceroboh

1K 66 79
                                    


🤫🤫🤫🤣
🔞🔞🔞🔞🔞
🔞🔞🔞🔞
🔞🔞🔞
🔞🔞
🔞

HAYOLO..
AWAS TRAPELING
MAAFIN AUTHOR OM EPAN
CUMA CERITA KOK HEHE😭🤦🏻‍♀🥺

Hari ini adalah hari Sabtu. Flow sudah siap dengan seragam dan tas sekolahnya. Ia turun kebawah untuk sarapan. Diruang makan, Evans sudah duduk terdiam menunggu Flow ikut makan bersamanya. Evans masih memakai kaos santai karena hari sabtu dan minggu, Jadwalnya tidak ada kekantor. Flow duduk mengambil sarapannya sendiri. Evans merebut piring Flow, berniat akan meladeni Flow seperti biasa, namun Flow menolaknya. Evans hanya bisa terdiam. Flow bergegas mengambil menu makanannya kemudian Ia memilih menikmatinya dalam diam. Evans sendiri hanya diam dan tak ikut serta sarapan. Ia hanya terus mengamati Flow yang sedang asik makan.

"Bee" panggil Evans.

Namun Flow tak menghiraukan Evans.

"Bee? kenapa gak respon panggilan dari Om Evans?"

Flow masih tak menggubrisnya.

"Bee sampai kapan mau diemin Om evans?? Marahnya mau sampai kapan?" suara Evan lagi
"Apaan sih Om" jawab Flow tanpa menoleh kearah Evan.
"Bee, lihatnya kesini? Kamu bicara sama siapa! kayak gitu?" balas evan lagi.
"Om, udah deh brenti ganggu aku kenapa sih?"
"Astaga Bee, jangan terus-terusan uji kesabaran Om Evan kenapa sih Bee?"
"Om udah deh, jangan bikin mood Bee ancur pagi-pagi begini?"
"Sebenarnya, selama Kita dekat ini, Bee anggap Om Evan apa?" tanya Evan lagi.

"Kok malah nanya ke Aku sih, harusnya kan yang pantes buat nanya kayak gitu itu Aku, sebenarnya selama ini, terutama setelah pernyataan Om Evan waktu itu, Om Evan anggapnya Aku itu apa! gimana sih, hih" gerutu Flow didalam hatinya.

"Bee?" panggil Evan lagi.

"Harusnya itu Bee yang nanya gitu ke Om Evan!? selama ini Om Evan anggap Bee itu apa! Om hanya anggap Bee bodoh kan! Om evans cuma anggap Bee itu keponakan yang bisa layani hasrat Om evan aja? Iya kan!?"
"Astagaaa Bee!" Bentak Evan.
"Apaaa!" Flow pun membalas bentakan itu dengan tegas.
"Astaga Bee! sebenarnya apa sih yang membuat Kamu menjadi Quenbee yang seperti gak Om Evan kenal!?"
"Tau ah!"
"Oke Bee oke? kalau memang sikap Om Evan ada yang berlebihan sama Kamu, kalau memang ada sikap Om Evan yang Kamu gak suka atau kurang berkenan dihati Kamu, Om Evan minta maaf? iya Om Evan memang salah gak bisa tahan hasrat Om Evan sama Kamu waktu itu, maaf Bee.. maaf?"
"Apa sih, kenapa malah bahasnya itu" gerutu Flow.
"Ya terus masalahnya apa Bee? Om Evan bingung? Om Evan ada lakuin kesalahan apa?"
"Hih kok malah nanya" gerutu Flow lagi.
"Bee? sayang? kalau memang Om Evan ada salah, ya kasih tahu Bee? jangan malah bersikap kayak gini?"

"Hih dasar buaya ya buaya aja, kiranya Aku gak tahu pasti, makanya bisa mengelak kayak gitu" gerutu Flow didalam hatinya.

"Bee? katakan Bee? jangan diem lagi? salah Ko Evan apa?" tanya Evan lagi.
"Om Evan punya kehidupan sendirikan diluar sana? jujur aja deh Om sama Bee? gak uuperlu ditutup-tutupin lagi"
"Maksudnya Bee apa? Om Evan punya kehidupan sendiri gimana Bee?"
"Ahh udahlah lupakan saja"
"Bee? Bee mau buat Om Evan nekat?"
"Hih apaan sih Om!?"
"Bee mau Om Evan datangi Papanya Bee dan bilang kalau Om mau milikin Bee? Om Evan mau seriusin Kamu,  Bee?"
"Brenti Om! jangan pernah bicara seperti itu lagi!"
"Bee? kenapa Bee? Bee berubah fikiran?"
"Udah deh Om! jangan pernah lagi bicara kaya gitu yang membuat Bee bisa melambung tinggi tapi akhirnya bakal terhempasin juga!"
"Bee, Om Evan gak ngerti? arah pembicaraan Kamu itu kemana?"
"Om Evan udah deh, Om Evan udah punya wanita Om sendiri dan itu bukan Bee, terus kenapa sih masih saja Om itu gombalin Bee kayak gitu? tujuannya apa? mau permainkan Bee? atau jadiin Bee sebagai pelampiasan hasrat Om Evan aja? iya!?"
"Astaga, Bee!?"
"Udahlah Bee udah selesai makan, Bee mau berangkat sekolah" gerutu Flow sambil bangkit dari duduknya. Evan ikut bangkit dari duduknya.

My Uncle Evans Geraldo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang