BAB 28 • Evans Ada Rasa Was-Was

360 45 72
                                    

Pagi hari, seperti biasa Flow makan bersama dengan Evans diruang makan. Flow mulai doyan makan sejak Ia ada konsumsi obat dari dokter dan mual nya pun tak sesering biasanya.

Evans : " Sayang??".
Flow : " Ya Om??".
Evans : " Mulai sekarang jangan bawa mobio sendiri ya??".
Flow : " Kok gitu Om??".
Evans : " Om khawatir sama kamu?? Kalo tiba-tiba dijalan kamu pusing gimana??".
Flow : " Tapi Bee pengen bawa mobip sendiri Om??".

Flow cemberut manja.

Evans : " Kalo udah keluar jurus manja nya, Om mah gak bisa apa-apa deh".
Flow : " Hihi..".
Evans : " Tapj janji ya sayang?? Kalo pusing atau ngerasa kurang sehat, langsung brenti dipinggir jalan, trus telp Om ya".
Flow : " Siaap Om evans".

Flow makan dengan lahapnya. Evans pun makan dengan terus melihat kearah Flow.

Evans : " Bee.. Bee.. , Om evans kenapa bisa sesayang ini sama kamu.. Kamu lucu, gemesin, cantik ... Om gak mau yang lain Bee.. Om cuma mau sama kamu..".

Evans berkata dalam hatinya sambil terus memandang Flow sambil senyum-senyum sendiri.

Evans : " Bee".
Flow : " Dalem??".
Evans : " Pulang sekolah nanti, Bee kekantor Om ya, sayang??".
Flow : " Emangnya kenapa Om??".
Evans : " Ya gpp.. Om kangen sama kamu sayang.. Temenin Om dikantor ya nanti??".
Flow : " oke deh Om".

***

Disekolah, saat istirahat, Flow yang biasanya suka kumpul dengan sahabatnya dikantin atau duduk bersama di taman sekolah, kini Ia lebih suka menyendiri dikelas sambil membaca novel.

Bryan ada datang dan mendekati Flow, duduk disebelah flow. Flow menoleh kearah Bryan.

Flow : " Ada apa Bry??".
Bryan : " Lo kenapa sii Flow?? Akhir-akhir ini aneh banget".
Flow : " Aneh kenapa?? Gak kok, gue biasa aja".
Bryan : " Lagi ada masalah ??".
Flow : " Gak ada kok".
Bryan : " Flow..".
Flow : " Hmm??".

Bryan menyentuh jemari tangan Flow. Namun spontan flow menariknya.

Bryan : " Flow.. Gue susah lupain Lo.. Gue harus gimana Flow??".

Flow terdiam.

Bryan : " Lo jadiin gue yang kedua pun gak masalah Flow.. Gue terima??".
Flow : " Maaf Bry.. Gue gak mau main-main sama perasaan".
Bryan : " gue tau flow, tapi gue terlanjur sayang sama Lo Flow??".
Flow : " Bry, percayalah.. Gue bukan cewek baik seperti yang Lo fikirin.. Jadi, lupain aja rasa Lo itu ya".
Bryan : " Flow, apa Lo tau?? Papa Lo dan Papa gue sepakat lho, jika kita pacaran??".
Flow : " Maaf Bry, tapi gue cuma sayang sama Om gue".
Bryan : " Apa Lo gak ada berfikir ulang Flow?? Umur kalian terpaut jauh lho, dan..".
Flow : " Sorry Bry, gue mau fokus baca novel".
Bryan : " iya maaf Flow, gue ganggu ya..".

Flow mulai fokus pada novelnya dan mengabaikan Bryan.

Bryan : " Gue keluar ya Flow".
Flow : " iya".

Bryan dengan raut muka sendu berjalan keluar meninggalkan Flow.

Jam pulang sekolah, Flow berjalan menuju ke mobilnya. Namun saat sudah akan sampai dimobilnya, tiba-tiba Flow merasa pusing dan matanya berkunang-kunang. Flow mencari pegangan, belum sempat Ia mendapatkannya, Flow oleng dan hampir terjatuh. Namun ada yang sergap menahannya. Orang itu mendekap Flow. Flow menoleh ke wajah orang itu.

" Flow?? Kamu kenapa?? Sakit??".

Flow : " Kak Fernand??".
Fernand : " Kamu pucet banget lho flow?? Kamu nyetir sendiri??".
Flow : " Iya kak..".
Fernand : " Aku antar kamu balik ya??".
Flow : " Gak usah kak.. Aku.. Biar aku telepon calon aku aja kak".
Fernand : " Biar aku anter kamu aja flow, aku bawain mobil kamu".
Flow : " Tapi kak??".
Fernand : " Kamu masuk kemobil ya, aku bantu, kunci mobilmu mana?? Mobilmu itu kan?? Soalnya aku liat itu ada nama kamu di plat nomornya, tapi aku temui sodara aku bentar ini ya".
Flow : " Iya kak, ini kunci mobilnya".

My Uncle Evans Geraldo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang