2 hari ini, Flow bersama Evans seringkali keluar berdua untuk mengurus pertunangan mereka juga sambil berjalan-jalan. Soal membahas pertunangan itu dengan Mama dan Papa Flow, Evans sudah sempat menemui abangnya itu di Perusahaan milik abangnya dan langsung ijin pada Beliau serta meminta pendapat. Tentu saja, Robert tak sedikitpun menentang itu, dan apapun keputusan Flow, Robert selalu mendukungnya yang terpenting itu hal yang positif dan terbaik untuk Flow.
Selama masih dirumah Evans, rumah itu kini semakin menjadi bewarna karena keasyikan antara Flow dan Evans membuat rumah lebih berasa hidup. Senyuman, tawa canda, serta kebahagiaan terukir diantara mereka dan menghiasi rumah itu. Bibi Art dan suaminya yang tak lain adalah bekerja sebagau security dirumah itu, ikut merasa sangat bahagia melihat itu. Mereka tak menyangka, perjalanan cinta mereka yang sempat kandas dan porak poranda bisa kembali dan malah membuat mereka semakin romantis dan harmonis. Flow juga mulai keluar sifaf manja nya pada Evans. Sikap nya sudah mulai kembali seperti saat dulu, sikap manja seorang keponakan sekaligus pasangan pada Om nya itu. Papa dan Mama Evans dan Robert yang sempat mendengar kembalinya hubungan mereka, sempat menyayangkan itu, dan Beliau sempat menghubungi Robert. Namun Robert sendiri hanya menjawab singkat dan simpel karena Beliau tak ingin memberi celah lagi pada Papa nya untuk bisa kembali mengusik hubungan anak angkatnya itu dengan adik kandungnya.
Jarak Pertunangan masih ada sekitar 2 bulan. Kini waktunya Flow kembali ke Kota Jogja dan kembali menjalani aktifitas sehari-harinya disana. Flow diantar oleh Evans mengendarai mobil milik Evans. Sampai disana, setelah menaruh barang bawaan Flow juga Evans, di apartementnya, Flow dan Evans kembali keluar untuk makan siang. Evans berniat menginap di apartement Flow selama tiga hari, tiga malam. Setelah itu, Evans harus berangkat ke surabaya.
Flow bersama dengan Evans kini berada disebuah restoran dan sedang makan berdua bersama.
" Ko Evans".
" Iya sayang??".
" Ko Evans berangkat ke Surabaya nya dari sini ya Ko??".
" Enggak sayang, nanti Ko Evans ke Semarang dulu, baru berangkat ke Surabaya".
" Naik Mobil Ko??".
" Iya sayang, kenapa Bee??".
" Kenapa enggak naik pesawat saja sih Ko??".
" Sayang, kan sama saja, lagipula kan mobilnya juga bisa buat mondar-mandir pas disana Bee".
" Ya kan Ko Evans bisa naik pesawat terus, Ko Evans bisa ada suruh sopir gitu buat bawa mobilnya kesana Ko??".
" Kenapa sih sayang emangnya?? kok Bee ngotot banget pengen Ko Evans ke Surabayanya gak naik mobil, hmm??".
Flow terdiam sejenak dan menunduk sambil memutar-mutar sendok diatas makanannya.
" Bee, sayang?? kenapa??".
" Ko, Bee takut??".
" Takut kenapa Bee??".
" Bee takut kejadian yang menimpa Kak Jason itu...".
" Sayang?? tidak semua bernasib sama kok?? Bee gak usah berfikiran yang tidak-tidak ya sayang??".
" Tapi Bee takut Ko?? Bee gak mau kehilangan Ko Evans lagi, Bee gak mau kehilangan lagi, orang yang Bee sayang juga sayang sama Bee??".
" Bee, percaya aja ya sayang, intinya... rencana Tuhan itu lebih Indah". Ucap Evans sambil menggenggam jemari Flow mencoba menenangkan Flow. Flow memandang sendu kearah Evans. Evans tersenyun dan itu pun akhirnya membuat Flow juga tersenyum.
Dibalik kebahagiaan Flow, Jason malah merasakan hatinya tak tentu dan merasa kesal saat mendengar bahwa Flow dan Evans tetap akan segera bertunangan. Telinganya semakin terasa panas, disaat Ia mendengar percakapan Sang Papa dengan Mama nya, soal Flow dan Evans kembali saling menerima dan mereka terlihat bahagia lagi seperti dulu. Ucapan dulu yang membuat Jason makin tak mengerti dan makin membuatnya penasaran soal kenyataan sang adiknya itu. Jason juga mulai perlahan menjauhi Yusnia karena Ia semakin merasa kejanggalan oleh sikap Yusnia yang selalu meracuni pikirannya. Jason perlahan sadar akan soal Yusnia itu, karena Ia terus mencoba mencerna ucapan Papa nya saat itu. Namun setiap harinya, tidak ada yang bisa dilakukan selain Ia terus giat bekerja sambil terus dihantui rasa penasaran dan pertanyaan yang ada dikepalanya soal masa lalu nya juga soal adiknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Uncle Evans Geraldo
Ficção AdolescenteQueenbee Flowren Agranella William. Ia adalah Wanita bertubuh imut dan berparas cantik yang sangatlah beruntung karena begitu banyak yang sayang padanya. Flow mempunyai wajah blasteran kebule-bulean dan mempunyai lensa mata bewarna coklat kocak. Waj...