BAB 49 • Merelakan meski Tak Ihklas

248 43 11
                                    

Beberapa hari setelah kejadian itu. Raharja sempat terus dirawat dirumah sakit itu, dan kondisi Beliau ada perkembangan dan membaik. Sementara, Evans tak bisa dulu melakukan apa-apa. Evans sering datang ke rumah sakit kumpul dengan lainnya dan hanya diam. Evans pun tak tinggal diam soal Flow. Evans mencoba membeli nomor baru dan kembali menghubungi Flow. Namun saat Flow tau itu nomor Evans, Flow langsung mematikan teleponnya dan kembali memblock nomor itu.

Flow sendiri merasa kacau, bahkan Ia berangkat sekolah selalu murung. Bryan dan para sahabat lainnya pun prihatin melihat keadaan Flow. Flow hanya selalu diam, terkadang Ia menangis dan terlihat matanya begitu bengkak san sembab karena terlaly sering menangis.

Bryan mencoba menghubungi Jason dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Jason pun memberitahukan pada Bryan secara singkat dan simple. Tak lupa, Jason juga memperingati Bryan untuk tidak mencari kesempatan untuk meraih Flow. Jason berkata seperti itu menggunakan cara dengan alasan, bahwa Flow juga sudah akan dijodohkan dengan seseorang namun bukan bryan.

Bryan tak ambil pusing ucapan jason soal perjodohan itu. Bryan hanya ingin fokus pada Flow, menghibur Flow. Bryan sebenarnya merasa iri, karena rasa sayang dan cinta Flow begitu besar pada Evans, sehingga Flow kacau begitu.

5 hari kemudian..
Raharja sudah pulang dan kembali beristirahat dirumah.

Flow menghampiri Jason yang sedang mengutak atik motor miliknya di halaman rumah.

Flow duduk dibangku sebelah Jason.

Jason : " Kenapa Bee?? Butuh sesuatu??".
Flow : " Kak Jason mau anterin Bee gak??".
Jason : " Kemana??".
Flow : " Kekantor Om evans".
Jason : " Mau ngapain lagi??".
Flow : " Bee cuma mau kembaliin kalung dan bicara dikit sama Om evans, biar Om evans bisa tenang jalani hidup barunya nanti sama Tante Cindy".

Jason terdiam.

Flow : " Bee gak akan goyah kak.. Bee faham kok.. Mungkin ini udah saatnya Bee bicara tatap muka sama Om evans biar semua segera clear juga kan?? Bee dan Om evans harus sama-sama melepaskan".
Jason : " Lo kuat???".
Flow : " Kalo Bee gak kuat, kan ada kak Jason??".
Jason : " pengen kesana kapan??".
Flow : " Jam 12 an berangkat kesana ya kak?? Kan jam makan siang biasanya Om evans bisa agak santai gitu".
Jason : " Ini udah jam 11 an, yaudah sana siap-siap.. Gua selesain ini bentar , tapi nanti kita naik mobil aja ya".
Flow : " Iya kak, pake mobil Bee aja ya".
Jason : " Iyaa".
Flow : " Makasiih kak Jason".
Jason : " Gosah ucap kata itu, gua gak suka".

Flow mencoba tersenyum pada Jason, lalu Flow kembali masuk kedalam rumah dan bersiap-siap.

Pukul 11.45 WIB. Jason dan Flow sudah berada didalam mobil dan perjalanan menuju ke kantor perusahaan Evans. Diperjalanan, Jason seringkali mengamati Flow. Flow selalu diam dan seakan Flow sedang bersiap diri untuk bisa selalu kuat.

Jason seringkali menggenggam jemari Flow. Jason tau, Flow antara siap dan tidak meski Ia meyakinkan dirinya untuk melakukan itu.

Jason : " Mau gua temenin masuk keatas Bee??".
Flow : " Gak usah kak.. Kak Jason stand by dimobil aja ya".
Jason : " Bener?? Kalo Evans macem-macemin Lo gimana??".
Flow : " Gak kak.. Bee akan berusaha, lagipula kan dikantor kak banyak orang".
Jason : " Kalo ada apa-apa langsung telepon gua aja nanti ya Bee".
Flow : " Iya kak Jason".

Setelah sampai diparkiran lantai dasar, Jason memarkirkan mobilnya agak dekat dengan pintu utama agar Flow berjalan tidak terlalu jauh. Jason mematikan mesin mobilnya. Namun Flow malah hanya diam dan tak kunjung turun.

Jason : " Bee??".

Flow menoleh kearah Jason.

Jason : " Ada apa?? Lo berubah fikiran?? Mau gua temenin??".
Flow : " Enggak kak.. Emm kak..".
Jason : " Iya???".
Flow : " Boleh minta tolong gak kak??".
Jason : " Tentu, apa??".
Flow : " Kasih kecupan lagi dong kak dileher kiri Bee?? Yang jelas ya?? Mau gak??".
Jason : " hah??".
Flow : " kak Jason mau gak??".

My Uncle Evans Geraldo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang