Evan, Gio dan Edward mulai akan beranjak dari sana dan mendekati mobil Alphard model terbaru kondisi second yang akan diadopsi oleh Evan.
"Sayang, Kamu disini apa ikut sama Ko Evan? Ko Evan mau ada cek mobilnya dulu"
"Em.. Aku disini aja deh ya Ko, nemenin Kak Gadis, kasihan Kak Gadisnya sendirian"Gadis tersenyum melihat sikap Flow yang begitu enjoy padanya.
"Kak Gadis, gak apa-apakan kalau Flow disini temanin Kakak?" tanya Flow pada Gadis.
"Tentu saja gak apa-apa Flow, malah Aku seneng bisa deket sama Kamu juga" balas Gadis dengan ramah."Kamu gak pengen lihat mobilnya Sayang? kan Kamu yang pengen mobil Alphardnya?"
"Hehe.. Bee tinggal pake dan naik aja deh, pilihannya Ko Evan, Bee pasti suka kok, hihi"Evan mengusap kepala Flow sekilas.
"Nanti deh Bee nyusul Ko Evan kesana, tapi Bee disini dulu ya sama Kak Gadis"
"Yaudah kalau gitu, Ko Evan kesana dulu ya Bee?"
"Iya Ko""Flow"
"Apa kak Gio?"
"Kok manggilnya masih Ko sih? ayang kek, beb kek, darling kek, papi kek atau apa gitu?"Edward tertawa me dengar teguran Gio pada Flow.
"Heh Gio, ngomong apa tadi? coba ulangi lagi?" tegur Evan pada Gio.
"Hehe.. kagak Om kagak" sahut Gio dengan wajah lucunya. Edward tertawa.
"Udah ayo buruan heh!" ajak Evan pada Gio dan juga Edward. Flow dan Gadis sama-sama tersenyum karena kelucuan Gio itu.
Flow duduk disebelah Gadis. Mereka berdua asik mengobrol. Flow memang memilih duduk bersama Gadis karena Ia ingin tahu lebih jauh soal Gadis. Tentang cara Gadis berbicara, bersikap dan menanggapi dirinya. Namun Flow terkejut disaat Gadis ada berkata bahwa Ia tahu semua masa lalunya dengan Jason. Hal itu malah membuat Flow sendiri mulai merasa sungkan pada Gadis karena sangkanya Gadis belum ada tahu menahu soal iitu Padahal, Gadis sendiri terlihat enjoy-enjoy saja ngbrol dengan Flow.
"Gak usah sungkan Flow, justru Aku seneng bisa ketemu Kamu dan lihat Kamu secara langsung, pantesan Jason gak bisa move on dari Kamu, Kamu anaknya udah cantik, manis, imut, asik pula" puji Gadis.
"Kak Gadis terlalu berlebihan Kak, eh itu Kak Jasonnya nongol Kak, kalau gitu Flow pamit ya Kak, mau nyusul suaminya Flow, hehe"
"Disini aja gak apa-apa kok Flow"
"Gak Kak, Flow mau sama suaminya Flow aja, hehe.. Flow kesana ya Kak"
"Iya Flow"Flow bangkit dan beranjak pergi. Flow berjalan menuju keraha Evan. Namun disaat ditengah-tengah antara keberadaan Gadis dan juga Evan, Jason memeluk Flow dari belakang begitu saja. Tentu saja Flow terkejut bukan main.
"Eh..." ucap Flow.
"Bee.. Gua kangen banget sama Lo" ucap Jason.
"Eh, Kak Jason.. lepass kak?" pinta Flow pada Jason.Evan, Gio dan Edward melihat kearah Flow dan Jason. Begitu juga Gadis.
"Kak, dilihatin loh sama Kak Gadis, gak enak Kak"
"Emang kenapa? emangnya gak boleh seorwlang Kakak peluk adiknya?"
"Eh, iya juga Bee lupa Kak, hehe.. eh tapi.."
"Takut Evan cemburu kan Lo?"
"Em.. iya Kak, Ko Evan suka agak sensi kalau soal Kamu Kak, jadi.."
"Seru kayaknya cium Kamu didepan Dia"
"Hih Kak Jason, lepass aja ah!" sahut Flow sambil berusaha melepas pelukan Jason itu."Bee.. biarkan Gua peluk Lo gini dulu ya?" pinta Jason.
"Tapi Kak, Kak Gadis kan.."
"Gak usah pikirkan Dia"
"Tapi Kak.."
"Gak usah bawel kenapa sih, hmm?"Evan mengepalkan tangannya menahan emosi.
"Om Evab.. jangan emosi ya Om? sabar Om? mungkin Jason cuma lagi kangen sama adiknya?" nasehat Gio mencoba menenangkan Evan karena Gio tahu Evan merasa cemburu dan hampir tersulut emosi.
"Iya Om, selagi Jason gak melampaui batas sikapnya, gak apa-apalah Om, kasih Dia kesempatan cuma buat menyalurkan rasa rindunya Jason sebagai seorang Kakak" tambah Edward. Evan mengalihkan pandangannya dari Flow dan Jason. Disaat bersamaan Evan mengalihkan pandangannya, Flow menoleh kearah Evan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Uncle Evans Geraldo
Teen FictionQueenbee Flowren Agranella William. Ia adalah Wanita bertubuh imut dan berparas cantik yang sangatlah beruntung karena begitu banyak yang sayang padanya. Flow mempunyai wajah blasteran kebule-bulean dan mempunyai lensa mata bewarna coklat kocak. Waj...