Setelah sempat kembali berjalan-jalan dan juga makan, akhirnya Flow dan Evans memutuskan untuk pulang. Waktu menunjukkam pukul 19.00 WIB. Evans dan Flow turun dari mobil. Evans membawakan barang belanjaan Flow dan langsung membawanya sampai kekamar Flow. Flow terlihat sangat kecapekan.
" Ko Evans, Bee kekamar mandi sebentar ya".
" Iya sayang".Flow membawa piyama untuk ganti dan bergegas menuju kekamar mandi. Flow membersihkan dirinya serta mengganti bajunya. Setelah itu Flow kembali kekamarnya. Evans terlihat duduk santai disofa kamar Flow sambil bermain ponsel miliknya.
" Maaf Ko Evans, Bee lama ya??".
" Enggak kok sayang, sini Bee".Flow berjalan mendekati Evans lalu duduk disebelah Evans.
" Bee kecapekan ya??".
" Lumayan Ko, hiks".
" Em.. kalau gitu besok biar Om Evans bawain aja kesini album gaun pengantinnya ya, Bee pilih aja dari gambar-gambar itu".
" Boleh Ko, atau Ko Evans langsung pilihin aja Ko, pasti selera Ko Evans cocok buat Bee".
" Sayang?? nanti takutnya gak sesuai sama keinginan kamu??".
" Em, yaudah deh nurut aja hehe".
" Bee".
" Iya Ko??".
" Bee gak kangen?? duduk dipangkuan Ko Evans??".
" Hah?? emm...".
" Sini Bee". Ucap Evans sambil menepuk pangkuannya sendiri. Flow menuruti Evans dan Ia duduk dipangkuan Evans dan menghadap kearah Evans. Evans membelai wajah Flow dan terus memandangi wajah Flow." Bee, gak kangen sama Ko Evans??". mendapat pertanyaan seperti itu dari Evans, Flow membungkam dan hanya terus menatap mata Evans.
" Bee?? pikirannya masih ke Jason ya??".
" Maafin Bee Ko, Ko Evans juga pasti tahu kan bagaimana Bee sejak dulu, kalau Bee udah terlanjur sayang dan punya rasa yang sangat dalam, butuh waktu untuk terlepas Ko".
" Iya Bee, Ko Evans faham kok".
" Makasih ya Ko".
" Sama-aama sayang, tetapi Ko Evans pengen cium bibirnya Bee, boleh??".Flow hanya menganggukkan kepalanya. Evans tersenyum. Lalu Evans mulai mendekati bibir Flow perlahan dan langsung mencumbu dan melumatnya. Flow mencoba untuk membalas ciuman itu, Evans menikmatinya dan ciuman itu semakin dalam.
Cekleeek...
Tiba-tiba Jason membuka kamar Flow itu. Flow dan Evans tentu saja sempat terkejut, Flow ingin langsung melepas ciuman itu, namun Evans menahannya. Flow melirik kearah pintu. Flow langsung mendorong Evans dan ciuman itu pun terlepas." Heh, maen pada sosor-sosoran aja, Lo juga Bee? agresif banget sih Lo?? udah bunting malah makin menjadi-jadi tingkah Lo itu!!.?".
" Heh Jason!! jaga ucapan Lo itu!!". Bentak Evans tak terima pada Jason." Kenapa?? gak terima?? bela terus aja dia, manjain aja terus dia?? sampe dia punya anak dengan cowok yang berbeda-beda???!!".
" Kak Jason!!!!".
" Apaaaa!!??".Evans sangat jengkel dengan ucapan Jason yang tak beraturan itu. Namun Ia mencoba menahan emosinya.
" Ngapain sih Kak Jason kesini!!???".
" Mau gangguin kalian, haha, dah keganggu kan?? yaudah Gua pergi". celetuknya sambil Ia berbalik dari hadapan mereka. Lalu Jason meninggalkan kamar itu dan langsug masuk kedalam kamar.Dikamarnya, Jason melamun dan terus bengong karena Ia sedang memaksa otaknya untuk tidak terus memikirkan adiknya yang Ia rasa aneh itu. Namun hati siapa yang bisa mengendalikan jika memang rasa simpati dan ketertarikan itu ada meski keinginan ingin menolaknya.
" Gua ini kenapa sih!!?? sial!!! liat Bee ciuman kok nyesek rasanya, Gua kesel aja gitu?? apa karena dia adik Gua?? Gua gak terima gitu?? tapi kok, aaghhh Gua jadi makin ngerasa ga bisa tenang gini sih?? Gua ini kenapa Ya Tuhan??!! Apa Gua coba paksa Edward dan Gio cerita ya soal masa lalu Gua sama Bee sebenarnya kayak gimana, kok Gua curiga ada yang tersembunyikan, dan ucapan yusnia itu, apa benar semua bohong???". Gerutu Jason didalam kamarnya. Edward dan Gio memang tetap saja dekat dengan Jason karena memang Jason tetap menjalani aktifitasnya sehari-hari dengan mereka. Soal masa lalu Jason, Edward dan Gio sempat ingin bercerita perlahan dan mencoba mengingatkan Jason sedikit demi sedikit dan agar bisa memacu kesembuhan daya ingatan Jason. Namun saat itu, niat mereka musnah begitu saja, ketika mereka berdua mencoba berbicara salah satu fakta dimasa lalu pada Jason soal Flow. Jason tidak hanya tidak percaya namun juga marah-marah pada mereka. Jason berkata pada mereka bahwa ucapan mereka tak masuk akal dan Jason membawa nama Yusnia, wanita yang tak lain diakui sebagai pacarnya dan Ia percayai. Sejak saat itu, meski Jason mulai penasaran dan bertanya pada mereka soal Flow, mereka memilih untuk tidak menjawabnya sama sekali. Karena mereka menyadari jawaban mereka pasti akan sulit diterima oleh Jason meski itu adalah kenyatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Uncle Evans Geraldo
Dla nastolatkówQueenbee Flowren Agranella William. Ia adalah Wanita bertubuh imut dan berparas cantik yang sangatlah beruntung karena begitu banyak yang sayang padanya. Flow mempunyai wajah blasteran kebule-bulean dan mempunyai lensa mata bewarna coklat kocak. Waj...