85 • Kesempurnaan Tak Terduga

140 25 7
                                    

Flow bercerita dengan sikap yang sangat menggemaskan bagi Evans. Flow bahkan kini sudah meletakkan kedua tangannya pada area pundak dan melingkarkan tangannya pada leher belakang Evans.

"Gitu Ko ceritanyaa".

"Keajaiban yang menakjubkan ya sayang".

Flow menganggukkan kepalanya dengan mantap.

"Ih tapi setelah Bee amatin, Kok Ko Evans jelek banget sih sekarang, haha".

"Hmm...".

"Abisnya, kurus banget tau Ko, gemukin lagi ah harusss!!".

"Iya, nanti Bee yang gemukin Ko Evans ya??".

"Pasti itu, nanti Bee yang akan mulai atur asupan makanan Ko Evans!!??".

"Iya baik Tuan Putri... dengan senang hati Ko Evans menerimanya".

"Hihi..., eh Ko".

"Iya sayang?? kenapa??".

"Bee boleh kan tinggal disini sama Ko Evans lagi".

"Kok pake nanya sih hmm?? ya bolehlah sayang, kan nanti Bee juga bakal tinggal terus kan disini sama Ko Evans??".

"Hehe, ya kan soalnya ini bakal menuju hari-hari sebelum menikah gitu Ko, abisnya kalau Bee tinggal dirumah Papa Robert, takut sama Kak Jason gitu deh Ko".

"Iya, disini aja dong, tapi...".

"Tapi kenapa Ko??".

"Nanti Ko Evans beresin dulu ya kamarnya".

"Lho, emangnya tiap hari gak diberesin sama Bibi, Ko??".

"Nggak gitu sayang, soalnya disana ada barang-barangnya Ko Evans".

"Hah?? kok bisa?? hmm... jangan bilang Ko Evans itu selama ini tidur dikamar yang biasa Bee tempatin ya!!???'.

"Tentu saja sayang??".

"Ya Ampun Ko, kan Bee jadi baperrr haha".

"Baper kok ketawa sih hmm, ngeledek Ko Evans ini kayaknya".

"Haha enggak Ko, Enggak salah haha".

"Tuh kan, mulai deh ya bikin gemesnya".

"Haha... Haha".

Evans menyentuh dagu Flow dan Ia mendekatkan bibirnya pada bibir Flow.

"Bee gak kangen sama kehangatan dari Ko Evans??".

"Kangen Ko, Bee mau ini, boleh???". Ucap Flow sambil menyentuh dan mengusap sekilas bibir Evans. Evans tersenyum kemudian perlahan kembali mendekatkan bibirnya hingga menyentuh bibir Flow. Setelah saling bersentuhan, Evans langsung mengulum dan melumat bibir ranum Flow. Flow pun membalasnya. Mereka berciuman dengan mesra dan penuh kelembutan. Hingga tanpa sadar Flow spontan meremas kaos Evans bagian pundak. Evans sendiri yang merasakan sentuhan itu malah semakin terbuai dengan kenikmatan itu. Evans dan Flow saling melepas ciuman itu ketika keduanya ada mendengar suara mobil dihalaman rumah itu.

"Itu pasti Ayah Bunda dan Kak Fernand".

"Kok Ko Evans rasanya dag dig dug ya sayang mau ketemu Camer".

"Ciee.. Ciee Ko Evans, Ciee... haha".

"Hih Bee, udah tho bikin gemesnya?? hmmm".

"Hihi".

Flow memeluk erat Evans dan masih dalam keadaan duduk dipangkuan Evans.

"Kenapa sayang??".

"Bee gak mau lagi jauh-jauh apalagi pisah sama Ko Evans, Bee kesel tau pas Ko Evans ada ingkar janji".

My Uncle Evans Geraldo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang