67 • Melupakan dan Membuka Lembaran Baru

278 46 43
                                    

Sekitar 1 minggu sudah, Flow tinggal dirumah Evans sejak kepulangannya dari rumah sakit. Evans dengan selalu sabar mendampingi, juga merawat Flow. Hingga pekerjaan Evans yang ada disurabaya, terpaksa sementara Ia tinggalkan dan dihandel oleh Kendrick sahabatnya. Evans ingin lebih dulu fokus pada Flow. Sedangkan Jason, yang memang tidak pernah tahu sejak kapan kepulangan Flow bertanya pada Sang Papa karena merasa adiknya itu tidak ada kunjung pulang kerumah hingga sekarang.

" Pah". Panggil Jason yang sedang duduk disebelah Papanya.
" Hmmm". Ucap Robert sambil sibuk dengan koran bacaannya.
" Bee kapan pulang?? kok lama amat".
" Dia udab pulang seminggu yang lalu".
" Hah!?? terus?? Dia langsung ke Jogja??".
" Nggak".
" Lalu Dia pulang kemana Pah??".
" Dia tinggal sama calon suaminya".
" Hah?? maksud Papa apa??".

Robert melepas kaca mata plus nya lalu menoleh kearah Jason.

" Berhenti urus Flow lagi, biarkan Dia tenang, Dia juga berhak bahagia menikmati masa muda dan hidupnya Jas".
" Papa ini bicara apa sih?? Pah?? kenapa Papa biarin itu?? mereka kan status masib calon dan belum sah Pah??".
" Berhenti urusin mereka Papa bilang!!!".
" Pah??".
" Jas?? kenapa?? udah urus saja sana urusan Kamu sama Yusnia, kalau memang Kamu gak mau pisah sama Dia".
" Jason bukannya gak mau Pah?? tetapi Jason merasa, cuma Yusnia yang selalu membantu dan memberi penjelasan pada Jason yang masuk akal??".
" Dan penjelasan semua itu selalu bertolak belakang dengan kenyataan yang terjadi Jason!!! karena memang yang terjadi sebenarnya justru memang diluar akal!!???".
" Jason gak ngerti Pah".
" Memang percuma, percuma saja siapapun kasih penjelasan faktanya sama kamu, karena apapun penjelasan yang sebenarnya itu, pasti kamu gak akan faham, karena kamu akan faham, jika ingatan kamu itu sudah kembali".
" Makanya bantu Jason Pah?? Jason gak nyaman dengan teka teki yang tak kunjung terpecahkan ini???".
" Bantu kamu disaat ini, sama seperti melihat langit berasa ingin menggapainya Jas, tertarik untuk membantu kamu, tetapi sayang sejauh apa berusaha itu tetap akan percuma saja dan tak akan ada ujungnya".
" Pah, tetapi Pah??".
" Fokus dengan pekerjaan Kamu, Soal Flow, dia sudah aman dengan Evans, gak usah cari tahu lagi tentang masa lalu, itu yang terbaik". Ucap Robert lalu meninggalkan Jason begitu saja. Jason gemas sendiri dan merasa sangat kesal. Akhir-akhir ini, dipikirannya sering terlintas saat-saat Ia sedang ada bersama dengan Flow, dan Flow sedang menggodanya dan Jason sempat hampir terbuai dan akan menyerang adik nya itu diatas ranjang, meski pada akhirnya itu gagal karena bayangan samar yang muncul secara tiba-tiba dan membuatnya merasa nyeri dikepalanya terasa amat sangat sakit. Bahkan tiap kali Ia merasa turn on saat teringat akan kejadian itu. Yang membuat Jason heran, entah mengapa hanya digoda begitu oleh Flow, hasrat nya begitu bergejolak dengan mudahnya seperti ada magnet yang menariknya. Berbeda dengannya saat ada sedang bermesraan dengan Yusnia, itupun selalu Yusnia yang selalu lebih dulu menggodanya dan memulainya. Berciuman dengan Yusnia saja Jason serasa tak pernah merasa senang apalagi menikmatinya. Jason seringkali malah terlihat kesal saat Yusnia mulai mengajaknya bermesraan. Jason semakin penasaran dengan apa yang Ia rasa terhadap Flow juga soal foto mesra dan foto adegan panasnya yang Ia lihat di memori lamanya.

***

Flow semakin membaik, hati dan fikirannya semakin bisa menerima keadaan karena kesabaran Evans yang selalu ada, menyemangati dan tak pernah lelah dengan lembut menasehati Flow. Dirumah Evans sejak ditinggal oleh Evans, bibi dan juga securiti yang sejak dulu bekerja dirumah Evans masih saja selalu menjaga rumah itu meski Evans sudah ada menetap disurabaya dan hanya beberapa kali saja pulang kerumahnya itu. Dan adanya Flow kembali dirumah itu, tidak hanya Evans, bibi dan security itu yang tak lain memanglah pasutri itu, ikut merasakan kebahagiaan dan rumah menjadi kembali bewarna.

Kini Flow sedang ada didapur, menyibukkan dirinya membuat sup ayam jagung hangat. Bibi Art dirumah Evans itu sedang ada belanja dipasar. Evans sendiri sedang ada diluar karena ada hal yang harus Ia urus diperusahaan lama nya yang ada dikota Semarang. Aroma harum masakan sup Flow menusuk kehidung. Flow selesai membuat sup itu. Dengan semangat, Flow menuangkan sup yang masih ada di sebuah panci berukuran sedang itu ke mangkok kaca berukuran kecil, karena Ia berniat hanya mengambil seperlunya saja untuk Ia makan sendirian. Usai menuangkan itu, Flow dengan kedu tangannya mencangkup mangkok kaca itu dengan sup yang terasa panas, membalikkan badannya sambil tersenyum sendiri mengamati sup itu. Namun ketika Ia mengalihkan pandangannya kedepan, karena Ia merasa ada yang sedang berdiri didepannya itu dan mengamatinya, seketika Flow terkejut dan spontan tanpa sadar Ia melepas mangkok itu begitu saja.

My Uncle Evans Geraldo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang