Dengan perasaan kalut dan hati tak menentu, Evan mengemudikan mobilnya berusaha mengejar mobil Jason. Namun sayangnya, hingga sampai rumah Kakaknya Robert, Evan tak berhasil. Sesampainya di rumah Kakaknya itu, Ia melihat mobil Jason sudah ada disana.
"Arghh sial! bakalan runyam bisa-bisa ini masalah!? lagipula bego juga sih Gue, kenapa juga sih harus ada pemikiran kayak gitu, tapi bukannya karena Dinda atau apapun, tapi pikirku aku lagi fokus bicara soal kerjaan, jadi Aku terpaksa mengabaikan telepon dari Bee, jadi gini kan astaga.." gerutu Evan.
Disisi lain, disaat Jason dan Flow sampai dirumah Robert, Reena dan Robert yang sedang ada diruang tengah terkejut melihat Jason datang membawa Flow dengan keadaan mata yang sembab, juga wajah yang terlihat habis menangis.
"Astaga.. Flow? Nak.. Sayang? Kamu kenapa? Kamu abis nangis?" tanya Reena pada Flow. Flow langsung memeluk Reena.
"Mamah..." panggil Flow.
"Iya Nak?""Flow, ada apa? apa Evan berulah?" tanya Robert penasaran. Jason langsung menyahut menjawab pertanyaan sang Papa.
"Sialan si Evan!" gerutu Robert.
"Bentar Pah.. jangan kebawa emosi dulu?" nasehat Reena.
"Mah.. Ko Evan apa sudah gak sayang lagi ya sama Flow, atau mungkin.. Ko Evan udah pudar rasa sayangnya sama Flow? atau Ko Evan sudah mulai tertarik sama wanita cantik lainnya karena Bee gak lagi menarik dimatanya?" gerutu Flow sambil menangis. Jason merasa sendu mendengar curahan hati adiknya itu.
"Flow.. Sayang, duduk dulu ya? jangan gegabah Nak?" nasehat Reena pada Flow. Flow menuruti ajakan sang Mama, Jason ikut duduk disebelah Flow, sedangkan Reena duduk disebelah Flow beda sisi dengan Jason. Robert tetap duduk diposisinya sejak awal.
"Apa-apaan Dia? mau ada terima kerja sama dengan Dinda?" gerutu Robert.
"Pah.. baru ada kejadian ini saja rasanya Flow gak kuat Pah.. gimana nanti kalau diteruskan?" sahut Flow.
"Maksud Kamu apa Nak?" sahut Reena.
"Mah.. maaf kalau Flow gak bisa jadi sesuai harapan Mama juga Papa.. tapi Flow ingin menyerah saja" ucap Flow sambil menundukkan pandangannya.
"Flow.. jangan gegabah Sayang, apa Kamu sudah dengar secara langsung penjelasan dari Evan?" tanya Reena. Flow menoleh kearah Mama angkatnya itu lalu menggelengkan kepalanya.
"Sayang.. jangan asal menyimpulkan sesuatu semudah itu, apalagi sebelum ada penjelasan secara langsung dari Evannya?"
"Emang ada ya Mam? maling ngaku maling?" sahut Jason dengan wajah kesalnya.
"Jason, jangan perkeruh suasana Kamu ini!" tegur Reena.
"Kak Jason ada benarnya Mah" sahut Flow.
"Nak, lebih baik dengarkan dulu penjelasan dari Evan, apakah Kamu gak ada taruh kepercayaan pada Evan?"
"Ya bukannya gitu Mah.."
"Itu Kamu langsung menyimpulkan seperti itu, itu berarti Kamu meragukan Evan dan gak ada kepercayaan sama sekali padanya? sedangkan pernikahan itu, sangat perlu adanya kepercayaan diantara kedua belah pihak, Nak?""Mamah Kamu benar Flow, biar Papa telepon Evan suruh Dia kesini, biar Papa sidang nanti Dianya"
"Flow kekanak-kanakan banget ya Mah.. Pah.." ucap Flow sambil menundukkan pandangannya.
"Maaf Mah.. Pah.. Flow selalu saja merepotkan dikeluarga ini" gerutu Flow lagi.
"Bee.. Lo itu ngomong apaan sih!?" tegur Jason.
"Gak Nak, jangan pernah berfikiran seperti itu ya?" ucap Reena.
"Sampai kapanpun Kamu itu tetap anak Mama dan Papa Flow, jadi jangan lagi bicara seperti itu ya Nak?" sahut Robert. Flow masih saja menundukkan pandangannya dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Uncle Evans Geraldo
Roman pour AdolescentsQueenbee Flowren Agranella William. Ia adalah Wanita bertubuh imut dan berparas cantik yang sangatlah beruntung karena begitu banyak yang sayang padanya. Flow mempunyai wajah blasteran kebule-bulean dan mempunyai lensa mata bewarna coklat kocak. Waj...