BAB 30 • Evans Murka

285 44 23
                                    

Flow merasa tangannya sudah tak kuat menahannya. Ia pun pasrah. Ia memejamkan kedua matanya. Dan perlahan  Ia berniat melepas tangannya dari bebatuan itu.

Flow : " Selamat tinggal Om evans, mama..papa.. Kak Jason, Bee sayang banget sama kalian.. Bee pamit ya.. Bee pergi sama anak Bee ini...".

Hari semakin petang dan semakin gelap. Tangan Flow sudah terluka karena terus mencoba menahan. Flow sudah akan melepas penahanan tangannya.

" Jangan dilepas!!!! Tahan Flow!! Tahaaaan!!!".

Flow terkejut mendengar sebuah suara dari atas sana. Ia langsung kembali membuka matanya dan menoleh keatas.

" Tahan Flow!! Bertahanlaaaah!!".

Flow : " Kak Fernand???".

" Tahaan !!! Raih tali ini??!!!!".

Fernand langsung melemparkan tali panjang kearah Flow.

fernand : " Raih talinya Flow!!! Fokuss!!! Cepat!! Nanti biar aku tarik!!".

Flow tak menyangka, ternyata ada harapan Ia bisa tetap hidup dengan munculnya fernand dengan tiba-tiba. Flow mencoba meraih tali itu. Namun Ia kesulitan karena tenaganya sudah lumayan terkuras sejak tadi, dan kefokusannya meraih tali itu pun buyar.

Fernand : " Ayo Flow!!! Kamu pasti bisa!!!".
Flow : " Flow gak kuat lagi ...kak".
Fernand : " Flow!!! Please!!! Ayo bertahan Flow!! Raih tali nya!!! Bisa Flow Bisa!! Kamu pasti Bisa!! Jangan menyerah!!".

Flow berusaha fokus, dan Ia berhasil meraih talinya. Flow langsung berpegangan pada tali itu. Fernand sekuat tenaga menarik tali itu dengan sekuat mungkin. Flow memilih terus menggenggam tali itu dan memejamkan matanya, karena setiap Ia melihat kebawah, tubuhnya serasa kelu dan lemas seketika. Karena jurang itu begitu dalam dan mulai terlihat sangat gelap.

Fernand terus berusaha sendiri sekuat tenaga nya menarik tali itu. Perlahan tubuh Flow terangkat keatas dan akhirnya sampai, Fernand langsung menarik Flow dan keduanya terjatuh di dekat mobil Fernand, dengan posisi Flow menindih Fernand. Flow terlihat begitu lemas tubuhnya. Fernand memandang Flow.

Fernand : " Flow, kamu gpp??".
Flow : " Awwghh...".

Flow meringis kesakitan.

Fernand : " Flow kamu kenapa??".

Flow perlahan bangkit dan sambil memegang perutnya. Fernand melepas tas yang masih saja ada Flow kenakan. Lalu fernand membawakan tas itu. Dan mendekap Flow.

Fernand : " Flow kenapa ??".
Flow : " Perut aku sakit kak.. Awwghh..".
Fernand : " Kita kerumah sakit ya??".

Flow sangat ingin kerumah sakit untuk mengecek kondisi kehamilannya, namun Ia sadar Ia masih memakai seragam dan Fernand yang akan menemaninya ke rumah sakit. Flow tak mau ada orang lain tau akan kehamilannya kecuali evans.

Flow : " Gak kak.. Aku mau pulaang".
Fernand : " Kuat?? Perut kamu gimana??".
Flow : " Anter aku pulang ya kak??".
Fernand : " Iya flow, ayuk??".

Fernand mendekap dan menuntun Flow dan membantu Flow masuk kedalam mobil. Fernand segera melajukan mobilnya menuju kerumah evans.

Flow : " Kak makasih ya kak?? Udah mau tolongin aku, aku kira, aku dah gak bisa hidup tadi??".
Fernand : " lain kali hati-hati ya, aku gak nyangka Okna bisa setega itu sama kamu".
Flow : " Karena dia mau rebut Om aku kak".
Fernand : " Kamu pacaran sama Om kamu sendiri ya??".

Flow menganggukkan kepalanya.

Fernand : " Oh... Pantesan, Okna segila itu".
Flow : " Kak Fernand ada hubungan apa kak sama Tante jahat itu??".
Fernand : " Maksud kamu Okna??".
Flow : " Iya".
Fernand : " Aku sama dia cuma sekedar temen aja, temen nongkrong bareng gitu".
Flow : " Oh.., emm.. kak aku pusing, aku merem bentar ya kak??".
Fernand : " iya flow , kamu istirahat dulu ya, perjalanannya masih agak jauh kok".

My Uncle Evans Geraldo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang