79 • Harapan Untuk Flow

95 25 9
                                    

Keesokan harinya, Flow bersama dengan Fernand dan Devon jalan bertiga. Devon berniat mengajak dua saudara itu untuk mulai memproses persiapan pernikahannya dengan Flow. Gaun tentunya. Devon ingim Flow mulai mencari gaun yang disuka untuk acara pernikahannya nanti. Namun Flow menolak dengan alasan moondnya sedang tidak bagus. Sehingga Flow benar-benar merasa sangat malas untuk itu.

Kemudian, mereka bertiga memilih hanya sekedar berjalan-jalan diarea kota itu. Meski hanya begitu, itu cukup membuat Devon merasa senang karena dengan begitu, Ia bisa terus memandnagi Flow dan nerada didekat Flow.

Evans sendiri saat siang harinya sudah sampai di Kota Paris, Ia langsung menghidupkan ponselnya saat Ia bersama dengan Kendrick sudah berada didalam mobil yang menjemput mereka dibandara menuju ke penginapan milik keluarga Kendrick disana.

Betapa terkejutnya Evans, saat ada melihat tanda ada panggilan tak terjawab begitu banyak dan itu adalah dari Flow. Evans lalu membuka pesan chat dari Flow itu.

"Ko Evans, maafin Bee ya Ko, maaf?? apa Ko Evans mau maafin Bee ini yang memang masih saja suka kekanak-kanakan Ko??".

"Ko Evans, Bee kangen sama Ko Evans, apa Ko Evans berubah fikiran buat pernikahan kita Ko??".

"Ko, Bee harap Ko Evans mau kesini, Bee ingin pulang Ko, bawa Bee pulang sebelum Kak Devon berhasil nikahin Bee disini?? Bee terjebak disini, Bee gak mau nikah selain sama Ko Evans, Ko tolong kesini ya Ko, bicaralah pada Ayah dan Bunda nya Bee yang ada disini, yakinkan mereka Ko, agar mereka merestui dan bisa membantu kita". Itulah isi dari pesan chat yang Flow kirimkan untuk Evans.

"Bee ada chat Gue Kend". ucap Evans sambil terus menganayi ponselnya.

"Oh ya, dia udah baca penjelasan Lo?? lalu gimana dia??". Balas Kendrick penasaran.

Evans hanya diam, kemudian memberikan ponselnya itu agar Kendrick membaca sendiri chat-chat dadi Floe tersebut.

"Nah kan?? gila memang si Devon itu, lama dan betah banget ngejomblo, sekali ada yang Ia taksir mainnya sikat punya orang gitu aja dianya".

"Gue harus bisa dapetin Bee gue lagi, Bee cuma milik Gue Kend".

"Iya, iya tenang dulu, kita ke penginapan dulu ini, nanti setelah ini, kita langsung kerumah orangtua kandung Flow".

"Kenapa gak sekarang saja sih??".

"Sabar Vans ah elaaah, slow bro slow?? taruh dulu ini barang-barang dan bersih-bersih diri dulu, Lo juga gak capek apa??".

"Buat Bee, apa sih yang gak".

"Haddeh dasar bucin, iya..iya.. hmm".

"Gak usah lama-lama laaah".

"Iya bucin astagaa, eh Lo udah coba hubungin Flow nya??".

"Udah, tapi ponselnya gak aktif lagi".

"lho, kok aneh sih?? coba sekali lagi??".

"Gak bisa Kend, langsung kesana aja yuk lah, khawatir dan gak bisa tenang Gue".

"Khawatir kenapa sih? keburu dinikahi sama si Devon? Lu pikir nikah semudah kawin di ranjang Vans hah??".

"Heh Lu..??".

"Haha.. makanya santai bro hmmm".

Flow bersama dengan Devon berada dimall sejak tadi, karena Flow menolak untuk ke butik ternama disana. Fernand pun terpaksa meninggalkan Flow berdua dengan Devon, karena Devon memaksanya dengan cara yang sudah diatur oleh Devon, agar Flow tidak bisa menolak keadaan yang memang mengharuskan mereka harus berjalan hanya berdua saja. Dimall, Flow terlihat terus murung. Devon memang masih suka bersikap angkuh dan banyak diam. Namun meski begitu, Devon selalu sabar menghadapi Flow dan bahkan Ia begitu terlihat perhatian dengan caranya tersendiri.

My Uncle Evans Geraldo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang