chapter 28

96 24 0
                                    

Hari menjelang sore tuan dan nyonya Park tengah bersiap untuk pulang. Setelah seharian ini mengobrol banyak dengan Yoongi dan Loona tuan Park So Ji mendapat telepon dari sekertarisnya bahwa ada beberapa hal tentang perusahaan yang harus ia tanda tangani segera.

So Ji sudah masuk terlebih dahulu kedalam mobil sedangkan In Ha masih berpelukan seperti Teletubbies dengan Loona. Melihat itu sebenarnya Yoongi merasa sedikit aneh karna anak dan ibu itu memiliki hubungan yang rumit.

Tadi selesai sarapan mereka berkumpul hingga menjelang sore di ruang keluarga. Ibu dan putrinya itu terlihat seperti anak sekolah menengah atas saat sedang mengobrol. akrab dan seru seakan Dunia milik mereka berdua namun jika sudah bertengkar karna berbeda pendapat mereka seperti anak kecil hingga membuat tuan Park ikut turun tangan menyelesaikan masalah mereka.

Yoongi merasa benar-benar memiliki keluarga bersama mereka. Rasanya seperti memakan permen nano-nano. Rumah yang dulu terasa begitu sepi untuk sesaat ramai. Walaupun awalnya hanya ramai dengan suara Loona namun hari ini tidak. Keluarga Loona cendrung berisik namun Yoongi menyukai hal itu. Itu mengisi kekosongan dalam hatinya.

"Yoongi, aku titip putriku. Tolong perlakukan ia dengan baik" pesan In Ha setelah memeluk menantunya.

Yoongi tersenyum lebar seraya mengangguk. Seperti mendapat suatu kepercayaan besar, bolehkan Yoongi berbangga diri?

"Aku akan menjaganya seperti aku menjaga satu-satunya wanita terakhir didunia ini" ucap Yoongi seraya melirik Loona.

"Kau pikir aku fosil purba" sinis Loona.

Tak menjawab tapi pria berkulit pucat itu mengedipkan satu matanya kepada Loona.

Dasar pria centil! Maki batin Loona.

Perut Loona rasanya mual mendengar hal itu. Apa ia termasuk spesies manusia yang akan punah? Yoongi mungkin ingin terlihat baik didepan kedua orang tuanya tapi bisakah tidak berlebihan seperti itu? Ia seperti Romeo yang tersesat.

"Kami percaya padamu, tuan Min" sahut In Ha membuat Yoongi tertawa.

In Ha pun akhirnya beranjak dari teras rumah Yoongi menunju ke mobil. Setelah melambaikan tangan tanda perpisahan sepasang suami istri itu masih berdiri termenung. Walaupun mobil tuan dan nyonya Park sudah menghilang dan menyisahkan penjaga keamanan rumah Yoongi yang tengah menutup pintu gerbang.

"Kenapa kau terus tersenyum seperti itu?" Tanya Loona sinis melihat Yoongi yang tak melunturkan senyum paripurnanya sedari tadi.

"Kenapa? Apa kau jatuh cinta melihat ku tersenyum, eoh?" Tanya Yoongi seraya mengerling nakal.

"Ck, sudah aku katakan aku alergi dengan cinta. Kau tahu melihatmu senyum seperti itu membuatku terus merinding, Yoon" jawab Loona datar.

Astaga mulut Min Loona benar-benar tidak ada penawarnya. Sial!

Loona berjalan masuk kedalam rumah diikuti oleh Yoongi "Ya, ya akui saja kau jatuh cinta padaku" ucap Yoongi menuntut.

Loona bergegas merapikan ruang keluarga yang berserakan Uno. Tadi ia, Yoongi, tuan dan nyonya Park bermain Uno disana "aku tidak jatuh cinta" tegas Loona.

"Mustahil kau bisa menolak pesona Min Yoongi! Kau tahu, saat aku sedang meeting hampir semua pegawai wanita yang mendengarkan presentasiku diam-diam mengambil videoku" bangga Yoongi.

Loona diam sibuk menyusun Uno kemudian memasukkannya kedalam sebuah kotak "Kau pasti tipe mereka" ucap Loona tambah menoleh.

Yoongi mengangguk bangga lalu mendudukkan dirinya dilengan sofa "Ah, kadang aku merasa cukup sulit menjadi orang tampan"

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang