Chapter 74

119 20 14
                                    

Senyum Yoongi terpampang jelas dalam netra Hoseok, keduanya tengah berada dalam mobil Mercedez menuju Gangnam. Tidak bertemu dengan pria Min itu selama seminggu tapi perubahan sikap Yoongi hari ini cukup membuat Hoseok penasaran. Hoseok pikir ketika ia masuk Yoongi akan menghadiahinya dengan berbagai macam pekerjaan yang menumpuk, Omelan tiada henti dan meeting yang membabi buta bahkan Yuna istrinya sudah memotivasi Hoseok untuk tetap waras sebelum pria Jung itu berangkat namun ternyata Hoseok salah menduga. Melihat wajah cerah Yoongi sejak pagi ini membuat Hoseok cukup penasaran. Kalau terus begini prediksi manusia secerah mentari bisa berpindah pada Yoongi.

Belum sempat bertanya atau basa-basi tentang pekerjaan yang ia tinggalkan selama seminggu ini ponsel Yoongi berdering. Seperti anak remaja yang sedang kasmaran percakapan Yoongi dengan Loona lewat telpon membuat Hoseok mengerti alasan dibalik wajah sahabatnya itu. Oh, ternyata hubungan mereka berkembang cukup pesat? Lihatlah, bagaimana Yoongi terus mengulum senyum dan memainkan ujung dasinya menggemaskan sepanjang perbincangan keduanya. Dan sialnya mau tidak mau ikut dikonsumsi telinga Hoseok. Hoseok jadi merindukan Yuna. Kalau begini, Hoseok jadi ingin Yuna pindah kerja saja ke perusahaan Yoongi agar dia bisa merasakan bagaimana bekerja satu kantor dengan istrinya.

Yoongi menutup telponnya setelah memberi ultimatum pada teman-teman Loona untuk tidak mencekoki istrinya. Selama menjadi suami Loona perbandingan kemungkinan Loona menggoda Yoongi itu 10 : 1. 10-nya adalah faktor ketidaksadaran gadis itu. Percayalah, Yoongi tidak sepolos itu. Usianya sudah kepala tiga dengan hormon yang meletup-letup tapi ia berusaha mengimbangi Loona. Membiarkan gadis itu tahu dan mengerti dengan sendiri dan Yoongi hanya perlu memberi Loona kisi-kisi seperti dalam ujian.

Yoongi menutup sebagian wajahnya. Ia jadi persis seperti anak perawan yang malu-malu ketika dilamar. Tak kunjung mengajak Hoseok bicara membuat mata Hoseok sesekali melirik penasaran. Melihat jemari Yoongi bergerak membuka galeri ponselnya. Pria Min itu sibuk memandangi foto istrinya.

'oh, Yoongi sudah punya banyak foto Loona!' Pikir Hoseok

Yoongi terus tersenyum mengabaikan Hoseok yang sebenarnya juga ingin ditanya bagaimana keadaannya pasca menikah atau pertanyaan yang lumrah adalah apa kau balik modal? Melihat kegemasan CEOnya Hoseok akhirnya buka suara.

"Suga, kau sedari tadi tersenyum seperti itu cukup membuatku ngeri sebenarnya" ungkap Hoseok.

Hoseok pikir Yoongi akan marah minimal pria itu menghujaninya dengan tatapan tajam namun sayangnya wajah Yoongi kini memerah malu. Jadi buat Hoseok gemas sekali seperti melihat animasi bapau dengan warna merah di bagian pipinya "Loona bilang dia mencintaiku"

Bola mata Hoseok membulat sempurna berusaha membagi fokusnya untuk tetap tenang mengendarai mobil dan merekam ekspresi Yoongi "Jangan bercanda! Ini masih pagi"

"Untuk apa aku bercanda. Kami bahkan sudah berciuman. . ." jelas Yoongi hampir merajuk persis anak kecil ". . . Dibibir" lanjut Yoongi dengan senyum lebar sambil mengelus bibirnya, mendamba.

Melihat pencapaian sang sahabat tawa Hoseok mengudara mengisi mobil, ia menepuk-nepuk bahu Yoongi bangga "Kau hebat, kawan!"

Yoongi menyandarkan tubuhnya lalu memejamkan matanya menikmati tiap syarafnya yang tengah bersukaria didalam sana "Ah, rasanya seperti mengerjakan ujian negara dan lulus dengan predikat cumlaude"

Hoseok kembali cekikikan. Geli sekali mendengarnya, jika bukan didalam mobil Hoseok pastikan ia sudah berguling-guling karna terlalu gemas melihat Yoongi "Jadi rencanamu apa selanjutnya?"

Yoongi membuka matanya, mengerutkan kening menatap Hoseok bingung "Selanjutnya apa?"

"Maksudku, kau punya rencana apa dengan Loona? Apa kalian akan langsung program memiliki anak atau ingin menghabiskan waktu untuk berkencan dulu mengingat usia Loona yang masih cukup muda?"

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang