Chapter 85

156 21 41
                                    

Yoongi menapaki anak tangga menuju dapur. Tangannya dimasukkan kedalam celana hitam dengan rambut setengah basah. Kemeja dan jasnya sudah berganti dengan kaos abu-abu. Menyugar rambutnya ke belakang lalu mendudukan dirinya di meja makan. Siap menyantap makan malam namun makan malamnya belum benar-benar tersaji. Di sana hanya ada sup dan nasi tanpa lauk. Bukan salah Shin Ajumma yang terlambat menyajikan tapi memang Yoongi yang datang lebih awal.

Ia merindukan Loona. Seharian ini mereka bertemu di kantor tapi Yoongi tidak bisa ngobrol dengan Loona. Entah karna tubuhnya benar-benar belum pulih atau karna ia kurang tidur. Menatapi kedua orang di sebrang meja makan tengah berkutat di depan kitchen counter.

Loona sudah berganti baju dengan kaos putih kebesaran dan celana Levis pendek hingga menampakkan kulit putihnya. Sungguh mengundang kebrutalan hormon Yoongi, apalagi gadis itu mengikat rambutnya asal hingga anak rambut bermain-main disisi pipi bulatnya dan jangan lupakan kaki telanjang Loona yang berjinjit menghentak-hentak lantai hingga membuat Yoongi mengusap tengkuknya ketika merasakan panas dan dingin menjalar bersamaan dan berusaha mengalihkan pandangannya.

 Sungguh mengundang kebrutalan hormon Yoongi, apalagi gadis itu mengikat rambutnya asal hingga anak rambut bermain-main disisi pipi bulatnya dan jangan lupakan kaki telanjang Loona yang berjinjit menghentak-hentak lantai hingga membuat Yoongi meng...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jika diperhatikan entah mata Yoongi yang salah atau tidak tapi tubuh Loona sedikit berubah. Ia jadi lebih sekal dan berisi. Diam-diam Yoongi tersenyum. Sekal dan berisi? mungkin karna vitaminnya cocok dan kerja keras hormonnya. Untuk kali ini Yoongi mengakui hormonnya hebat.

"Ajumma, boleh aku minum ini?" Tanya Loona membuyarkan lamunan Yoongi.

Loona memperlihatkan sebuah botol dengan air berwarna coklat kehitaman. Ia berdiri didepan kulkas memutar botolnya, berusaha mencari merk atau mungkin informasi tentang isi botol tersebut.

"Tidak" Suara tegas itu terlanting dari arah meja makan. "Letakkan kembali Loona" titah Yoongi.

"Ini punyamu?" Tanya Loona bingung namun tangannya membuka tutup botol tersebut lalu mengendusnya.

Tidak menjawab pertanyaan Loona tapi tubuh Yoongi bergerak mendekat. Mengulurkan tangannya meminta "Kembalikan, itu punyaku" jawab Yoongi

Loona menyerahkannya tak ikhlas "Kenapa tidak ada merk-nya? Jika kau tidak suka berikan saja padaku"

Yang benar saja? Mana mungkin Yoongi memberikannya pada Loona. Ini hadiah dari warga kampung halamannya yang Yoongi bantu saat ia menginap dirumah nenek dan kakek Park. Yoongi belum pernah mencobanya, tapi tuan So Ji ayah mertuanya bilang kalau obat herbal ini adalah warisan penduduk setempat karna khasiatnya yang luar biasa untuk pria dewasa.

Yoongi menggeser tubuh Loona lembut dari kulkas. Ia lalu meletakkan botol tersebut ketempat yang sulit dijangkau Loona. Lalu mengambil sebuah kaleng soda "Kau tidak boleh meminumnya" peringat Yoongi tegas dengan telunjuk.

"Itu kopi? Teh? Atau vitamin?" Tanya Loona penasaran. Matanya membulat menandakan rasa keingintahuan yang besar.

Yoongi menoleh menatap Loona intens. Ia lupa jika semakin dilarang Loona akan semakin penasaran "Kau tidak kuat jika meminumnya" jawab Yoongi lalu meneguk minumannya.

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang