Chapter 42

85 20 0
                                    

Yoongi tengah duduk dibalik meja kerjanya. Hari ini ia menghadiri beberapa rapat penting, meninjau langsung beberapa proyek dilapangan lalu setelahnya ia memanggil 3 orang di bagian keuangan karna ada beberapa hal yang mengganjal pada laporan keuangan perusahaan.

Pria itu terlihat masih menampakkan wajah datarnya walaupun saat ini atmosfer ruangannya memanas.

"Berapa lama kalian bekerja di perusahaan ini? Apa ini semua bisa dijadikan bahan lelucon?" Tanya Yoongi seraya melemparkan sebuah map di hadapan mereka.

"Maaf tuan kami akan memperbaikinya" ujar salah seorang karyawan seraya menunduk. Wajah mereka pucat pasi. Tak ada yang lebih menakutkan daripada kemarahan sang CEO.

"Aku tunggu 1 jam lagi" ucap Yoongi tanpa ada penawaran walaupun jelas ketiga wajah karyawannya nampak terkejut.

"Baik tuan. Kalau begitu kami permisi" ucap seorang wanita seraya meraih beberapa map dari atas meja Yoongi.

Yoongi mengendurkan dasinya lalu menyandarkan tubuhnya di kursi. Ia memejamkan matanya demi menghilangkan rasa lelah dan penat.

Mengurus sebuah perusahaan besar sendirian bukanlah hal yang mudah. Yoongi sudah terjun di perusahaannya sejak ia baru lulus sekolah menengah atas. Membantu sang kakek disana walaupun pada saat itu usianya yang masih muda banyak yang meremehkannya. Bahkan dari mereka ada yang mencemo'oh apa yang Yoongi nikmati sekarang adalah hasil jerih payah sang kakek dan kedua orangtuanya. Yoongi tak ambil pusing toh selama ini ia bekerja dan membuat besar perusahaannya memang untuk membayar mulut-mulut itu. Yoongi sudah terbiasa.

Ting

Sebuah pesan masuk membuat pria bermarga Min itu kembali membuka matanya dan meraih ponselnya.

Loona
'Yoongi, aku pergi dengan Lisa untuk membeli perlengkapan kuliahku'

Yoongi
'Kemana?'

Loona
'Apm Place'

Yoongi diam sesaat berfikir lalu kembali mengetik...

Yoongi
'Jam berapa kau pulang?'

Loona
'Entahlah mungkin sekitar 2 jam lagi aku pulang'

Yoongi melihat arlojinya. Waktu masih menunjukkan pukul 2 siang mungkin Loona akan pulang sekitar pukul 4 sore.

Tak menjawab Yoongi menggeletakkan ponselnya begitu saja di meja. Pria itu kembali berkutat dengan laptop dan map-map diatas meja kerja. Tiba-tiba saja energinya seperti terisi ulang kembali setelah berkirim pesan dengan sang istri.

🍂🍂🍂


Loona dan Lisa baru saja keluar dari Apm Place. Kedua tangan mereka terisi penuh barang belanjaan. Lisa yang sedari tadi mengeluh membuat Loona berhenti melangkah. Gadis itu berbalik kemudian saat hendak meraih salah satu papperbag milik Lisa guna mengurangi beban sang teman namun sayang tiba-tiba sebuah tangan terulur lebih dulu.

"Yoongi, kau ada disini?" Tanya Loona terkejut.

Yoongi tersenyum. Senyum semanis gulali yang selalu berhasil menghipnotis ketenangan batin Loona "Kenapa kau tidak minta bantuanku untuk membawanya?" Tanya Yoongi seraya meraih beberapa papper bag dalam genggaman Loona.

"Oh, Eumm . . . Aku pikir kau sedang bekerja" jawab Loona masih diambang kebingungan namun langkahnya mengikuti Yoongi menuju bagasi mobil yang terparkir tak jauh dari pintu lobby utama.

Setelah tahu Loona berada di Apm Place Yoongi langsung mengerjakan semua pekerjaannya dalam waktu singkat demi menjemput sang istri. Pria bermarga Min itu sudah berada di pintu utama setengah jam sebelum Loona dan Lisa keluar. Ia merindukan gadis itu. Namun jika ditanya bagian apa yang ia rindukan dari sang istri jawabannya adalah kebingungan Yoongi.

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang