Chapter 60

78 16 0
                                    

Katakanlah Loona mungkin adalah satu-satunya gadis bodoh yang membiarkan pria seperti Min Yoongi pergi dengan perasaan kecewa, sedih dan marah.  Loona bisa melihat semua ekspresi itu pada wajah sang suami saat pergi meninggalkannya tanpa kata. Loona tahu, terlalu marah dengan ucapannya Yoongi bahkan pergi tanpa menatap wajahnya.

Kenapa ia harus melukai suaminya? Kenapa ia tak bisa menerima suaminya? Bagi Loona, Min Yoongi terlalu baik jika disandingkan dengan hatinya yang cacat. Terlalu baik hingga Loona tak ingin membuat Yoongi semakin hancur.

Usai kepergian sang suami Loona menatapi nampan berisi nasi berserta lauk pauk tanpa minat memasukkannya kedalam mulut. Hatinya kembali bertanya. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Loona hanya tak ingin orang lain melihat keadaannya yang sedang terpuruk. Ia tak ingin membawa orang lain hancur bersamanya. Membuat Yoongi menjauh adalah salah satu hal yang bisa ia lakukan saat ini. Paling tidak saat ia sedang hancur Yoongi tak akan tahu. Paling tidak pria itu akan tetap baik-baik saja tanpa mengetahui keadaan dirinya yang sebenarnya.

Loona menghela napas panjang. Ia bangkit berdiri hendak ke kamar mandi namun saat melewati meja belajarnya langkah Loona terhenti. Layar ponselnya berkedip dengan gambar seorang gadis berambut panjang dan berponi terpampang cantik disana.

"Hallo"

"Loona akhirnya kau mengangkat telponku. Kemana saja kau? Aku mengkhawatirkanmu"

"Kenapa?"

"Nancy bilang kau tidak masuk kuliah lagi hari ini. Apa karna kau sudah tahu tentang pria itu?"

"Pria?"

"Hmm. Seorang pria yang mengamuk diruang administrasi mahasiswa karna ia tak diperbolehkan mengambil informasi pribadimu. Woah, polisi sampai harus turun tangan. Tapi Eunha bilang ia pacarmu? Benarkah? Kalau tidak salah namanya Kim Taehyung. . ."

Loona menurunkan ponselnya dari telinga, tangannya gemetar dan bulir-bulir keringat sebesar biji jagung mulai membasahi keningnya. Napasnya terasa berat seperti ada sesuatu yang menahan aliran oksigen dalam dadanya.

"Kim Taehyung" monolog Loona

Ingatan wajah pria dalam masalalunya itu kembali terlintas. Membuka kepingan lara masalalu bak siluet-siluet yang terus bergerak tanpa bisa Loona hentikan. Seperti membuka kotak Pandora menakutkan yang mengutuk seluruh hidupnya.

Ponsel dengan chasing berwarna ungu terjatuh dari genggaman Loona. Loona mundur beberapa langkah. Ia bergerak gelisah, mengigiti kukunya gusar.

Kim Taehyung, ia benar-benar kembali. Kembali untuk menghancurkan dunia Loona. Bagaimana ini bisa terjadi? Kenapa ini bisa terjadi? Apa yang Loona harus lakukan? Apa Loona harus pergi sejauh mungkin agar pria itu tak lagi menemukannya?

Loona meninggalkan ponselnya begitu saja. Ia masuk kedalam kamar mandi dan menguncinya rapat. Tangannya bergerak acak berusaha meraih sebotol obat dalam kotak yang berada diatas westafel. Menatapi sebuah botol kecil berisi tablet obat mengandung Benzodiazepin. Loona membuka tutupnya gelisah, menuangkan isinya tanpa menghitung berapa jumlahnya.

Min Loona kembali mengatur napasnya. Memandangi pantulannya di cermin. Memejam lalu membuka mata. Matanya memerah, kepala terasa berat, ia kesulitan bernapas dan entah sejak kapan cairan liquid bening sudah menggantung tak terselamatkan disana. Loona menenggak semua tablet obat dalam genggamannya dengan sekali telan. Memaksa semua obat itu masuk tanpa ada air yang memperlancarnya.

Loona kembali memejam, membuka  dan kembali memejam seraya berusaha menetralkan detak jantungnya. Setelah merasa lebih tenang ia berjalan mendekati bak mandi. Menarik tuas keran air dingin yang mengisi bak mandi dengan deras lalu memasukkan dirinya tanpa melepas pakaian. Loona berbaring. Memejamkan matanya seiring air dalam bak mandi yang mulai menutupi tubuhnya. Cairan bening disudut matanya yang terpejam akhirnya keluar tanpa isak tangis.

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang