Chapter 92

81 21 47
                                    

"Kook!" Panggil Loona ketika ia kesulitan mengambil mangkuk di kabin tepat diatas kompor.

Yang dipanggil berlari dengan celana dan baju berwarna abu-abu meninggalkan stik game-nya begitu saja. Park Jimin yang sedari tadi menghabiskan pagi mereka dengan bermain game ikut melempar stik game-nya bosan. Siang ini Jimin akan mengantar Loona control kandungan niat hati ingin jalan-jalan saja di taman kota namun Jepang yang sudah memasuki musim dingin membuat insting berhibernasi Jimin muncul.

Tadi malam Jungkook bercerita panjang lebar tentang Yoongi. Jimin iba dengan adik iparnya, jadi Jimin berbesar hati untuk membantu Yoongi. Walaupun keduanya tahu dalang dibalik semua itu adalah mantan kekasih Yoongi namun sepertinya gadis manja yang tengah hamil besar seperti Loona itu tidak akan bisa melakukan segala sesuatunya sendiri kecuali jika gadis itu benar-benar memiliki hati iblis. Dan sesuatu yang mereka temukan tanpa sepengetahuan Yoongi membuat keduanya semakin kuat berfikir bahwa gadis itu tak hanya menginginkan Yoongi tapi juga menginginkan kekayaannya.

Siang ini Jungkook dan Jimin membagi tugas. Jimin mengantar Loona ke rumah sakit sementara Jungkook akan menemui Yoongi. Namjoon mengatakan kondisi Yoongi yang tidak stabil membuat Hoseok dan Namjoon harus ikut serta.

Hoseok menjamin Yoongi tak akan memukuli Jungkook seperti sebelumnya. Bisa Jungkook bayangkan betapa situasi Hoseok begitu berat. Ia harus mengurusi krisis perusahaan dan Yoongi secara bersamaan. Tapi sebenarnya bukan itu yang membuat Jungkook khawatir. Ia khawatir Yoongi akan bergerak tidak sesuai rencana jika sudah bertemu dengan Loona. Apa lagi Jungkook tahu Yoongi sudah segila apa mencari istrinya.

Jungkook mengantar Jimin dan Loona ke rumah sakit. Melangkah cepat membantu Loona turun dari mobil dengan merangkul pinggang sahabat.

"Kau yakin tidak ingin melihat bayiku?" Tanya Loona dengan tangan mengelus perut besarnya.

"Hmm" angguk Jungkook dengan senyum merekah "Aku pikir ponakanku malu saat pamannya yang tampan ini memandanginya di layar USG jadi ia selalu menutupi wajahnya dengan tangan" jawab Jungkook seraya mengelus perut Loona.

   
Plaakkkk

  
"Jangan sentuh perut adikku" omel Jimin seraya memukul lengan Jungkook untuk menepisnya.

"Kenapa?" Tanya Jungkook "Baby, baik-baik saja. Jika kau tidak ada dirumah aku lah yang membantu Loona mengelus perutnya, menenangkan baby. Ia menurut padaku, Hyung. Tanganku adalah sebuah keajaiban dunia"

Jimin menggeleng kencang "Aku khawatir saat lahir wajahnya jadi mirip denganmu"

"Aku tampan. Bibitku bibit unggul" sombong Jungkook.

"Kau ingin aku memukulmu lagi! Pergilah" Gemas Jimin membuat Jungkook berjengit kabur lalu kembali lagi mengelus kepala Loona kemudian masuk ke sisi pengemudi.

Loona tertawa melihat pertengkaran keduanya. Walaupun keduanya mengisi hari-hari Loona selama 2 bulan terakhir ini namun rasanya ia begitu merindukan pria yang sudah terkunci dalam hatinya. Itu terlihat jelas dalam netra Loona dan Jungkook bisa merasakan hal itu. Terlebih pernah beberapa kali Jungkook mendapati Loona menangisi Yoongi ketika ia hendak mengantarkan susu ke kamar Loona dimalam hari.

Jungkook bisa saja mencurangi Yoongi. Terlebih rumah tangga mereka sedang mengalami guncangan. Semua peluang terbuka lebar. Jimin dan kedua orang tuanya sudah memberikan lampu hijau untuk merebut Loona dari Yoongi namun lagi-lagi baru akan melangkah maju kata-kata Namjoon  memporak-porandakan hatinya. . .

   
'Jika kau tidak melihat ia sebagai suaminya tapi liatlah ia sebagai seorang ayah'

  
Jika sebelumnya Jungkook tak bisa menggapai Loona karna masalalu gadis itu namun kali ini Jungkook kembali terhempas karna makhluk kecil didalam kandungan Loona. Ia tak sampai hati membuat bayi kecil yang belum melihat dunia itu tidak mengenal ayah kandungnya.

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang