Chapter 66

74 19 5
                                    

"Kau"

"Hai, Loona"

Senyum riang syarat akan kebahagiaan itu tercetak jelas dalam wajah tampan Kim Taehyung. Pria yang hari ini menggunakan sweater putih dan kaos putih begitu pun topinya.

 Pria yang hari ini menggunakan sweater putih dan kaos putih begitu pun topinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Taehyung. Tak ada yang bisa menggambarkan kebahagiaanya hari ini. Seakan mengganti semua hari nestapa yang dilaluinya tanpa sang jelita. Taehyung akan mengingatnya.

"Aku merindukanmu" ucapnya seraya memperkecil jarak diantara mereka

Semburat rona merah memancar hangat menjalari kedua pipi Taehyung bak akar-akar pohon. Ia seperti mengenang moment saat pertama kali mereka bertemu. Dari jarak sedekat ini Taehyung bisa memeta wajah gadisnya. Ia masih seperti Park Loona-nya yang dahulu. Mata bulat, hidung mancung dan kecil sama seperti bibir merah bak buah yang sudah ranum. Taehyung merindukan semua hal tentang Loona dan sesuatu yang baru Taehyung sadari adalah debaran jantungnya masih sama untuk sang kekasih.

Pertemuan pertamanya saat dikampus Taehyung pikir Loona mungkin sangat marah hingga mengabaikannya dan ia harus berurusan dengan teman laki-laki Loona. Bagi Taehyung hal yang biasa Loona lebih banyak berteman dengan laki-laki karna sejak mengenalnya, gadis itu memang cenderung memiliki teman laki-laki lebih banyak daripada perempuan.

Berbanding terbalik dengan wajah bahagia Kim Taehyung, gadis yang masih dianggap sebagai kekasihnya itu menatap nanar Taehyung. Entah bagaimana bisa menggambarkan ekspresi Loona saat ini?

Dan Taehyung tidak ambil pusing ia hanya tahu jika ia bahagia dengan pertemuan ini, maka begitupun dengan Loona. Apapun yang membuat ia bahagia pasti gadisnya juga akan merasakan. Dan malam ini Taehyung benar-benar berniat untuk mengembalikan hubungan mereka kembali seperti dulu.

Hiruk pikuk bioskop sabtu malam seakan lenyap tak terdengar. Seakan semua aktivitas hanya berupa visual tanpa audio ditambah otaknya mendadak seakan berhenti berputar. Pikiran Loona mendadak kosong. telinganya pun tiba-tiba berdenging seperti banyak lebah yang berterbangan didalam sana. Suara-suara samar merayap memasuki indera pendengaran. Lirih dan lambat laun seperti sebuah teriakan yang bertubi-tubi hendak memecahkan gendang telinganya.

'Ia membunuh sahabatnya'

'Kau tak pantas hidup?'

'Jika aku jadi dia, aku tak akan sanggup melihat dunia'

'Gadis jahat!'

'Kau membunuh anakku dan bayinya. Dasar pembunuh!'

'Kau harus mati'

'Mati, kau Loona'

'Mati'

Loona memejamkan matanya sesaat kala rasa sesak tiba-tiba merayap menyapa rongga dadanya. Air mata mendadak menggupal disudut kelopak mata siap bergulir. Dan rasa sakit yang sialnya entah darimana ikut menginterupsi semua sistem syaraf Loona untuk diam bak sebuah patung dihadapan Taehyung.

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang