Chapter 54

82 15 1
                                    

07.30

Alarm ponsel Yoongi berbunyi nyaring memekakkan telinga. Yoongi mengerjap, berusaha menyeimbangkan cahaya yang masuk dari balik gordeng kamarnya. Terduduk sesaat lalu mencari dimana ponselnya berada, tangannya meraba di sekitar selimut polos berwarna biru ternyata benda pipih itu berada disana.

Yoongi hanya mematikan alarm ponselnya lalu kembali memejamkan matanya. Ia ingin kembali tidur namun mendadak sebuah ingatan berkelebat dalam pikirannya hingga membuat bibirnya tanpa sadar tertarik kesamping begitu lebar.

Tadi malam ia berbicara banyak dengan Loona hingga pukul 2 dini hari mereka baru masuk ke kamar masing-masing itu pun saat Loona banyak menguap. Jika dipikir-pikir ternyata Loona bisa membuat Yoongi bersuara lebih dari satu jam. Biasanya Yoongi mudah bosan tapi tidak dengan Loona entah karna ia nyaman dengan gadis itu atau karna Loona selalu memiliki topik yang Yoongi sukai.

Setelah pengesahan perjanjian mereka Yoongi mencerita tentang pekerjaannya kepada Loona. Ia tak ingin Loona sekedar tahu tentang pekerjaannya tapi ingin Loona benar-benar mengetahui apa yang ia kerja sehari-hari. Loona mendengarkan dengan baik bahkan sesekali gadis itu bertanya dan dengan telaten Yoongi menjelaskan. Tidak terlalu terperinci hanya yang Yoongi kira Loona bisa mengerti.

Mungkin ini adalah kesalahan Yoongi membuat Loona merasa terasingkan, Yoongi pikir awalnya untuk apa menjelaskan pekerjaannya kepada Loona toh, itu tak ada hubungannya sama sekali tapi semua itu seketika berubah. Loona adalah bagian dari hidupnya sekarang jadi Yoongi bertekad untuk membuka semua hal tentang hidupnya kepada Loona. Entah itu hal yang penting atau hal yang remeh sekalipun. Ia ingin Loona mengenalnya lebih dalam, lebih banyak, lebih dari semua orang yang pernah dekat dengannya. Bahkan ingin melibatkan semua hal dihidupnya dengan gadis itu.

Mengingat kebersamaannya dengan sang istri tadi malam memang tak akan ada habisnya. Yoongi menyimpan kenangan manis itu dalam otaknya, ia ingin mengingatnya lagi sebagai penyemangatnya bekerja hari ini.

Hanya butuh 30 menit bagi Yoongi untuk bersiap-siap ke kantor. Ia baru keluar dan hendak sarapan saat namun pergerakannya terhenti mana kala hanya sebuah piring kosong yang tersedia diatas meja makan.

"Ajumma, mana piring untuk Loona?" Tanya Yoongi.

Shin Ajumma yang tengah mencuci piring menoleh. Melihat ekspresi kebingungan Yoongi "Loona sudah pergi saat aku datang"

Yoongi bergegas mengeluarkan ponselnya dari saku jas. Menggulir menu ponsel hingga menemukan sebuah file PDf dimana Namjoon mengiriminya jadwal Jungkook "Apa ia pergi kuliah?" Monolog Yoongi kemudian mencari kontak sang istri lalu menggulir tombol bericon telpon disana.

"Hallo"

"Kau dimana?"

"Aku dikampus"

"Kenapa tak memberitahuku?"

"Aku sudah mengetuk pintumu tapi kau tidak membukanya"

"Pintunya tidak aku kunci. Kau bisa langsung masuk dan membangunkanku. Kau naik apa ke kampus?"

"Naik bus. Aku harus mampir dulu ke toko dekat kampus karna ada beberapa barang yang aku butuhkan"

"Ck, Kenapa naik bus? Kau bisa meminta aku atau supir untuk mengantarmu"

"Yakk, apa kau pikir aku setega itu"

Yoongi tersenyum. Terlihat kejam nyatanya Loona kerap memperlakukan Yoongi dengan begitu manis.

"Kau hari ini akan ke kantor?"

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang