chapter 6

166 25 4
                                    

Seharian di rumah duka tak terelakkan laki-laki yang memiliki kulit seputih marmer itu tengah dirundung kesedihan mendalam. Begitu banyak orang disana namun Yoongi memilih untuk duduk diam dekat foto mendiang sang nenek. Ia terus memandangi bingkai foto sosok wanita tua yang telah mendedikasikan sisa umurnya untuk Yoongi.

Bagaimana ia hidup sekarang tanpa sang nenek? Bukankah saat ini ia hidup untuk sang nenek? Tak dipungkiri wanita tua itulah yang memberikan semangat pada Yoongi untuk hidup dengan baik. Entah apa jadinya ia sekarang?

Saat Yoongi hanyut dalam lamunannya sebuah tangan mungil menepuk bahunya pelan. Gadis itu disana sejak nenek Min tiada. Tentu saja, ia menemani pria yang sekarang berstatus suaminya.

Walaupun Loona tak begitu mengenal Yoongi namun ia berusaha untuk mendampinginya. Yoongi kalut dengan kepergian sang nenek. Pria satu hari yang lalu terlihat begitu cengeng dan selalu mengeluarkan air matanya kini tak terlihat lagi. Ya, entah apa yang ada diotaknya ia hanya diam tak menyapa para pelayat  dan sibuk dengan pikirannya sendiri sedangkan Loona? gadis itu yang menggantikan Yoongi menerima para pelayat ditemani Kim Seokjin dan istrinya Kim Jisoo.

Para pelayat tak ada yang tahu bahwa gadis berparas cantik itu adalah istri Yoongi, karna suasana duka yang mendalam mereka memilih tak menanyakan banyak hal mengenai gadis cantik yang kerap duduk di sisi suaminya dan memilih diam namun terlihat jelas wajah penasaran orang-orang yang menatap Loona.

"Minumlah" ucap Loona dengan senyum lembutnya.

Yoongi mengalihkan pandangannya sesaat pada gadis yang tak pernah ia sangka akan menjadi istrinya. Ia menatap dalam gadis yang saat ini tengah membuka sebuah kotak makanan berwarna cokelat dihadapannya. Tatapan matanya kosong.

Gadis ini. Ia Istriku, batin Yoongi.

"Nenekku membuatkan ini untukmu. Makanlah dulu" ucap Loona seraya menyodorkan kotak makanan berwarna hijau.

Tak ada jawaban dari Yoongi pria itu malah kembali menatap foto mendiang sang nenek membuat Loona menghela napas panjang.

Ini pertama kalinya Yoongi meresponnya setelah seharian pria itu hanya diam dan tak menanggapi orang-orang yang berbicara padanya. Jujur saja Loona mencemaskan tubuh kurus nan kuyu suaminya karna seharian ini belum ada makanan apapun yang masuk kedalam perutnya bahkan air putih.

Loona sungguh tak mengenal lelaki ini. Bagaimana ia hidup? Bagaimana cara ia berinteraksi dengan orang lain? Apa yang ia sukai dan tidak? Ia tidak tahu apapun tentang suaminya namun yang pasti ia hanya tahu Yoongi adalah lelaki yang sangat menyanyangi neneknya dan ia harus memperhatikan suaminya. Bukankah itu kewajiban seorang istri?

"Yoongi, kau belum makan dari kemarin. Jika nenek Min tahu kau seperti ini ia pasti akan sedih" bujuk Loona.

Satu detik ...

Dua detik ...

Tak ada respon dari pria berkulit pucat itu hingga membuat Loona putus asa kemudian meletakkan kotak makanannya disisi kanan Yoongi lalu kembali pergi.

Ya, gadis itu benar. Jika nenek tahu ia tidak makan dengan teratur tentu wanita tua itu sudah menghujaninya dengan ocehan panjang lebar.

Setetes air mata kembali mencelos dari pelupuk matanya. Sesak. Ia sekarang harus terbiasa hidup tanpa sang nenek karna satu-satunya sumber kekuatannya sekarang telah tiada.

Min Yoongi kembali tertunduk dan meremas rasa sakit yang menghujam dada kirinya. Pria itu berusaha keras untuk tidak menangis tanpa ia sadari sang istri tengah memperhatikan. Ingin rasanya Loona memeluk Yoongi guna menenangkannya namun ia tak cukup berani melakukan hal itu dan memilih hanya diam berdiri tak jauh di belakang Yoongi. Memperhatikan pria yang sekarang resmi menjadi suaminya.

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang