Chapter 53

87 20 1
                                    

"Loona!" Panggilan Yoongi mengudara menghiasi senja sore dihalaman rumah minimalisnya. Napasnya memburu melihat presensi sang istri yang kini memasuki rumah tanpa mau repot-repot menoleh.

"Loona kita harus bicara" teriak Yoongi lagi. Ia masih berharap Loona mau diajak berdiskusi. Bukan diskusi seperti di mobil tadi saat mereka pulang dari lokasi shooting Jungkook. Loona terus saja diam membatu. Yoongi tahu Loona kesal karna ia membuat pekerjaan Loona menjadi sulit. Tidak, lebih tepatnya Yoongi membatasi ruang gerak Loona. Loona tak diperbolehkan membantu Jungkook berpakaian tapi ia tak boleh menyentuh pria itu dan berdiri pun tidak boleh lebih dekat dari satu meter.

Yoongi gila! Yoongi sialan!

Makian itu terus berputar bak sebuah MP3 di telinga Yoongi. Yoongi tak masalah, ia menikmati acara menjemput sang istri pulang bekerja sementara Loona menahan untuk tidak mencabik-cabik wajah mulus nan tampan milik sang suami.

Kemarahan Loona memuncak ketika Yoongi dengan seenaknya menarik tangan Loona untuk pulang. Memang Jungkook sudah selesai shooting tapi Loona ingin melihat hasilnya dulu. Loona ingin melihat bagus atau tidaknya pakaian yang ia buat itu untuk catatan pribadinya tapi Yoongi tak membiarkan Loona berbuat hal yang demikian. Pria itu langsung membrondol sutradara Boong dan manager Joon dengan kata-kata menyebalkan.

'apa istriku sudah selesai? Aku ingin pulang bersamanya sekarang'

Loona mengingat wajah kedua pria itu disana dengan ekspresi tak enak. Jika itu permintaan CEO mereka tentu tak ada alasan untuk menolak. Manager Joon pun akhirnya meminta Loona untuk pulang membiarkan sisanya ia yang mengurus. Akhirnya Loona pasrah dan ia menuangkan rasa bersalahnya dengan mengirimin pesan berisi permintaan maaf. Kim Namjoon hanya menjawab. . .

'tidak masalah. Namun Itu akan jadi masalah jika tuan Suga marah jika kau tetap bertahan disini'

Dan Loona hanya mampu memendam perasaan bersalah, sedih dan kesal dalam diam. Ia tak berbicara apapun pada Yoongi selama perjalanan pulang. Mood-nya sangat buruk dan sepertinya Yoongi berusaha mengubah mood-nya. Namun hasilnya tetap nihil.

Yoongi membiarkan Loona mengacuhkannya. Gadis itu mungkin butuh waktu untuk menenangkan diri dikamar. Tapi tak tahu kan Loona Yoongi sedari tadi ingin berbicara banyak hal padanya? Tak kuasa menahan rasa rindu, akhirnya Yoongi berjalan menuju kamar sang istri. pria yang kini sudah mengganti kemeja dan jasnya menjadi baju rumahan dengan celana pendek dan kaos putih itu mengetuk tiga kali pintu kamar Loona.

Yoongi menunggu dengan bersandar pada sisi dinding hingga pintu dibuka dan kepala Loona menyembul. Istrinya baru selesai mandi itu terlihat jelas karena kepala Loona yang dibalut dengan handuk putih mirip sarang lebah. Wajahnya terlihat lebih segar tak sekusut tadi.

"Kenapa?" Tanya Loona sinis.

Yoongi mengerjap beberapa saat. Aroma Loona menguar meninju hidung Yoongi tanpa permisi, rasanya menyenangkan sekali membaui aroma gadis ini. Yoongi jadi ingin memeluk kucing betinanya "Aku ingin makan"

Loona mengerutkan keningnya. Ia membuka seluruh pintunya menatap Yoongi penuh curiga "Satu jam yang lalu kau habis makan, Yoon"

Ah, Yoongi melupakan hal itu! Jika bukan makan Yoongi harus membuat alasan apalagi demi membuat Loona keluar dari sarangnya. "Sejak pagi aku baru sekali makan. Jadi sekarang aku makan lagi. Butuh banyak tenaga untuk berfikir agar semua karyawanku mendapat gaji yang layak"

Loona mengerutkan keningnya ajaib. Meneliti penuh tanda tanya dibalik wajah Yoongi. Ia bingung menafsirkan sebenarnya Yoongi saat ini sedang meminta bantuannya atau tengah menyombongkan diri. Apa Yoongi sengaja mengatakan itu didepan Loona yang notabennya juga karyawannya?

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang