Chapter 48

83 20 1
                                    

Peluh membahasi kening Loona. Weekend biasanya Loona hanya berkutat di kamar mendengarkan musik, bermain game atau mendesain rancangan baju tapi entah kenapa pikirannya sedang tak ingin melakukan itu. Ada letupan aneh dalam dirinya yang membuat Loona ingin mengeluarkan semua letupan itu.

Loona melirik seseorang yang tengah berdiri di balkon kamarnya dengan tangan kanan memegang sebuah kertas dan kirinya  secangkir minuman. Ia Min Yoongi. Suaminya yang kini semakin irit berbicara. Entah ada apa dengan otak pria sedingin es itu sejak ia pulang dalam keadaan setengah mabuk dan meracau tidak jelas Yoongi jadi sosok yang berbeda. Ia Mencampakkan, mengacuhkan dan meniadakan Loona. Yoongi membuat Loona terasingkan dan Loona benci itu.

Padahal Loona sudah sering mengajak pria itu berbicara. Saat ia menyiapkan baju kerja Yoongi atau saat memakaikan pria itu dasi namun pria itu diam. Wajah datar Yoongi dan ia yang menolak berkontak mata dengan Loona kadang membuat Loona kesal.

Pernah suatu pagi Loona membuat Yoongi benar-benar marah. Ia tengah memakaikan pria itu dasi namun Yoongi sibuk menghafal kata-kata dalam secarik kertas dalam genggamannya. Tangannya terus bergerak bak seorang yang tengah berpidato dan itu membuat Loona gagal fokus. Loona sudah cukup bersabar meminta Yoongi untuk tak banyak bergerak namun pria itu mengabaikannya. Alhasil, Loona menarik dasi Yoongi sekuat tenaga, hingga membuat pria itu tercekik dan marah. Lalu keesokkan harinya saat Loona datang ke kamarnya untuk memakaikan Yoongi dasi pria itu menolak. Ia mengatakan tak mau mati sia-sia ditangan sang istri. Percayalah, dalam hati Loona bersorak gembira!

Drrrtttt

Drrrttt

Drrrttt

Ponsel Loona bergetar dibalik saku celana pendeknya. Ia membuka ponselnya, membaca pesan singkat dari seseorang yang menunggunya lalu pergi begitu saja meninggalkan bola basket yang tengah ia mainkan.

Loona mengganti bajunya dengan sebuah dress berwarna biru dan tas putih ia bergegas menuruni tangga dan langsung menuju dapur.

"Ajumma, apa Yoongi hari ini akan pergi bekerja?" Tanya Loona

Shin Ajumma terdiam sesaat "Entah, nanti aku tanyakan"

Loona mengangguk paham. Biasanya Yoongi selalu menghabiskan waktu liburnya dirumah seharian tapi sebulan terakhir ini pria itu tetap bekerja dihari libur.

"Kenapa tidak kau tanyakan sendiri?" Tanya Shin Ajumma yang tengah memasukkan buah-buahan kedalam kulkas.

"Aku malas bicara dengan batu"

"Kenapa? Kalian bertengkar lagi?"

Loona hanya mengangkat bahunya lalu pergi meninggalkan Shin Ajumma dengan tanda tanya besar.

"Loona kau mau kemana?" Tanya Shin Ajumma setengah berteriak.

"Bekerja"

Shin Ajumma menggeleng pelan melihat istri Min Yoongi itu berlari "Aish, kenapa mereka senang sekali bertengkar!" Keluh Shin Ajumma.

Tepat saat Shin Ajumma menyelesaikan keluhannya Yoongi datang. Pria itu berniat mengambil segelas air dari dispenser namun tangannya terhenti kala Shin Ajumma menghalanginya.

"Ada apa Ajumma?" Tanya Yoongi datar.

"Kau bertengkar lagi dengan Loona?" Tanya Shin Ajumma membuat Yoongi berdecih.

"Kami tidak bertengkar"

"Lalu kenapa kalian seperti menjaga jarak beberapa Minggu ini? Khususnya kau"

"Pekerjaanku hanya sedang menumpuk" jawab Yoongi membuat Shin Ajumma memicingkan matanya penuh curiga.

Oh ayolah Yoongi benar-benar sedang lelah menghadapi dirinya sendiri dan sekarang ia harus berhadapan dengan Shin Ajumma. Jika seperti terus ingin sekali Yoongi pergi ke gua dan bertapa disana.

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang