Chapter 62

83 20 0
                                    

Loona masih tak bergeming dari duduknya. Gadis itu hanya menatap kosong jendela kamar yang dihiasi gordeng putih tanpa minta. Sinar matahari pagi menembus hingga memantul cerah pada wajah pucatnya menambah kesan presensi itu seperti enggan hidup. Tadi malam ia tidur, memang tidur namun tidak nyenyak. Mimpi-mimpi buruk yang mengiris jiwanya terus saja merayap. Loona bahkan sering terbangun karna tepukan hangat Yoongi yang cemas. Sudah dipastikan jika Loona tak nyenyak dalam tidurnya Yoongi malah tidak bisa tidur dan terus terjaga. Khawatir ia terbangun dalam keadaan panik dan ketakutan. Cara terakhir yang ampuh mengobati masalah tidur sang istri adalah memeluknya. Loona mendengar Yoongi yang entah sudah beribu-ribu kali mengatakan. . .

'tidurlah. Kau aman bersamaku'

'ada aku disini'

'Percaya padaku'

Dan saat Loona terbangun saat jam menunjukkan pukul 10 pagi ia tak mendapati lengan hangat Yoongi yang ia jadikan bantal. Pria itu sudah berkutat didapur, membuatkannya steak daging, mengajaknya berbincang seperti tidak ada masalah apa-apa. Yoongi tersenyum, berkomentar tentang masakannya sendiri, memberinya yogurt strawberry tanpa membahas apa yang terjadi tadi malam. Padahal di meja makan pagi tadi Loona merasa sangat bersalah. Ia membuat suaminya tidak tidur nyenyak dan membuat pria itu mendeklarasikan ia tengah mengambil cuti dengan alasan malas bekerja padahal Loona tahu Hosoek dan Daehyun menelponinya berkali-kali dan terlibat pembicaraan cukup panjang mengenai pekerjaan pagi ini.

"Apa kau tidak ada keinginan untuk menjalani hidupmu kembali, Loona?" Tanya seorang wanita dengan blezer putih dengan rambut diikat satu, ia Lee Ji Eun.

Ji Eun menghela napas panjang. Seperti mengerjakan PR yang tertunda bertahun-tahun lamanya dan kini ia harus menyelesaikan. Paling tidak ia ingin membantu pasiennya ini menemukan kepingan-kepingan kehidupanya yang tercecer dan menyatukannya. Masalah itu akan menyatu dengan baik hingga menghasilkan sesuatu yang bagus, itu tergantung Loona. Tapi melihat Loona yang hanya duduk bak sebuah porselen cina yang begitu cantik dan mahal, mengabaikannya dengan lembaran-lembaran kertas dan pulpen yang siap menari diatasnya cukup membuat kepala Ji Eun berdenyut nyeri.

Lee Ji Eun adalah seorang psikoterapi yang pernah menangani Loona beberapa tahun lalu. Wanita yang terlihat anggun dan sangat modis itu datang saat waktu menjelang sore hari. Loona tidak tahu bagaimana ia bisa datang kesini, mungkin Eomma dan Appa-nya yang meminta Ji Eun datang namun Loona enggan mempertanyakan hal itu. Baginya bertemu dengan Ji Eun seperti mengulang kembali sesi konselingnya yang kelam.

"Loona, aku tahu bertemu dengan masalalumu pasti bukan hal yang mudah tapi ini bukan kau saja yang merasakan kesulitan tapi suamimu juga" lanjutnya.

Loona mengalihkan pandangannya, menatap Ji Eun penuh arti "Bagaimana Eonnie bisa sampai disini?" Tanya Loona.

Ji Eun ragu tapi sepertinya ia harus mengatakan semua hal yang Yoongi larang pada gadis ini "Suamimu mencariku ke Daegu beberapa hari yang lalu saat kau sedang berada dirumah sakit. Ia menceritakan semua tentangmu, mengetahui apa yang terjadi denganmu bukanlah hal yang bisa membuatku terkejut tapi melihat kedatangan suamimu yang dipenuhi rasa kalut dan frustasi luar biasa membuatku rasanya harus menceritakan hal ini padamu, Loona"

"Jadi Yoongi yang memintamu datang?" 

Ji Eun mengangguk pelan. Ia lalu bergerak menggenggam kedua tangan Loona, menatap gadis itu intens "Jika kau ingin melupakan masalalumu percayalah padanya Loona"

Begitulah kata-kata terakhir yang Lee Ji Eun tanamkan pada jiwa rapuh pasiennya dan sejak kepulangan Ji Eun Loona hanya bisa terdiam menatapi cakrawala malam hari dari balkon kamarnya hingga sayu-sayu terdengar pintu kamarnya terbuka dan tertutup kembali. Angin malam yang berhembus membawa aroma maskulin dari tubuh Yoongi. Pria itu sudah berganti pakaian, rambutnya yang setengah basah mengindikasi ia baru saja selesai mandi. Yoongi berdiri dibelakang Loona cukup lama. berusaha menerka bagaimana perasaan sang istri setelah pertemuannya dengan psikolognya, Ji Eun. Jujur saja Yoongi khawatir Loona marah karna ia membawa psikolog itu datang kerumah ini, dimana yang Yoongi tahu Loona bahkan sengaja meninggalkan sesi konselingnya dulu dan tak pernah menuntaskannya. bagi Yoongi tidak masalah Loona marah dengan memukuli Yoongi tapi ia khawatir kemarahan gadis itu akan kembali membuatnya menjaga jarak tak kasat mata bagi mereka berdua. 

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang