chapter 67

82 16 12
                                    

Yoongi tertunduk lesu di kursi panjang membentang di lorong rumah sakit. Pakaian yang awalnya masih basah kini tak lagi memperlihatkan tetesan air yang merembes seolah kulit Yoongi terbuat dari spons. Tangan putih yang dipenuhi urat simbol garis kerja kerasnya menyatu seperti tengah merapalkan doa bersamaan kepalanya yang tertunduk. Degup jantung yang masih terasa cepat, pikiran yang kacau seiring dengan jelasnya ingatan tentang bagaimana otaknya terus mengulang kejadian  dimana Loona melompat dari atas jembatan membuat keputusasaan bertubi-tubi menyambar batin Yoongi. Tidak berdarah namun rasanya begitu perih hingga susah payah Yoongi menahan air matanya untuk tidak terjun bebas.

Saat membawa Loona ke rumah sakit Yoongi tak menunggu bantuan petugas medis untuk memindahkan sang istri ke bangkar rumah sakit. Pria bermarga Min itu dengan cekatan langsung turun dari mobil Namjoon dengan menggendong tubuh Loona memasuki IGD dengan berlari diikuti  Hoseok dibelakangnya. Ia meletakkan tubuh Loona yang tak sadarkan diri diatas bangkar dan meminta kepada dokter untuk memberikan Loona pertolongan medis sebaik mungkin demi menyelamatkan sang istri. Jika Yoongi memiliki buku catatan sejarah hidupnya tentu Hoseok dan Namjoon akan menulisnya bagaimana sosok sedingin es itu berubah 180 derajat. Yoongi yang sedih, panik, takut dan putus asa. Itulah wajah Yoongi.

Tepukkan hangat Hoseok menyadarkan Yoongi. Kepalanya terangkat melihat sebuah sweater putih disodorkan "Ganti bajumu dulu" titah Hoseok dengan senyum menenangkan. Ia tahu pria yang tengah dirundung rasa keputusasaan disana tengah merasakan kesedihan mendalam. Yoongi memang belum cerita namun Hoseok dan Namjoon cukup terkejut keduanya tentu sudah menduga apa yang terjadi dengan Loona namun mereka masih enggan menanyakan alasan dibalik kejadian tersebut.

Yoongi meraih sweater bertuliskan GUCCI pada bagian dadanya seraya bangkit. Tanpa berkata banyak pria itu membuka bajunya dengan cepat, membiarkan tubuh atletisnya  terpampang sepersekian detik sebelum memakai sweater milik Hoseok "Pulanglah" titah Yoongi datar nyaris tak memiliki tenaga. Kedua iris matanya menatap tak bernyawa.

Hoseok menatap Namjoon yang duduk tak jauh dari Yoongi. Pria dengan lesung pipi itu tengah berkutat dengan ponselnya dan yang Hoseok yakinin Namjoon tak benar-benar memainkannya ia mungkin hanya tak ingin terlalu terlihat tengah memperhatikan Yoongi.

"Aku akan menemanimu" ucap Hoseok hanya dibalasan tatapan datar sang sahabat tanpa perdebatan, tanpa penolakan.

Hampir satu jam menemani Yoongi suasana diselimuti keheningan padahal bisa saja Namjoon maupun Hoseok pergi tapi melihat keadaan CEO mereka yang kacau saat ini membuat hati keduanya mengiba. Cukup terkejut mendapati sikap lain Min Yoongi. Ia bahkan tidak menyangka Yoongi memiliki sisi rapuh seperti ini. Sungguh jika bisa, Namjoon ingin sekali memeluk tubuh pria itu. Memberi motivasi bahwa semua akan baik-baik saja.

Seorang dokter pria dengan jas dokternya bertuliskan dokter Kim Sa-bu keluar dari ruang IGD "Keluarga Min Loona" panggilnya.

Yoongi bergegas bangkit mendekat "Aku suaminya" sahut Yoongi serak kerongkongan terasa begitu kering namun secercah harapan menjalar perlahan pada wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yoongi bergegas bangkit mendekat "Aku suaminya" sahut Yoongi serak kerongkongan terasa begitu kering namun secercah harapan menjalar perlahan pada wajahnya. Seakan kehadiran dokter berusia 45 tahun itu adalah tabung oksigen.

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang