chapter 4

130 29 4
                                    

Loona baru saja menginjakkan kaki disebuah rumah bercatkan putih. Sebuah rumah yang nampak begitu asri dengan banyak pepohonan dan bunga-bunga bermekaran di halaman membuat Loona berkali-kali tersenyum. Ia menyukai rumah dengan design seperti ini. Sangat alami.

Nenek Park Heo meminta Loona memberikan bingkisan untuk nenek Min Young. Rumah keduanya yang berada di lereng gunung membuat gadis itu hanya bermodalkan kaki untuk mencapai kediaman nenek Min karena tidak ada bus yang bisa ditumpangi atau pun kendaraan lainnya. Kakek Goo memiliki sepeda namun sayang Loona tak bisa menggendarainya. Lagipula jarak rumah keduanya cukup dekat jadi hanya membutuhkan berjalan kaki saja.

Tok, tok, tok. . .

Ceklek

Seorang pria dengan kaos putih serta celana pendeknya menyembul keluar. Matanya menyipit bahkan hampir tertutup ketika mendapati sosok Loona di hadapannya. Tentu saja Loona tahu bahwa sepertinya pria ini baru bangun tidur.

 Tentu saja Loona tahu bahwa sepertinya pria ini baru bangun tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eoh, kau gadis cerewet itu!" ucap si pria dengan suara seraknya.

Ok, Loona benar-benar ingin menguncir mulut pria ini jika saja ia tak ingat pesan sang nenek untuk tidak bertengkar dengan pria bernama Min Yoongi.

"Aku ingin bertemu dengan nenek Min" ucap Loona.

Yoongi terdiam sesaat berfikir kemudian membukakan pintu lebar-lebar agar gadis itu masuk "Masuklah, nenek ada di taman belakang" ucap Yoongi.

Loona masuk dan sibuk memandang sekeliling rumah nenek Min Young. Rumah ini begitu sederhana dengan ornamen kayu hingga membuatnya terkesan begitu alami. Sebuah ruang keluarga yang dihiasi dengan foto sebesar ukuran tubuh Loona terpasang apik disana. Foto nenek Min dan cucunya yang berkulit pucat yang mengenakan jas. Ia terlihat lebih keren memakai jas daripada kaos putihnya sekarang.

"Kenapa hanya ada fotomu dan nenek Min disana?" Tanya Loona memecah fokus Yoongi yang tengah memandunya ke halaman belakang.

"Apa kau ingin berada didalamnya juga?" Tanya Yoongi dengan datar.

Loona mempoutkan bibirnya. Bisakah pria ini tak membuatnya kesal?

"Dimana kakek Min dan orang tuamu?" Tanya Loona penasaran.

"Mereka sudah meninggal" jawab Yoongi masih dengan nada dinginnya membuat Loona membulatkan matanya sempurna.

Gadis itu menutup mulutnya dengan satu tangannya merutuki dirinya yang tanpa sadar mungkin menanyakan hal yang menyedihkan untuk si pria pucat itu.

"Maaf aku tidak tahu" ucap Loona merasa bersalah.

Yoongi hanya berdehem menanggapi ucapan Loona. Tak ingin membuat penyesalan gadis dibelakang kian bertambah. Lagi pula ia masih mengantuk pagi ini. Ingin melanjutkan kembali tidurnya.

Mereka pun sampai di halaman belakang rumah nenek Min. Terlihat wanita tua itu sedang berada diantara pohon-pohon strawberry wa.

"Nenek" panggil Loona dengan suara segemerincing bel.

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang