Chapter 83

110 20 59
                                    

Yoongi memandangi bekal sarapan yang tergeletak tak berdaya tepat diatas meja kerjanya dengan tatapan sendu. Ini adalah kotak bekal makanan kesekian yang mendarat cantik tanpa tersentuh. Mengundang otak waras Hoseok yang sedari tadi duduk di sofa dengan laptop dengan icon apel digigit menelisik penasaran. Bola matanya melirik bergantian antara Yoongi dengan layar laptop.

"Kau masih mengabaikannya?" Tanya Hoseok tak menoleh memecah fokus Yoongi.

Yoongi yang sedari tadi tengah menyatukan kedua tangan didepan wajah berfikir, melirik Hoseok sesaat lalu menghela nafas panjang. Memori dalam otaknya kembali bergerilya mengingatkan Yoongi akan penjelasan Loona yang menyakitkan. Walaupun itu sudah terjadi hampir 2 Minggu yang lalu namun sakitnya selalu sama ketika ingatannya kembali menghantam.

Tak tahukah Loona bagaimana Yoongi tengah meratapi harinya? Tak tahukah Loona hancurnya Yoongi mengetahui fakta bahwa Loona memberi kesempatan pada Taehyung? Bukankah itu sama saja seperti Loona memberitahu Yoongi bahwa ia masih memiliki harapan pada Taehyung walaupun pada akhirnya gadis itu tetap kembali padanya.

Perasaannya buruk, pekerjaannya berantakkan, emosi selalu menghantuinya bahkan untuk hal-hal yang sepele dan berimbas pada kesehatan fisiknya. Mereka bertengkar sudah 2 minggu yang lalu dan selama itu pula Yoongi bermasalah dengan lambungnya. Sial! Apa Yoongi terlalu stres memikirkan ini?

Yoongi tak pernah mengalaminya. Biasanya jika sakit itu dikarenakan ia kurang tidur dan kepalanya sakit atau demam namun tidak pernah mengalami mual-mual. Yoongi menjaga pola makannya, lambungnya pun selama ini sehat tapi entah kenapa setiap pagi ia akan muntah-muntah padahal belum mengisi perut dan malam ia akan kesulitan tidur. Mendadak insomnia dan jangan lupakan mood Yoongi naik turun persis grafik pada laporan Hoseok.

Jam tidur Yoongi yang berubah drastis tentu saja bukan semata-mata karna sang istri tapi juga karna pekerjaannya. Khawatir mengganggu Loona yang tidur dikamarnya jadi Yoongi memilih tidur di Genius Lab dan baru akan kembali ke kamar menjelang subuh. Memberi kecupan hangat pada kening Loona ketika ia hendak tidur ataupun terbangun. Hatinya merindukan Loona, itu yang tidak bisa Yoongi pungkiri.

Efek domino dari kurang tidur dan kerap muntah saat pagi ia jadi sering mengabaikan sarapan paginya, sering pilih-pilih makanan kadang ingin ini lalau beberapa detik kemudian ingin itu. Sudah pesan dan ketika makanannya datang Yoongi hanya memandanginya tak berselera. Lambungnya pilih-pilih makanan atau mood-nya yang berubah seperti Loona ketika sedang datang bulan.

Aish, Benar-benar menjengkelkan! Ratap jiwa Yoongi.

Yoongi berdecak sebal mengingat semua berjalan tak sesuai keinginan sejak ia menciptakan perang dingin dengan Loona. Ia lalu menyandarkan tubuhnya di kursi "Aku masih belum menerima perbuatannya. Ia menyakitiku"

Yoongi memejamkan matanya, ingin tidur sesaat. Mengabaikan otaknya dan rasa mual yang menghantui setiap waktu, setiap saat.

"Taehyung, menghubungimu?" Tanya Hoseok namun Yoongi enggan merespon. Ia tak ingin membicarakan berandal sialan itu lagi.

Tahu Yoongi tak akan merespon Hoseok menutup laptopnya menandakan pekerjaannya sudah selesai. Hoseok tahu Taehyung menyusul Loona di Daegu setelah ia berusaha mendamaikan Yoongi. Taehyung bercerita pada Hoseok apa yang terjadi antara ia dan Loona setelah beberapa hari kepulangan Yoongi dari Daegu. Dan akhirnya lewat cerita Taehyung Hoseok akhirnya tahu alasan dibalik ketantruman Bos-nya. Memarahi Taehyung dan memberi pria itu ultimatum keras menjadi pembelaan Hoseok. Ia tidak membela Yoongi tapi memang Taehyung tak boleh melakukan hal itu pada istri orang lain. Bagaimana dan sekuat apapun Taehyung berusaha tapi nyatanya Loona adalah istri sah Yoongi dan Taehyung hanya masalalu.

"Aku sudah kirim laporan meeting dengan Cube Entertainment. Mohon Cek email-mu, Tuan Suga" pinta Hoseok.

"Hmm"

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang